M-Commerce Adalah: Contoh, Fitur dan Bedanya vs. E-Commerce
Mobile Commerce adalah evolusi dari Electronic Commerce (e-Commerce) yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja menggunakan perangkat mobile.
Apapun transaksi yang kamu lakukan, seperti membeli baju, membayar tagihan listrik, membayar, atau memesan makanan hanya dengan beberapa ketukan jari pada layar ponsel, itu artinya kamu sedang mempraktikkan Mobile Commerce.
Dalam artikel ini, kamu akan diajak IDwebhost untuk membahas lebih dalam mengenai apa itu Mobile Commerce, bagaimana cara kerjanya, contoh dan perbedaannya dengan e-commerce.
Contents
Mobile Commerce Adalah
Mobile Commerce, atau disingkat m-Commerce, adalah sebuah aktivitas pembelian atau penjualan produk dan layanan melalui perangkat mobile (seluler).
Dengan m-Commerce ini, kamu bisa bertransaksi di mana saja, asalkan ada penyedia internet yang tersedia di area tersebut. Jika kamu sebagai penjual, kamu bisa menjajakan produk dan layanan kamu di platform mana saja yang sudah mobile-friendly.
Saat ini aplikasi m-Commerce terus berkembang pesat, seiring persentase dan pangsa pembelian digital melalui perangkat seluler meningkat setiap tahunnya.
Seiring semakin mudahnya orang-orang menjual dan membeli produk melalui perangkat seluler dan semakin banyak orang memiliki akses ke smartphone dan tablet, maka peluang m-Commerce pun terus meningkat.
Contoh M-Commerce
Ketika kamu berpikir tentang contoh m-Commerce, hal pertama yang terlintas dalam benak kamu adalah aplikasi belanja online. Namun, sebenarnya contoh m-Commerce itu tidak hanya mencakup aplikasi belanja online saja, melainkan berbagai jenis layanan lainnya.
#1 Belanja Lewat Ponsel
Belanja lewat ponsel adalah contoh m-Commerce yang umum diaplikasikan di Indonesia. Ini memiliki dua jenis layanan, yaitu aplikasi belanja khusus dan website e-commerce yang memiliki fitur aplikasi mobile.
Contoh aplikasi belanja online yang menyediakan fitur mobile: Tokopedia, Lazada, BukaLapak, Shopee, OLX, Zalora dan lain-lain.
#2 Pembayaran Seluler
Contoh m-Commerce lainnya yaitu aplikasi pembayaran seluler atau juga dikenal sebagai dompet digital. Aplikasi ini biasanya terhubung dengan rekening bank agar bisa melakukan pembelian cepat dan aman menggunakan perangkat seluler.
Contoh pembayaran seluler: GoPay, OVO, Google Pay, Jago, Shopee Pay, PosPay, dan lain-lain.
#3 Social Commerce
Ini adalah contoh m-Commerce yang juga paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Kamu bisa melakukan transaksi jual beli melalui perangkat seluler menggunakan platform media sosial. Jadi, ini adalah kombinasi dari dua tren: m-Commerce dan media sosial.
Contoh social commerce yang populer yaitu: Instagram Shopping, TikTok Shop.
#4 Pembayaran Tagihan
Contoh m-Commerce lainnya adalah aplikasi pembayaran antarmanusia atau peer-to-peer. Biasanya, aplikasi ini sering digunakan sebagai alat pembayaran tagihan seperti memberikan sumbangan, membayar makan di restoran, membayar sewa dan lainnya.
Contoh pembayaran peer-to-peer, yaitu: GoPay, OVO, Shopee Pay, dan lainnya.
#5 Mobile Banking
Aplikasi perbankan seluler atau mobile banking juga termasuk dari contoh m-Commerce yang populer. Biasanya, mobile banking ini terafiliasi dengan bank-bank offline, yang memudahkan kamu mengakses rekening bank, melakukan pembayaran, mengelola investasi, melunasi pinjaman, dan mengakses layanan keuangan lainnya.
Contoh mobile banking: BCA Mobile, Livin’ by Mandiri, Wonder by Mandiri, BRImo, Go Mobile by CIMB Niaga, dan sebagainya.
#6 Pemesanan Tiket atau Transportasi Online
Contoh m-Commerce terakhir adalah aplikasi pemesanan tiket atau transportasi online. Ini biasanya digunakan untuk transaksi tiket transportasi umum, hotel, dan lainnya.
Contoh aplikasi yang umum digunakan yaitu: Tiket.com, Pegipegi, Gojek, Grab, dan Maxim.
Perbedaan M-Commerce vs E-Commerce
Mobile Commerce adalah salah satu aktivitas dari e-commerce. Kedua istilah ini juga sering kita dengar dalam konteks belanja online. Meskipun keduanya melibatkan transasksi elektronik, terdapat perbedaan dari keduanya.
#1 Mobilitas
Transaksi e-commerce bisa dilakukan melalui komputer desktop. Artinya, kamu harus berada di di suatu tempat yang tetap saat ingin melakukan transaksi online.
Sebaliknya, m-Commerce menawarkan mobilitas yang lebih tinggi karena bisa dilakukan melalui perangkat seluler. Kamu bisa melakukan transaksi di mana saja asalkan terhubung dengan internet.
#2 Pelacakan Lokasi
Banyak aplikasi e-commerce memanfaatkan kemampuan pelacakan lokasi untuk menawarkan peluang kepada pengguna berdasarkan lokasi mereka. Namun, kemampuan pelacakan lokasi e-commerce terbatas digunakan dengan perangkat non-seluler. Misalnya, lokasi pembeli e-commerce hanya bisa dilacak dengan IP Address perangkat mereka.
Keterbatasan pelacakan lokasi tidak akan kamu rasakan dalam praktik m-Commerce. JIka kamu menggunakan aplikasi belanja online, aplikasi tersebut dapat melacak lokasi menggunakan teknologi Wifi dan GPS.
#3 Keamanan
Penggunaan kartu kredit atau debit biasanya masing digunakan untuk pembayaran e-commerce non-seluler. Masalahnya, kartu kredit ini lebih berisiko daripada metode pembayaran online lainnya, meskipun sudah menerapkan langkah-langkah keamanan, seperti multi-factor authentication.
Nah, m-Commerce ini hadir untuk menutupi celah keamanan saat melakukan pembayaran online. Ini bisa dilakukan melalui tambahan autentikasi biometrik, e-wallet atau kode QRIS.
#4 Keterjangkauan dan Kemudahan
M-Commerce memudahkan kamu dalam menjangkau target audiens. Dengan aplikasi belanja online, misalnya, bisnis kamu bisa menjangkau lebih banyak orang dan membuat pengalaman berbelanja mereka lebih mudah dan cepat.
Fitur Utama M-Commerce
Jika kamu ingin mengubah bisnis e-commerce ke model m-Commerce untuk menjangkau lebih banyak pembeli dan meningkatkan pengalaman pembeli, maka kamu harus tahu fitur-fitur apa saja yang ada dalam praktiknya.
Fitur-fitur utama yang harus ada dalam praktik m-Commerce adalah berikut ini:
#1 Evaluasi Produk
Fitur ini akan membantu kamu dalam memantau kinerja produk, seperti popularitas produk, frekuensi penayangan, dan feedback pelanggan. Dengan informasi tersebut, kamu bisa membuat keputusan yang tepat, terutama dalam meningkatkan produk kamu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong konversi.
#2 Pemindai Kode QR
Kode QR saat ini dianggap fitur yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dalam aplikasi m-Commerce. Penjual dapat mengadaptasi kode ini agar pelanggan dapat mengakses katalog produk berbasis web di ponsel mereka dengan mudah.
Dengan Kode QR ini, pelanggan hanya perlu menggunakan alat pemindaian dan mengarahkan ponsel mereka ke kode QR, dan katalog langsung muncul di layar mereka.
#3 Beacon dan GPS
Beacon itu semacam sensor kecil yang dioperasikan dengan baterai untuk mengirimkan sinyal satu arah ke smartphone terdekatnya. Saat pelanggan memasang aplikasi kamu di ponsel, mereka secara otomatis berada dalam jangkauan beacon yang akan memberi mereka informasi soal diskon dan rekomendasi.
Di sisi lain, GPS (Global Positioning System) membantu kamu melakukan pemasaran dan penjualan berbasis lokasi yang efektif. Misalnya, menyarankan toko terdekat, memberikan diskon khusus lokasi, dan memberitahu pilihan pakaian sesuai iklim dan budaya setempat.
#4 Push Notification
Push notification ini adalah strategi pemasaran yang bisa digunakan dalam aplikasi m-Commerce. Alat ini melibatkan pengguna dengan mengirimkan pesan langsung ke ponsel mereka, entah pengguna sedang aktif menggunakan aplikasi tersebut atau tidak.
Fitur ini bisa kamu gunakan untuk menyampaikan penawaran, rekomendasi produk atau promo eksklusif dengan cara yang lebih personal.
#5 Katalog Produk
Katalog produk juga perlu kamu tambahkan dalam praktik m-Commerce bisnis kamu. Fitur ini menawarkan cara efisien agar pelanggan bisa menemukan barang yang mereka cari. Katalog produk biasanya berisi fitur, spesifikasi, manfaat produk, dan feedback pembeli untuk membangun kepercayaan pelanggan.
#6 Umpan Balik dan Ulasan
Umpan balik dan ulasan sangat penting dalam m-Commerce. Ini bisa membantu bisnis kamu membangun kredibilitas, menawarkan calon pelanggan pengalaman dari pembeli sebelumnya. Ulasan-ulasan yang berkontribusi ini menambah kedalaman kata kunci yang sering dicari oleh calon pembeli dan meningkatkan konversi pada produk kamu.
#7 Pelacakan dan Riwayat Pemesanan
Dalam membuat aplikasi m-Commerce, kamu harus menambahkan fitur pelacakan dan riwayat pemesanan. Ini akan membantu kamu memantau semua pesanan dan pengiriman serta mengomunikasikan status pesanan kepada pelanggan.
#8 Proses Pembayaran Cepat
Pengalaman proses pembelian yang cepat dan mudah akan lebih disukai pelanggan. Mereka cenderung akan kembali ke toko kamu untuk melakukan transaksi berulang.
Proses ini juga membantu bisnis kamu menonjol di tengah pasar online karena pelanggan lebih suka dengan kemudahan.
#9 Pencarian Produk
Fitur pencarian produk akan meningkatkan kemudahan dan efisiensi pengguna, terutama jika pengguna sudah tahu apa ingin mereka cari. Pencarian produk ini menekankan aspek “buying keywords”, yang akan meningkatkan kemungkinan pembelian, dan berdampak positif untuk penjualan bisnis kamu.
Kesimpulan
M-Commerce adalah sebuah game changer dalam praktik e-commerce. Tidak hanya sebatas aplikasi belanja online, m-Commerce menawarkan pengalaman berbelanja dan melakukan transaksi lewat genggaman tangan.
Seiring penggunaan ponsel terus meningkat, maka peluang mengembangkan bisnis di lingkup m-Commerce pun semakin terbuka lebar.
Ingin bisnis online-mu semakin sukses? Hosting Murah IDwebhost adalah solusinya! Dengan kecepatan loading yang super cepat dan uptime yang terjamin, website-mu pasti akan selalu diakses dengan lancar oleh pelanggan.
Member since 7 Aug 2024