Bagaimana Cara Kerja DNS Query? Begini Penjelasan Mudahnya!
Pernahkah kamu penasaran bagaimana browser bisa langsung membuka website hanya dengan mengetikkan alamat domain? Nah, jawabannya ada pada cara kerja DNS query. Artikel ini akan membantu kamu memahami prosesnya dengan mudah dan praktis.
Definisi DNS Query
DNS query adalah permintaan dari perangkat (seperti komputer atau smartphone) ke server DNS untuk mencari tahu alamat IP dari sebuah domain.
Misalnya, ketika kamu mengetikkan idwebhost.com
, perangkatmu butuh tahu angka alamat IP di balik nama domain itu supaya bisa terhubung ke server website yang benar.
Baca Juga: Cara Setting DNS Di WordPress Hosting
Proses ini bekerja lewat sistem bernama Domain Name System (DNS). Kamu bisa menganggap DNS seperti buku telepon raksasa internet: alih-alih mengingat deretan angka panjang, cukup ketik nama domain, lalu DNS yang mengurus sisanya.
Setiap DNS query umumnya berisi beberapa komponen:
- Header: metadata seperti ID query dan flag.
- Question: domain yang diminta, tipe query (misalnya A, MX, TXT), dan kelasnya (umumnya IN/Internet).
- Answer: berisi catatan sumber (resource records) jika ada.
- Authority: daftar server DNS otoritatif yang mengatur domain tersebut.
- Additional: informasi tambahan, misalnya catatan server pendukung.
Baca Juga: Mengenal DuckDNS: Cara Kerja dan Setting yang Jarang Dibahas
Menariknya, semua proses ini terjadi dalam hitungan milidetik. Bahkan, ini bisa berlangsung berkali-kali hanya untuk memuat satu halaman website lengkap.
Bagaimana Cara Kerja DNS Query?
Sekarang mari kita bongkar tahap demi tahap cara kerja DNS query di balik layar dengan bahasa yang lebih sederhana.
Jadi, saat kamu mengetik alamat website www.example.com
di browser, sebenarnya perangkatmu sedang meminta request ke sistem bernama DNS resolver. Resolver ini bertugas mencari tahu alamat IP dari domain tersebut agar browser bisa terhubung ke server yang tepat.
Kalau jawaban sudah di cache resolver, prosesnya bisa berlangsung singkat. Tapi kalau belum, resolver akan menelusuri jalur yang lebih panjang.
Secara sederhana, inilah lima tahap utama yang terjadi di balik layar:
Tahap 1: Permintaan Dikirim ke Resolver
Begitu kamu mengetik sebuah domain di browser, perangkatmu langsung mengirim permintaan ke DNS resolver. Resolver ini bisa milik penyedia internet (ISP) atau layanan DNS publik seperti Google DNS. Resolver bertugas menemukan alamat IP yang sesuai dengan domain tujuanmu.
Tahap 2: Pengecekan Cache
Sebelum mencari jauh-jauh, resolver akan memeriksa cache internal. Jika informasi sudah pernah disimpan, hasilnya langsung dikembalikan ke browser. Inilah alasan kenapa beberapa website terasa lebih cepat diakses setelah kunjungan pertama.
Tahap 3: Mencari ke Root Server
Kalau cache kosong, resolver naik ke tingkat paling atas, yaitu root server. Root server memang tidak menyimpan jawaban final, tapi tahu ke mana resolver harus melangkah berikutnya.
Tahap 4: Menuju TLD dan Server Otoritatif
Dari root, resolver diarahkan ke server TLD seperti .com
atau .id,
lalu diteruskan lagi ke server otoritatif yang benar-benar menyimpan data domain tersebut.
Tahap 5: Jawaban Kembali ke Browser
Setelah alamat IP ditemukan, resolver mengembalikan informasi itu ke browser. Barulah website bisa dimuat sesuai permintaanmu.
Proses ini sangat cepat, bahkan bisa terjadi berkali-kali hanya untuk membuka satu halaman penuh. Dalam praktiknya, query bisa berbentuk recursive (resolver mencari jawaban sampai tuntas) atau iterative (resolver hanya memberi arahan bertahap).
Kalau salah satu server tidak merespons, barulah browser memunculkan pesan error seperti “This site can’t be reached”.
Jenis-Jenis DNS Query
Tidak semua DNS query bekerja dengan cara yang sama. Ada tiga jenis utama yang perlu kamu kenali:
Recursive Query
Pada jenis ini, klien meminta jawaban lengkap dari server. Resolver akan bekerja sampai menemukan alamat IP atau mengembalikan pesan error jika domain memang tidak ada. Mekanisme ini umum dipakai pengguna internet sehari-hari karena klien tidak perlu melakukan pencarian tambahan.
Iterative Query
Berbeda dengan recursive, iterative query memberi tanggung jawab lebih besar pada klien. Server hanya memberikan informasi yang ia miliki atau sekadar rujukan ke server lain. Selanjutnya, klienlah yang harus melanjutkan pencarian hingga jawaban akhir ditemukan.
Non-Recursive Query
Jenis ini adalah yang paling cepat karena server sudah menyimpan jawabannya di cache. Jadi, ketika kamu mengakses domain yang sebelumnya pernah dicari, server bisa langsung memberikan hasil tanpa perlu bertanya ke server lain.
Jenis-Jenis DNS Record yang Paling Umum
DNS query tidak hanya mencari alamat IP. Ada banyak jenis catatan (record) yang bisa diminta. Dari puluhan tipe, berikut yang paling sering digunakan:
- A Record: menghubungkan domain ke alamat IPv4.
- AAAA Record: sama seperti A Record, tapi untuk IPv6.
- CNAME Record: alias domain yang mengarah ke domain lain.
- MX Record: menentukan server email untuk domain.
- TXT Record: menyimpan data teks, sering dipakai untuk verifikasi dan keamanan.
- NS Record: menunjuk nameserver otoritatif untuk domain.
- PTR Record: melakukan reverse DNS lookup (IP ke nama domain).
- SRV Record: menunjukkan lokasi layanan tertentu.
- SOA Record: berisi informasi administratif tentang domain.
Apakah DNS Query Aman?
Sejak awal, Domain Name System (DNS) memang dirancang untuk kecepatan dan skalabilitas, bukan keamanan. Itu sebabnya, ada beberapa risiko yang bisa muncul ketika proses DNS query berlangsung. Kalau kamu mengelola website atau jaringan, penting untuk memahami beberapa ancaman ini:
DNS Cache Poisoning
Serangan ini terjadi ketika penyerang memasukkan data palsu ke cache resolver. Akibatnya, pengguna bisa diarahkan ke situs berbahaya tanpa menyadarinya.
Domain Hijacking
Jika kredensial domain berhasil dicuri, penyerang dapat mengubah pengaturan DNS dan mengarahkan domain ke server mereka sendiri. Dampaknya fatal, terutama bagi bisnis online.
Man-in-the-Middle Attack
Tanpa enkripsi, komunikasi DNS bisa dicegat dan dimodifikasi di tengah jalan. Data query yang seharusnya aman jadi rentan dimanipulasi.
DDoS pada DNS Server
Dengan membanjiri server DNS menggunakan traffic berlebihan, penyerang dapat membuat sebuah situs tidak bisa diakses sama sekali.
Untuk mencegah hal ini, ada beberapa teknologi keamanan modern:
- DNSSEC (Domain Name System Security Extensions): memastikan data DNS asli dan tidak dimanipulasi.
- DNS over HTTPS (DoH) / DNS over TLS (DoT): mengenkripsi lalu lintas DNS.
- Registry lock: mencegah perubahan tidak sah pada domain.
- DNS filtering: memblokir akses ke domain berbahaya sejak awal.
Intinya, tanpa lapisan keamanan tambahan, DNS bisa jadi pintu masuk bagi serangan serius.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah lebih paham tentang cara kerja DNS query, mulai dari definisi, alurnya, jenis-jenis query, hingga keamanan yang perlu diperhatikan.
DNS query adalah salah satu elemen penting yang membuat internet bekerja dengan mulus, tanpa kamu perlu repot menghafal deretan angka IP.
Jika kamu mengelola website atau bisnis online, pastikan server DNS dan hosting-mu andal, aman, serta cepat. Untuk itu, kamu bisa memanfaatkan layanan VPS Murah dari IDwebhost.
Dengan performa stabil dan fleksibilitas tinggi, website-mu bisa diakses lebih cepat sekaligus lebih aman.