Disebut Sering Bikin Error: Apa Itu Bug? Bagaimana Cara Mengatasinya?
Pasti kamu sudah tak asing dengan kata bug, bukan? Pada berbagai pembahasan gadget, bug seringkali disebut sebagai penyebab error dan kerusakan sistem. Jadi, apa itu bug? Apakah bug hanya ada di ponsel saja? Hmm sebenarnya, bug juga cukup dikenal oleh para programmer, lho.
Dalam lingkup software development, bug juga diketahui kerap membuat gangguan dalam proses menjalankan sebuah perangkat lunak. Kira-kira, apa yang menyebabkan banyak orang merasa jengkel dengan adanya kehadiran bug? Lalu, dari mana bug berasal? Untuk dapat menjawabnya, mari simak ulasan berikut!
Apa Itu Bug?
Bug adalah kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai arti serangga kecil. Begitulah kira-kira yang dimaksud dengan bug. Istilah bug artinya adalah kerusakan teknis dalam skala kecil yang mengganggu proses berjalannya sebuah program.
Semula, istilah ini berawal dari pengalaman seorang teknisi bernama Grace Hopper. Saat Grace melakukan pengembangan teknologi komputer, ia mengalami hambatan dan menyebutkan bahwa salah satu penyebab kegagalan proyeknya adalah adanya bug atau serangga dalam komponen komputer.
Sejak saat itu, istilah bug mulai digunakan untuk menggambarkan adanya gangguan teknis dalam sistem komputer. Hingga kini istilah bug masih terus digunakan untuk menjelaskan berbagai kerusakan teknis di bidang pengembangan software. Kehadiran bug membuat aplikasi tidak dapat berfungsi dengan normal.
Bug menyebabkan beberapa kendala yang cukup umum seperti aplikasi yang tiba-tiba freeze atau hang, layar perangkat yang menjadi biru atau hitam, atau aplikasi yang tertutup sendiri.
Contoh bug yang cukup terkenal adalah bug pada presentasi Windows yang dihadiri oleh Bill Gates. Bug ini mempunyai sebutan Blue Screen of Death. Pada saat itu bug menyebabkan munculnya layar biru di tengah-tengah proses presentasi Windows 98.
Bukan hanya menjengkelkan, kehadiran bug juga membawa ancaman keamanan bagi sebuah sistem. Hal ini dikarenakan bug dapat membuka celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk membajak perangkat, membobol data pengguna, atau memasukkan malware.
Penyebab Bug
Sudah sedikit mengenal apa itu bug, kan? Sekarang pertanyaannya, dari mana bug berasal? Berikut ini adalah beberapa penyebab bug yang paling umum ditemukan:
- Komunikasi yang buruk. Pengembangan website maupun program sama-sama melibatkan banyak pihak dan proses yang panjang. Dalam pengembangannya, setiap pihak perlu berkomunikasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahan teknis. Adanya kesalahan teknis yang tidak terdeteksi dan justru menyebabkan gangguan pada fitur lainnya atau program gagal untuk dioperasikan.
- Testing yang terburu-buru. Proses pengembangan yang terburu-buru, tidak lengkap, atau tidak sesuai prosedur standar bisa menyebabkan munculnya bug. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan teknis kecil yang terlewatkan dari proses testing sehingga mempengaruhi sistem komponen lainnya dan menyebabkan kerusakan.
- Kesalahan kode pada program yang komples. Semakin kompleks sebuah perangkat lunak maka semakin tinggi potensi munculnya bug. Biasanya software kompleks melibatkan banyak kode yang berjalan bersamaan dan melibatkan banyak programmer. Kesalahan pada satu kode dapat sangat berpengaruh pada keseluruhan operasi software.
- Perubahan Kode yang Tidak Didokumentasikan. Perubahan kode pada proses coding perlu didokumentasikan agar programmer lain yang berkontribusi mengetahui dan tidak melanjutkan kode yang awal. Kesalahan pada kode bukan hanya dapat menyebabkan output yang berbeda namun juga program yang macet karena bug.
Jenis Bug
Dalam pengembangan perangkat lunak, ada beberapa bug yang sering muncul. Misalnya seperti syntax error, functional error, atau logic error. Tahukah kamu apa itu bug logic error? Berikut penjelasan selengkapnya beserta informasi jenis bug lain:
1. Functional Error
Bug jenis ini mempunyai kategori yang cukup luas. Gangguan functional error mencakup berbagai masalah yang mengganggu sistem fungsionalitas dari perangkat lunak. Boleh jadi berupa tombol yang tidak responsif atau masalah dalam pemakaian aplikasi lainnya
2. Usability Defects
Seperti namanya, bug ini menyebabkan pengguna menjadi tidak bisa menggunakan sebuah program dengan maksimal. Biasanya, bug ini disebabkan oleh desain UI yang rumit sehingga pengguna kesulitan untuk menggunakan atau menemukan fungsinya.
3. Performance Defects
Apa itu bug performance defects? Jenis bug ini mempengaruhi berbagai performa dari sebuah program. Misalnya seperti kecepatan, response time, stabilitas, dan sebagainya.
4. Syntax Error
Jenis bug ini muncul pada sorce code dari sebuah program. Syntax error menyebabkan software tidak dapat dicompile dengan baik sehingga proses pengembangannya terhambat.
5. Security Error
Ini merupakan salah satu bug yang berbahaya. Bug security error muncul pada sistem keamanan sebuah program. Jenis bug ini dapat membuka celah keamanan untuk pencurian data, cracking, atau kerusakan program.
6. Compatibility Error
Jenis compatibility error didefinisikan sebagai bug yang menyebabkan sebuah software tidak dapat berjalan dengan semestinya pada situasi tertentu. Compatibilty error biasanya muncul saat kamu membuka aplikasi lama pada sistem operasi yang sudah update.
7. Logic Error
Selain Syntax error, logic error juga dapat muncul pada source code perangkat lunak. Penyebab dari kemunculan bug ini adalah penggunaan kode yang salah sehingga menghasilkan output yang salah.
Cara Mencegah dan Mengatasi Bug
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya bug? Ada beberapa cara yang dapat membantumu untuk mencegah maupun mengatasi bug. Berikut langkah-langkahnya:
1. Membangun Pola Komunikasi yang Baik
Dalam semua pekerjaan, terutama pengembangan software, komunikasi adalah hal yang penting. Untuk mengembangkan sebuah program dengan lancar diperlukan komunikasi yang baik dari seluruh pihak yang terlibat. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota yang menemukan masalah dapat melapor sehingga masalah tersebut tidak mengganggu software development.
2. Jangan Terburu-buru Melakukan Testing
Seperti yang sudah dibahas pada ulasan apa itu bug di atas, melewatkan atau mempercepat proses testing berisiko memunculkan bug pada sistem. Sebaiknya terapkan dua fase pengujian: alpha dan beta testing.
Uji coba pertama berfokus pada fungsionalitas program dan dilakukan pada awal pengembangan. Sementara itu, fase kedua dilakukan untuk menguji program dan mempersiapkannya agar siap digunakan.
3. Gunakan Platform Kolaborasi
Untuk mempermudah alur komunikasi dengan sesama programmer lainnya, kamu dapat menggunakan platform kolaboratif. Pemakaian software kolaboratif dapat memudahkan alur perubahan kode dan manajemen proyek. Misalnya seperti aplikasi Asana, Slacks, atau Trello.
4. Implementasikan Agule Methodology
Metode ini merupakan teknik pengelolaan proyek yang berfokus pada sistem pengembangan secara continue. Maksudnya, pengembangan akan terbagi dalam beberapa fase pengembangan, yang mana setiap fasenya mempunyai tujuan berbeda-beda sesuai dengan perubahan yang diperlukan.
Implementasi metode ini dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan teknis dalam proses pengembangan. Alhasil, proses pengembangan jadi minim risiko dan tidak ditemukan bug pada output software development.
5. Gunakan Program Bug Bounty
Hasil testing yang tidak menunjukkan adanya bug, tidak menandakan programmu bebas dari bug, lho. Saat sebuah program diuji oleh pengembangnya sendiri, sangat mungkin bahwa pengembang melewatkan beberapa detail kesalahan minor.
Dengan bug hunter, software dapat diperiksa dengan lebih objektif. User di luar pengembang memiliki sudut pandang yang lebih fresh sehingga lebih mudah dalam menemukan bug pada software.
Itulah ulasan mengenai apa itu bug, yang biasa disebut sebagai penyebab error. Sekarang, kamu pasti sudah lebih tahu dan siap untuk mengembangkan program tanpa khawatir akan bug, kan? Jika kamu sedang mengembangkan sebuah website, kamu juga dapat menggunakan layanan hosting IDwebhost untuk menciptakan website terbaikmu. Yuk, temukan berbagai promonya di bawah, ya!