7 Kesalahan Umum Strategi Bidding Google Ads, Waspada!
Google Ads adalah salah satu alat pemasaran digital paling ampuh untuk meningkatkan visibilitas bisnis. Namun, tanpa strategi bidding yang tepat, iklan Google bisa menjadi boros dan tidak menghasilkan ROI yang optimal.Â
Tanpa disadari, banyak pengiklan melakukan kesalahan dalam strategi bidding, yang menyebabkan pemborosan anggaran dan hasil yang tidak maksimal. Yuk, simak tujuh kesalahan umum dalam bidding Google Ads dan cara menghindarinya!
- 1 Apa Itu Bidding Google Ads?
- 2 Kesalahan Strategi Bidding Google Ads
- 2.1 #1 Tidak Memahami Profit Margin dengan Baik
- 2.2 #2 Menyatukan Search Network dengan Display Network dalam Kampanye yang Sama
- 2.3 #3 Tidak Memperhatikan Jenis Match Type
- 2.4 #4 Tidak Memantau Search Query Secara Rutin
- 2.5 #5 Membiarkan Akun Running Ads Tanpa Pengawasan
- 2.6 #6 Terlalu Fokus pada Posisi Iklan Nomor 1
- 2.7 #7 Tidak Mengatur Konversi dengan Benar
- 3 Mengapa Bidding Penting Saat Beriklan di Google?
- 4 Kesimpulan
Apa Itu Bidding Google Ads?
Bidding Google Ads adalah proses menentukan berapa banyak yang bersedia kamu bayar untuk setiap klik atau konversi dalam kampanye iklan Google.
Sistem ini bekerja dengan model lelang di mana pengiklan bersaing untuk mendapatkan slot iklan terbaik berdasarkan relevansi, kualitas, dan jumlah bid mereka.
Ada berbagai strategi bidding yang bisa digunakan, seperti CPC (Cost Per Click), CPA (Cost Per Acquisition), atau ROAS (Return On Ad Spend), yang masing-masing memiliki keunggulan dan tantangannya sendiri.
Baca Juga: Keuntungan Google Ads Untuk Bisnis
Kesalahan Strategi Bidding Google Ads
Menjalankan iklan di Google Ads tanpa strategi bidding yang tepat bisa justru menimbulkan kerugian. Kalau bidding kamu asal-asalan, bisa jadi iklan malah boros tanpa memberikan konversi yang maksimal.
Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam bidding Google Ads yang perlu kamu hindari:
#1 Tidak Memahami Profit Margin dengan Baik
Banyak pengiklan terjebak dalam mengejar klik dan konversi tanpa memahami margin keuntungan mereka.
Padahal, mengetahui nilai seumur hidup pelanggan (Customer Lifetime Value/CLV) sangat penting dalam menentukan seberapa besar biaya yang bisa dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru.
Mengapa ini berbahaya?
- Jika kamu tidak memahami profit margin, ada kemungkinan besar kamu malah merugi meskipun mendapatkan banyak penjualan.
- Tanpa perhitungan yang tepat, kamu bisa menghabiskan anggaran iklan terlalu cepat tanpa hasil yang sesuai.
Rekomendasi:
- Hitung biaya pemasaran dan profit margin sebelum menetapkan bid.
- Tentukan target ROAS (Return on Ad Spend) berdasarkan kategori produk atau layanan.
- Gunakan data historis untuk memproyeksikan laba atas iklan dengan lebih akurat.
- Gunakan alat seperti Google Analytics atau CRM untuk menganalisis nilai pelanggan dari waktu ke waktu.
#2 Menyatukan Search Network dengan Display Network dalam Kampanye yang Sama
Saat membuat kampanye baru di Google Ads, pengaturan default sering kali mencakup jaringan pencarian (Search Network) dan display (Display Network) secara bersamaan. Ini bisa menyebabkan hasil yang tidak optimal karena perilaku pengguna di kedua jaringan ini sangat berbeda.
Mengapa ini bermasalah?
- Jaringan pencarian lebih berorientasi pada niat tinggi (high intent), di mana pengguna aktif mencari produk atau layanan.
- Jaringan display lebih berorientasi pada brand awareness, menampilkan iklan kepada audiens berdasarkan minat mereka.
- Jika digabungkan, performa sulit dioptimalkan karena strategi bidding untuk masing-masing jaringan berbeda.
Rekomendasi:
- Buat kampanye terpisah untuk jaringan pencarian dan display.
- Gunakan Google Smart Shopping dengan bijak jika ingin memanfaatkan teknologi AI untuk mengoptimalkan performa.
- Fokuskan optimasi berdasarkan performa masing-masing jaringan dan sesuaikan strategi bidding yang digunakan.
Baca Juga: Google Ads dan AdSense: Yuk Pahami Perbedaan Fungsinya!
#3 Tidak Memperhatikan Jenis Match Type
Secara default, Google Ads menggunakan pencocokan luas (broad match), yang bisa menyebabkan iklan muncul untuk pencarian yang kurang relevan. Hal ini dapat meningkatkan CPC tanpa meningkatkan konversi.
Mengapa ini berisiko?
- Jika menggunakan broad match tanpa pengawasan, iklan bisa tampil di pencarian yang tidak relevan.
- CPC (Cost Per Click) bisa melonjak karena iklan bersaing di kata kunci yang kurang menguntungkan.
Rekomendasi:
- Gunakan pencocokan luas yang dimodifikasi (+keyword) untuk lebih mengontrol pencarian yang relevan.
- Gunakan kombinasi match type seperti phrase match (“keyword”) dan exact match ([keyword]).
- Kelompokkan kata kunci dengan match type yang berbeda dalam Ad Groups yang berbeda untuk mengoptimalkan performa.
#4 Tidak Memantau Search Query Secara Rutin
Google Ads menyediakan laporan “Search Terms Report” yang memungkinkan pengiklan melihat istilah pencarian sebenarnya yang memicu iklan. Tanpa pemantauan rutin, iklan bisa muncul pada kueri yang tidak sesuai.
Mengapa ini penting?
- Kata kunci yang tidak relevan bisa menghabiskan anggaran tanpa hasil.
- Kamu bisa kehilangan peluang mengoptimalkan kata kunci yang berkinerja baik.
Rekomendasi:
- Gunakan Search Terms Report untuk menemukan dan menambahkan kata kunci negatif.
- Setel laporan otomatis agar kamu mendapatkan data pencarian secara rutin.
- Optimalkan Google Shopping dengan menyaring query berdasarkan tingkat konversi.
Baca Juga: Google Ads vs Facebook Ads. Mana yang Terbaik untuk Bisnis Kamu?
#5 Membiarkan Akun Running Ads Tanpa Pengawasan
Banyak pengiklan berpikir bahwa setelah kampanye dibuat, mereka bisa membiarkannya berjalan sendiri. Padahal, tanpa pengelolaan aktif, biaya iklan bisa meningkat dan performa bisa menurun.
Mengapa ini berbahaya?
- Google Ads selalu berubah; pesaing baru bisa memengaruhi bidding kamu.
- Data dan perilaku pengguna berubah dari waktu ke waktu.
Rekomendasi:
- Luangkan waktu untuk mengoptimalkan bid dan kata kunci secara berkala.
- Gunakan fitur Smart Bidding, tetapi tetap pantau hasilnya secara manual.
- Jika tidak memiliki waktu untuk mengelola akun, pertimbangkan menggunakan jasa Google Ads Partner.
#6 Terlalu Fokus pada Posisi Iklan Nomor 1
Banyak pengiklan berpikir bahwa posisi pertama adalah yang terbaik, padahal posisi ini bisa meningkatkan CPC tanpa menjamin konversi yang lebih tinggi.
Apa dampaknya?
- CPC bisa meningkat secara signifikan tanpa peningkatan ROI yang sebanding.
- Posisi yang sedikit lebih rendah bisa memiliki biaya lebih efisien dengan hasil serupa.
Rekomendasi:
- Evaluasi metrik seperti Absolute Top Impression Share untuk memahami efektivitas bid.
- Coba bid untuk posisi yang lebih rendah dan bandingkan efektivitas biaya per klik.
- Fokus pada kualitas iklan dan landing page untuk meningkatkan Quality Score.
#7 Tidak Mengatur Konversi dengan Benar
Salah satu kesalahan fatal adalah tidak mengatur pelacakan konversi dengan benar. Tanpa data konversi yang akurat, sulit untuk mengevaluasi apakah bidding yang dilakukan sudah efektif.
Mengapa ini penting?
- Jika pelacakan tidak akurat, kamu bisa salah dalam menilai performa kampanye.
- Pengeluaran iklan bisa tidak efisien jika optimasi dilakukan berdasarkan data yang salah.
Rekomendasi:
- Atur konversi melalui menu “Tools” di Google Ads.
- Sinkronkan data konversi dari Google Analytics ke Google Ads.
- Hindari penghitungan konversi ganda yang bisa menyebabkan data tidak akurat.
Baca Juga: 6 Tips Mengoptimalkan YouTube Ads Agar Iklanmu Laris Manis
Mengapa Bidding Penting Saat Beriklan di Google?
Bidding dalam Google Ads bukan hanya sekedar menaikkan tawaran untuk menang di lelang iklan, tapi juga strategi cerdas untuk mengoptimalkan anggaran dan hasil kampanye.
Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa strategi bidding yang tepat itu penting:
- Menentukan Posisi Iklan: Semakin kompetitif bidding, semakin besar peluang iklan muncul di posisi atas pencarian.
- Mengontrol Biaya Iklan: Strategi bidding yang baik membantu mengatur anggaran agar lebih efisien tanpa boros.
- Meningkatkan Click-Through Rate (CTR): Iklan di posisi atas cenderung mendapatkan lebih banyak klik dan traffic.
- Memaksimalkan Return on Ad Spend (ROAS): Dengan bidding yang sesuai, setiap biaya iklan bisa menghasilkan keuntungan optimal.
- Meningkatkan Relevansi Iklan: Google menilai bukan hanya bidding, tapi juga kualitas iklan dan relevansinya dengan pencarian pengguna.
Baca Juga: Cara Menulis Deskripsi Produk yang Benar-Benar Menjual
Kesimpulan
Menghindari kesalahan dalam strategi bidding Google Ads dapat membantu kamu mengoptimalkan anggaran pemasaran dan meningkatkan ROI secara signifikan.
Dengan memahami margin keuntungan, mengelola kata kunci dengan tepat, serta mengawasi performa kampanye secara aktif, kamu bisa mendapatkan hasil terbaik dari setiap rupiah yang dihabiskan untuk iklan.
Agar iklan Google Ads kamu berjalan maksimal, pastikan juga website yang digunakan cepat dan stabil. Gunakan layanan hosting VPS Murah dari IDwebhost untuk memastikan landing page kamu selalu optimal dan meningkatkan peluang konversi.