Cara Buat Konten Evergreen Sesuai Buyer’s Journey, Panduan!
Strategi konten yang kuat bukan hanya soal bikin viral di awal, tapi soal membangun kepercayaan yang tahan lama. Nah, salah satu cara paling efektif adalah dengan menyusun konten evergreen sesuai tahapan pembelian konsumen, atau yang biasa disebut buyer’s journey.
Artikel ini akan membahas panduan lengkap untuk membuat konten evergreen yang sesuai dengan tahapan buyer’s journey tersebut: bukan sekadar menarik perhatian, tapi juga mendampingi audiens sampai mereka yakin memilih brand kamu.
Apa Itu Buyer’s Journey?
Buyer’s journey adalah gambaran tentang langkah-langkah yang dilalui calon pelanggan sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Proses ini biasanya terbagi menjadi tiga tahapan: mereka mulai menyadari masalah, mencari tahu solusi, hingga akhirnya menentukan pilihan.
Nah, di sinilah data dan analitik punya peran penting. Dengan memahami perilaku mereka, entah itu dari kunjungan ke website, interaksi di media sosial, atau klik pada email, kamu bisa mendapatkan insight yang membantu menyusun konten yang lebih tepat sasaran.
Memahami buyer’s journey dapat membantu kamu dalam menyusun strategi konten yang tidak hanya menarik, tetapi juga tepat sasaran.
Hal ini akan mempermudah pengambilan keputusan berbasis data dan menciptakan pendekatan pemasaran yang berkelanjutan atau closed-loop marketing.
Baca Juga: Berikut Strategi Content Marketing yang Bisa dicoba!
4 Tahapan Buyer’s Journey
Dalam dunia digital marketing, memahami buyer’s journey itu sangat penting, karena setiap pelanggan punya proses sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli.
Biasanya, tahapan ini dibagi menjadi tiga: kesadaran (awareness), pertimbangan (consideration), dan keputusan (decision).
Tapi jangan lupakan satu tahap penting lainnya: saran (advocacy). Di sinilah kamu bisa membangun hubungan jangka panjang, bukan cuma transaksi satu kali.
Awareness Stage (TOFU)
Tahap pertama ini adalah momen ketika calon pelanggan baru sadar bahwa mereka punya masalah atau kebutuhan tertentu. Mereka belum mencari produk spesifik, tapi sedang aktif menggali informasi.
Konten seperti blog edukatif, video singkat, infografis, atau ebook ringan bisa jadi pintu masuk yang pas. Tujuannya? Bantu mereka memahami masalahnya dulu, tanpa langsung jualan.
Consideration Stage (MOFU)
Setelah tahu masalahnya apa, pelanggan mulai cari tahu solusi apa saja yang tersedia. Mereka membandingkan, menganalisis, dan mulai menyaring opsi.
Nah, di tahap ini kamu bisa hadir lewat konten seperti studi kasus, artikel perbandingan, atau informasi detail tentang produk atau jasa kamu. Di sinilah kamu mulai memperkenalkan solusi dengan lebih spesifik, sambil tetap fokus pada value yang ditawarkan.
Decision Stage (BOFU)
Ini adalah titik krusial, di mana pelanggan sudah nyaris memutuskan. Mereka cuma butuh sedikit dorongan lagi untuk yakin bahwa kamu adalah pilihan terbaik.
Konten yang tepat di sini seperti testimoni pelanggan, video demo, diskon eksklusif, atau tabel perbandingan yang menunjukkan keunggulan produkmu dibanding kompetitor. Jangan lupa: di tahap ini, kepercayaan adalah kunci.
Advocacy Stage
Pembelian bukan akhir dari perjalanan, justru ini awal dari hubungan jangka panjang. Kalau pengalaman mereka positif, pelanggan bisa berubah jadi pendukung setia yang dengan senang hati merekomendasikan bisnismu ke orang lain.
Dukung mereka dengan konten seperti tutorial penggunaan produk, forum komunitas, program referral, atau bahkan repost konten buatan pelanggan (User-Generated Content/UGC). Saat kamu rawat mereka dengan baik, mereka bisa jadi bagian dari tim pemasaranmu yang paling autentik.
Strategi Konten Evergreen sesuai Buyer’s Journey
Membuat konten evergreen itu ibarat investasi jangka panjang. Kontennya bisa terus relevan, mendatangkan traffic, dan membantu calon pelanggan di setiap tahap perjalanan mereka. Nah, biar kontennya makin efektif, yuk sesuaikan dengan tahapan buyer’s journey berikut ini:
#1 Edukasi Lewat Konten TOFU (Top of Funnel)
Di tahap ini, calon pelanggan kamu belum tahu solusi apa yang mereka butuhkan. Yang mereka tahu cuma satu: mereka punya masalah atau kebutuhan. Makanya, konten yang kamu buat harus mengedukasi dan membuka wawasan mereka.
Kuncinya, bantu mereka memahami apa yang perlu mereka ketahui dulu sebelum mengambil keputusan. Saat kamu bisa jadi sumber informasi pertama yang mereka percaya, kemungkinan besar mereka akan ingat brand kamu saat masuk ke tahap selanjutnya.
Strategi:
- Buat konten dasar seperti artikel “Apa Itu Hosting?”, “Kenapa Website Lambat?”, dll.
- Gunakan bahasa yang ringan tapi kredibel, cocok untuk pemula.
- Gunakan data atau insight agar artikel terasa terpercaya dan berdasar pengalaman kamu dan bisnis kamu.
- Format konten bisa berupa blog, video pendek, atau infografis.
- Fokus pada menjawab pertanyaan umum (FAQ) yang sering dicari di Google.
Contoh Judul:
“Apa Itu Domain dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?”
#2. Bantu Membandingkan di MOFu (Middle of Funnel)
Setelah mereka sadar akan kebutuhannya, pelanggan mulai membandingkan solusi. Di sini, konten evergreen yang solutif akan jadi senjata ampuh kamu. Intinya, kamu bantu mereka menimbang opsi dengan informasi yang objektif, tapi tetap mengarahkan ke solusi yang kamu tawarkan.
Strategi:
- Buat konten perbandingan, seperti “Shared Hosting vs VPS Hosting”.
- Sertakan tabel atau poin kelebihan dan kekurangan agar mudah dipahami.
- Masukkan contoh studi kasus atau skenario nyata penggunaan layananmu.
- Gunakan pendekatan edukatif namun juga mulai mengenalkan keunggulan brand kamu secara halus.
- Tambahkan CTA (call-to-action) yang mendorong pembaca eksplorasi lebih lanjut.
Contoh Judul:
“VPS vs Cloud Hosting: Mana yang Lebih Cocok untuk Toko Online?”
#3. Yakinkan di BOFU (Bottom of Funnel)
Nah, saat pelanggan sudah siap ambil keputusan, mereka cuma butuh satu hal: keyakinan. Di sinilah kamu bisa mengoptimalkan konten evergreen yang lebih product-focused. Konten seperti ini akan membantu mereka merasa mantap, karena semua jawaban sudah tersedia.
Strategi:
- Buat konten testimoni, review, dan kisah sukses dari pengguna layananmu.
- Tampilkan studi kasus nyata dengan hasil yang terukur.
- Tambahkan bukti sosial (seperti logo klien, jumlah pengguna, dsb) untuk memperkuat trust.
- Sajikan konten teknis atau demo produk untuk menjawab keraguan terakhir.
Contoh Judul
“Bagaimana Website UMKM Ini Naik 3X Lebih Cepat Setelah Pindah ke VPS”
#4. Bangun Loyalitas di Tahap Advocacy
Kalau pelanggan sudah beli dan puas, jangan tinggal diam. Justru ini momen pas untuk membangun loyalitas. Buatlah konten-konten yang menunjukkan bahwa kamu peduli pada pelanggan, bahkan setelah transaksi selesai.
Strategi:
- Kirim konten eksklusif untuk pelanggan, seperti tips lanjutan atau panduan optimalisasi.
- Buat webinar, forum komunitas, atau program referral.
- Berikan support after-sales dalam bentuk konten tutorial atau panduan pemakaian.
- Jadikan mereka bagian dari pertumbuhan brand-mu lewat cerita mereka.
Contoh Judul:
“Panduan Optimasi Website WordPress Setelah Migrasi ke VPS”
Baca Juga: Marketing Funnel: Kunci Sukses Bisnis yang Perlu Anda Tahu
Kesimpulan
Membuat konten evergreen yang sesuai dengan buyer’s journey sangat penting untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.
Dengan memahami tahapan yang dilalui pelanggan, kamu dapat merancang konten yang tepat di setiap titik interaksi. Mulai dari tahap kesadaran hingga advocacy, setiap tahapan membutuhkan jenis konten yang spesifik untuk memastikan pesan kamu diterima dengan baik.
Jika kamu ingin memastikan situs web dan konten kamu berjalan optimal di seluruh tahapan ini, pastikan kamu memiliki hosting yang dapat diandalkan.
Layanan Hosting Unlimited dari IDwebhost memberikan performa terbaik untuk kebutuhan website kamu, mendukung berbagai jenis konten marketing dengan cepat dan aman. Jangan ragu untuk menjadikan IDwebhost sebagai mitra hosting kamu!