Mengenal Konten Evergreen: Manfaat dan Contohnya

Mengenal Konten Evergreen: Manfaat dan Contohnya

Waktu membaca menit

Update Terakhir 28 Feb 2025

Di dunia digital yang serba cepat, ada satu jenis konten yang tetap relevan sepanjang waktu: konten evergreen

Ini adalah jenis konten yang terus dicari, dibaca, dan bermanfaat bagi audiens, bahkan bertahun-tahun setelah dipublikasikan. 

Jika kamu seorang kreator konten, pemilik bisnis, atau pengelola website, memahami dan mengoptimalkan konten evergreen bisa menjadi strategi jangka panjang yang menguntungkan.

Apa Itu Konten Evergreen?

Konten evergreen adalah jenis konten yang tetap relevan sepanjang waktu, tidak cepat usang, dan tidak terikat oleh waktu. 

Berbeda dengan berita atau tren musiman yang cepat basi, konten ini tetap dicari dan bermanfaat bagi audiens kapan pun mereka menemukannya. 

Namanya pun diambil dari istilah “evergreen,” yang berarti hijau sepanjang tahun, seperti pohon cemara yang tidak pernah rontok daunnya.

Konten semacam ini bisa hadir dalam berbagai format, seperti artikel, video, podcast, hingga infografis. Yang terpenting bukan hanya bentuknya, tetapi juga topiknya. Biasanya, konten evergreen berisi informasi yang tetap berguna meskipun waktu terus berjalan. 

Misalnya, artikel tentang “Cara Menanam Tomat di Rumah” akan tetap relevan bertahun-tahun ke depan, sedangkan “Tren Fashion 2025” hanya menarik dalam jangka waktu tertentu.

Karena sifatnya yang tahan lama, konten ini sering kali berbentuk panduan, tutorial, ulasan mendalam, atau wawasan yang tidak lekang oleh waktu.

Itulah mengapa banyak kreator konten dan bisnis menggunakannya sebagai strategi untuk menarik traffic secara konsisten dalam jangka panjang.

Konten Evergreen

Contoh Konten Evergreen

Konten evergreen bisa hadir dalam berbagai format, mulai dari artikel blog, video, hingga postingan media sosial. Berikut beberapa contoh yang sering digunakan:

1. Panduan dan Tutorial (How-To Guides)

Konten ini memberikan langkah-langkah atau tips yang bisa diterapkan kapan saja, misalnya:

  • “Cara Memulai Bisnis Online untuk Pemula”
  • “Tips Mengelola Keuangan Pribadi”
  • “Langkah-Langkah Membuat Kue Brownies”

Selama informasi yang diberikan tidak bergantung pada tren tertentu, konten seperti ini bisa tetap bermanfaat bagi pembaca dalam jangka panjang.

2. Ulasan Produk yang Bersifat Jangka Panjang

Rekomendasi produk yang tidak cepat kadaluarsa juga bisa menjadi konten evergreen, misalnya:

  • “Perbandingan Laptop untuk Desain Grafis”
  • “Rekomendasi Buku Pengembangan Diri”
  • “Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan”

Selama produk yang diulas masih relevan, konten ini akan tetap dicari audiens, meskipun mungkin perlu sedikit diperbarui sesekali.

3. Penjelasan Konsep atau Definisi

Konten yang menjelaskan suatu konsep akan terus dicari selama istilah tersebut masih digunakan, seperti:

  • “Sejarah Internet dan Perkembangannya”
  • “Apa Itu SEO dan Bagaimana Cara Kerjanya?”
  • “Pengertian dan Fungsi Manajemen dalam Bisnis”

Konten semacam ini biasanya menjadi rujukan utama bagi pemula yang ingin memahami suatu topik secara mendalam.

4. Daftar Rekomendasi

Artikel berisi daftar rekomendasi juga termasuk jenis evergreen, seperti:

  • “10 Buku Bisnis Terbaik Sepanjang Masa”
  • “Aplikasi Produktivitas yang Wajib Dicoba”

Meskipun sesekali perlu diperbarui untuk menyesuaikan dengan perkembangan terbaru, daftar semacam ini tetap menarik bagi audiens.

5. Wawasan dan Opini Ahli

Artikel yang membahas wawasan mendalam atau strategi yang bisa diterapkan dalam jangka panjang, misalnya:

  • “Strategi Efektif Meningkatkan Produktivitas”
  • “Psikologi Warna dalam Branding”
  • “Dampak Teknologi AI di Dunia Kerja”

Dengan jenis konten seperti ini, kamu bisa menciptakan sumber informasi yang terus dibutuhkan oleh audiens, tanpa khawatir kehilangan relevansi.

Manfaat Konten Evergreen

Ada banyak alasan mengapa konten evergreen menjadi strategi yang sangat berharga bagi kreator maupun bisnis. Berikut beberapa manfaat utamanya:

Berikut beberapa manfaat utama yang bisa kamu dapatkan:

1. Menarik Traffic Secara Konsisten

Karena topiknya selalu dicari, konten ini bisa terus mendatangkan pengunjung tanpa perlu sering diperbarui. Misalnya, artikel “Cara Menulis Artikel SEO Friendly” akan tetap relevan dan terus dicari oleh pemilik blog atau website.

2. Meningkatkan SEO

Semakin sering konten dikunjungi, semakin tinggi nilainya di mata mesin pencari seperti Google. Konten evergreen juga lebih mudah mendapatkan backlink, yang bisa meningkatkan peringkat website-mu di hasil pencarian.

3. Menghemat Waktu dan Sumber Daya

Daripada membuat konten baru terus-menerus, lebih baik fokus pada konten evergreen yang bisa bertahan lama. Misalnya, artikel “Tips Memilih Smartphone” lebih tahan lama dibanding “Promo Smartphone Bulan Ini”, yang cepat kedaluwarsa.

4. Membangun Otoritas dan Kepercayaan

Jika kamu rutin membuat konten evergreen berkualitas, audiens akan menganggapmu sebagai sumber terpercaya. Ini bisa meningkatkan kredibilitasmu di bidang tertentu, misalnya bisnis atau teknologi.

5. Bisa Didaur Ulang ke Berbagai Platform

Satu konten bisa digunakan dalam berbagai format baru, seperti:

  • Artikel blog menjadi infografis atau video YouTube
  • Panduan panjang menjadi beberapa postingan media sosial
  • Webinar menjadi potongan konten pendek untuk TikTok atau Instagram

Dengan strategi ini, kamu bisa terus memanfaatkan satu konten di berbagai platform tanpa harus selalu membuat yang baru.

Tips Membuat Konten Evergreen yang Efektif

Membuat konten evergreen bukan hanya soal memilih topik yang tidak lekang oleh waktu, tetapi juga tentang bagaimana cara menyajikannya agar tetap menarik bagi audiens. 

Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Pilih Topik yang Selalu Relevan

Pastikan topik yang kamu pilih tetap relevan dalam jangka panjang. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah orang masih akan mencari informasi ini satu atau dua tahun dari sekarang?”

Jika jawabannya ya, berarti topik tersebut berpotensi menjadi konten evergreen.

2. Buat Konten yang Mudah Dipahami

Konten yang informatif saja tidak cukup,  penyampaiannya juga harus jelas dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang tidak terlalu teknis jika audiensmu adalah pemula.

Misalnya, saat menjelaskan SEO, daripada langsung menggunakan istilah rumit seperti “crawling” atau “indexing,” kamu bisa menggunakan analogi sederhana agar pembaca lebih mudah mengerti.

3. Gunakan Format yang Tepat

Beberapa format konten lebih cocok untuk konten evergreen, seperti:

  • Daftar (Listicle):Misalnya, “7 Teknik Menulis yang Menarik Pembaca.”
  • Panduan Langkah Demi Langkah: Seperti, “Cara Meningkatkan Engagement di Media Sosial.”
  • Pertanyaan Umum (FAQ): Seperti, “Apa Itu Hosting dan Mengapa Dibutuhkan?”

4. Optimalkan dengan Kata Kunci yang Tepat

Agar kontenmu mudah ditemukan di Google, gunakan kata kunci yang sering dicari audiens. Lakukan riset kata kunci terlebih dahulu dan pastikan kontenmu dioptimasi untuk mesin pencari.

5. Perbarui Konten Secara Berkala

Meski bersifat tahan lama, konten evergreen tetap perlu diperbarui agar tetap relevan. Sesekali, cek kembali apakah ada bagian yang perlu diperbarui, seperti:

  • Data statistik yang sudah tidak akurat
  • Referensi yang perlu diperbarui
  • Contoh atau tren yang perlu disesuaikan dengan kondisi terbaru

Dengan pembaruan berkala, kontenmu akan tetap relevan dan terus memberikan nilai bagi audiens dalam jangka panjang.

Konten Evergreen

Baca Juga: Trendjacking: Apa Itu, Fungsi, Strategi, dan Contohnya!

Kesimpulan

Konten evergreen adalah aset berharga yang bisa memberikan traffic jangka panjang, meningkatkan SEO, dan membangun otoritas di dunia digital. . 

Namun, agar strategi ini benar-benar efektif, kamu juga perlu memastikan bahwa kontenmu di-hosting di server yang cepat dan optimal, seperti hosting SEO friendly dari IDwebhost.