PX vs EM vs REM pada CSS: Mana yang Lebih Fleksibel?
Dalam pengembangan website, memilih satuan pengukuran CSS yang tepat sangatlah penting, terutama saat mengatur ukuran elemen dalam desain.
Ada banyak perdebatan tentang mana yang lebih baik antara PX, EM, dan REM, tiga satuan CSS yang paling sering digunakan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui perbedaan dan mana yang lebih baik untuk desain responsif dan aksesibilitas.
Contents
Apa Itu PX, EM, dan REM?
Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita pahami pengertian dasar dari masing-masing satuan ini.
PX adalah
PX (Pixel) atau piksel adalah satuan tetap dalam CSS yang mewakili titik terkecil pada layar monitor atau mobile. Ukuran ini tidak terpengaruh oleh ukuran layar, elemen lain, ataupun pengaturan zoom pada browser.
Sebagai contoh, jika kamu menetapkan ukuran font-size 16px, maka ukuran tersebut akan selalu sama di semua perangkat, baik di monitor besar maupun layar kecil seperti smartphone.
EM adalah
EM adalah satuan relatif yang mengacu pada ukuran font elemen induknya. Misalnya, jika elemen induk memiliki font-size 16px, maka 1em sama dengan 16px. Jika ukuran font elemen induk berubah menjadi 20px, maka 1em juga berubah menjadi 20px.
Hal ini membuat EM fleksibel, tetapi bisa menjadi rumit apabila elemen bersarang terlalu dalam karena perubahan pada elemen induk bisa berdampak pada elemen turunan.
REM adalah
REM (Root EM) mirip dengan EM, tetapi ukurannya selalu didasarkan pada elemen root (biasanya elemen html).
Jika font-size elemen root adalah 16px, maka 1rem akan selalu sama dengan 16px, terlepas dari hierarki elemen. Ini membuat REM lebih stabil dan mudah diprediksi dalam desain responsif.
Kelebihan dan Kekurangan PX, EM, dan REM
Ketiga satuan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut di antaranya:
Kelebihan dan Kekurangan PX
Kelebihan:
- Konsisten: Ukuran elemen yang menggunakan PX akan selalu terlihat sama di semua perangkat, memberikan kontrol penuh atas tampilan desain.
- Presisi: Sangat tepat untuk elemen yang memerlukan ukuran spesifik, seperti gambar atau border yang harus tetap proporsional.
Kekurangan:
- Kurang fleksibel: Desain yang menggunakan PX sulit untuk beradaptasi dengan berbagai ukuran layar karena ukurannya tetap dan tidak menyesuaikan dengan perangkat.
- Aksesibilitas rendah: Pengguna yang ingin memperbesar ukuran teks di browser tidak akan melihat perubahan pada elemen yang diatur dengan PX. Hal ini bisa menjadi kendala bagi pengguna dengan keterbatasan penglihatan.
Kelebihan dan Kekurangan EM
Kelebihan:
- Fleksibilitas: EM sangat cocok untuk desain responsif karena ukurannya mengikuti perubahan ukuran font pada elemen induk.
- Modular: Memungkinkan elemen untuk tetap proporsional dengan induknya, di mana pun elemen tersebut ditempatkan dalam struktur halaman. Ini membuat desainmu lebih mudah beradaptasi.
Kekurangan:
- Kompleksitas: Penggunaan EM dapat menjadi rumit saat elemen bersarang, karena ukuran bisa membesar secara tidak terduga ketika ada perubahan pada elemen induk. Ini bisa menyebabkan kesulitan dalam menjaga konsistensi desain.
Kelebihan dan Kekurangan REM
Kelebihan:
- Prediktabilitas: REM lebih mudah diatur karena ukurannya selalu bergantung pada elemen root. Ini berarti bahwa kamu tidak perlu khawatir tentang perubahan ukuran elemen induk lainnya.
- Ramah responsif dan aksesibilitas: Dengan cukup mengubah ukuran font elemen root, kamu dapat mempengaruhi semua elemen yang menggunakan REM, memudahkan pembuatan desain yang responsif dan ramah pengguna.
Kekurangan:
- Lebih terbatas: Dalam hal proporsionalitas dengan elemen lain, REM tidak sefleksibel EM karena ukurannya selalu merujuk pada elemen root. Ini bisa menjadi batasan dalam beberapa skenario desain.
Perbedaan PX vs EM vs REM
Untuk memperjelas perbedaan di antara ketiga satuan ini, mari kita lihat beberapa aspek kunci:
- Perubahan Ukuran Layar: PX akan selalu memberikan hasil yang sama, tanpa memperhatikan ukuran layar atau pengaturan zoom pada browser. Di sisi lain, EM dan REM lebih responsif terhadap ukuran layar dan pengaturan zoom, memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan PX.
- Keterkaitan dengan Elemen Induk: PX tidak bergantung pada elemen induk; ukurannya tetap, sementara EM bergantung pada elemen induknya. Jika ukuran font-size elemen induk berubah, maka ukuran elemen anak juga ikut berubah. REM, di sisi lain, bergantung pada elemen root, sehingga tidak dipengaruhi oleh elemen induk di atasnya.
- Responsif: Secara umum, PX kurang responsif karena ukurannya tidak berubah. Di sisi lain, EM dan REM lebih responsif dan fleksibel karena ukuran elemen bisa menyesuaikan konteks.
Kapan Menggunakan PX, EM, atau REM?
Tergantung pada kebutuhan desainmu, berikut adalah panduan kapan menggunakan ketiga satuan ini:
Menggunakan PX: Konsistensi Ukuran yang Kuat
PX ideal untuk elemen-elemen yang membutuhkan ukuran tetap, seperti gambar atau logo, di mana kamu ingin menjaga proporsi yang sama di berbagai perangkat. Namun, PX kurang ideal untuk desain responsif karena ukurannya tidak menyesuaikan dengan layar.
Menggunakan EM: Fleksibilitas dan Relativitas
EM cocok digunakan untuk teks dan elemen yang perlu menyesuaikan dengan elemen induknya. Jika kamu mendesain website dengan fokus pada tipografi, EM sangat membantu karena elemen-elemen tersebut dapat berubah sesuai dengan ukuran font induknya. Namun, penggunaannya bisa rumit jika terdapat banyak elemen bersarang.
Menggunakan REM: Prediktabilitas dan Responsivitas
REM sering dipilih untuk desain responsif modern karena prediktabilitasnya. Dengan mengubah ukuran font pada elemen root, kamu bisa mengontrol keseluruhan skala halaman secara lebih mudah, yang membuatnya sangat berguna untuk tata letak yang responsif.
Mana yang Lebih Fleksibel?
Jika kita bicara tentang fleksibilitas, jawabannya tergantung pada konteks penggunaannya:
- PX adalah pilihan untuk konsistensi, tetapi tidak fleksibel.
- EM memberikan fleksibilitas tetapi bisa menjadi kompleks dengan elemen bersarang.
- REM menawarkan kombinasi terbaik antara fleksibilitas dan prediktabilitas.
Dalam kebanyakan situasi modern, REM menjadi pilihan utama untuk membuat desain responsif yang tetap mudah dipelihara.
Hal ini memberikan kontrol yang lebih baik dan kemudahan dalam pengaturan ukuran elemen, menjadikannya pilihan yang lebih populer di kalangan pengembang website.
Baca Juga: Pentingnya Daily Backup: Amankan Data Bisnis Sekarang!
Kesimpulan
Memilih antara PX, EM, dan REM tidak hanya soal preferensi pribadi, tetapi juga tentang konteks dan kebutuhan desain yang kamu inginkan.
PX memberi konsistensi yang kuat, EM menawarkan fleksibilitas yang baik, dan REM memberikan kombinasi keduanya dengan prediktabilitas yang lebih tinggi.
Dengan memahami perbedaan dan kelebihan masing-masing satuan ini, kamu dapat menciptakan desain website yang lebih responsif dan ramah pengguna.
Jika kamu ingin memastikan bahwa desainmu berjalan dengan lancar dan optimal, pertimbangkan untuk menggunakan layanan hosting dari IDwebhost.
Dengan dukungan hosting yang andal dan cepat, kamu bisa fokus pada pengembangan website yang menarik tanpa khawatir tentang performa dan keamanannya.
Member since 23 Aug 2024