Panduan Apache Cassandra: Fitur, Arsitektur, dan Kelebihan

Panduan Apache Cassandra: Fitur, Arsitektur, dan Kelebihan

Waktu membaca menit

Kategori Hosting

Update Terakhir 26 Feb 2025

Di era digital yang serba cepat ini, aplikasi modern membutuhkan database yang tidak hanya cepat, tetapi juga selalu tersedia dan mampu menangani data dalam jumlah besar.

Nah, Apache Cassandra hadir sebagai solusi.

Meski demikian, apa sebenarnya Apache Cassandra itu? Yuk, kita bahas pengertian, sejarah, fitur, arsitektur, hingga kelebihannya!

Apa Itu Apache Cassandra?

Apache Cassandra adalah sistem manajemen database NoSQL yang bersifat open-source. Database ini dirancang untuk menangani data dalam jumlah besar dengan kecepatan baca-tulis yang tinggi.

Dengan arsitektur terdistribusi, Cassandra mampu mereplikasi data ke berbagai data center dan lokasi geografis, sehingga menjamin ketersediaan tinggi tanpa satu titik kegagalan (single point of failure). 

Hal ini membuatnya menjadi pilihan utama bagi aplikasi yang membutuhkan skalabilitas besar dan performa yang stabil.

Awalnya, Cassandra dikembangkan oleh Facebook untuk menangani pesan dalam kotak masuk pengguna. Karena keandalannya, Facebook merilisnya sebagai proyek open-source pada tahun 2008.

Sejak saat itu, Cassandra terus berkembang dan digunakan oleh berbagai perusahaan besar seperti Facebook, Twitter, Netflix, dan eBay untuk mengelola data dalam skala besar tanpa risiko downtime.

Apache Cassandra

Sejarah Singkat Apache Cassandra

Perjalanan Apache Cassandra dimulai pada tahun 2007 ketika Avinash Lakshman dan Prashant Malik mengembangkannya di Facebook untuk menangani sistem penyimpanan pesan.

Melihat potensi besar yang dimilikinya, Facebook merilis Cassandra sebagai proyek open-source di bawah lisensi Apache pada tahun 2008.

Setahun kemudian, proyek ini masuk dalam program Apache Incubator, di mana para pengembang dari berbagai perusahaan mulai berkontribusi untuk menyempurnakan teknologinya.

Pada tahun 2010, Apache Cassandra resmi menjadi proyek tingkat atas (top-level project) di Apache Software Foundation. 

Sejak itu, berbagai pembaruan dan peningkatan terus dilakukan untuk meningkatkan performa dan skalabilitasnya.

Fitur Utama Apache Cassandra

Apache Cassandra memiliki sejumlah fitur unggulan yang membuatnya banyak digunakan oleh berbagai industri:

1. Sumber Terbuka dan Gratis

Cassandra adalah proyek sumber terbuka di bawah Apache Software Foundation, sehingga bisa digunakan oleh siapa saja tanpa biaya lisensi.

2. Arsitektur Terdistribusi

Semua node dalam Cassandra memiliki peran yang sama, sehingga tidak ada bottleneck yang dapat memperlambat sistem. Jika satu node gagal, sistem tetap berjalan tanpa gangguan.

3. Skalabilitas Elastis

Cassandra dapat diperluas atau diperkecil sesuai kebutuhan tanpa mengganggu operasional. Penambahan atau pengurangan node bisa dilakukan dengan mudah, bahkan di lokasi berbeda.

4. Cassandra Query Language (CQL)

Cassandra tidak menggunakan SQL, melainkan Cassandra Query Language (CQL). Meskipun berbeda dari SQL, CQL memiliki sintaks yang mirip, sehingga mudah dipelajari oleh pengguna database relasional.

5. Toleransi Kesalahan Tinggi

Dengan sistem replikasi, Cassandra mampu bertahan meskipun terjadi kegagalan node atau pusat data. Data selalu tersedia di beberapa lokasi sehingga risiko kehilangan data sangat minim.

6. Tidak Bergantung pada Skema Tetap

Berbeda dengan database SQL yang menggunakan skema tetap (fixed schema), Cassandra lebih fleksibel karena bisa menyesuaikan jumlah baris dan kolom sesuai kebutuhan.

7. Konsistensi yang Dapat Disesuaikan

Cassandra memiliki dua jenis konsistensi:

  • Konsistensi kuat (strong consistency): Setiap perubahan data akan disebarkan ke semua node sebelum diakui berhasil.
  • Konsistensi eventual (eventual consistency): Data akan diperbarui secara bertahap di seluruh node, yang meningkatkan kecepatan operasi.

Pengguna bisa memilih jenis konsistensi sesuai dengan kebutuhan aplikasi mereka.

8. Kecepatan Tulis yang Tinggi

Cassandra memiliki kemampuan write yang sangat cepat karena menggunakan sistem penyimpanan commit log dan Memtable sebelum menulis data ke disk. Hal ini membuatnya unggul dalam aplikasi yang memerlukan kecepatan pemrosesan tinggi.

9. Arsitektur Peer-to-Peer

Semua node dalam Cassandra bersifat peer-to-peer, tanpa ada master node. Ini membuat sistem lebih stabil dan tidak bergantung pada satu titik kendali.

Arsitektur Apache Cassandra

Agar bisa menangani skala besar dengan efisiensi tinggi,Apache Cassandra memiliki arsitektur sebagai berikut:

1. Node

Setiap unit penyimpanan dalam cluster disebut node. Setiap node menyimpan sebagian data dan bertanggung jawab untuk menangani operasi baca dan tulis.

2. Cluster

Sekelompok node yang bekerja bersama membentuk cluster. Data disebar ke dalam cluster ini dengan prinsip ring topology, sehingga distribusi beban lebih merata.

3. Partitioning dan Token Ring

Cassandra menggunakan metode partitioning untuk mendistribusikan data ke berbagai node. Setiap node mendapatkan rentang token tertentu yang menentukan bagian data mana yang harus disimpannya.

4. Replication Factor (RF)

Fitur ini menentukan berapa banyak salinan data yang akan dibuat di berbagai node dalam cluster. Semakin tinggi replication factor, semakin tinggi keandalan dan ketersediaan data.

5. Consistency Level

Tingkat konsistensi dalam Cassandra bisa disesuaikan berdasarkan kebutuhan aplikasi. Kamu bisa memilih apakah operasi baca/tulis harus dikonfirmasi oleh satu node (ONE), mayoritas node (QUORUM), atau semua node (ALL).

Kelebihan Apache Cassandra

Berdasarkan fitur dan arsitekturnya,Apache Cassandra memiliki sejumlah kelebihan, yakni:

  • Selalu Tersedia (Always-On Availability)
    Tidak ada satu titik kegagalan, sehingga sistem tetap berjalan meskipun beberapa node mengalami gangguan.
  • Performa Tinggi dan Skalabilitas Tanpa Batas
    Cassandra mampu menangani pertumbuhan data yang besar tanpa kehilangan kecepatan.
  • Dukungan untuk Multi-Cloud dan Hybrid Cloud
    Cassandra dapat mereplikasi data ke berbagai lokasi, sehingga cocok untuk sistem multi-cloud.
  • Gratis dan Open-Source
    Tidak memerlukan biaya lisensi, dan komunitas pengembangnya aktif berkontribusi untuk pengembangan lebih lanjut.
  • Mudah Dikembangkan dengan CQL
    Developer yang terbiasa dengan database SQL akan lebih mudah beradaptasi dengan Cassandra.

Contoh Penggunaan Apache Cassandra

Cassandra digunakan dalam berbagai industri dan skenario bisnis, termasuk:

1. Analitik Data dan Big Data

Cassandra banyak digunakan untuk mengelola big data di perusahaan besar, seperti pemantauan sistem IT, analisis tren pelanggan, dan business intelligence.

2. Internet of Things (IoT)

Dalam aplikasi IoT, Cassandra digunakan untuk menyimpan dan menganalisis data sensor dari berbagai perangkat yang terhubung.

3. Sistem Recommendation Engine

Perusahaan seperti Netflix dan Spotify menggunakan Cassandra untuk menyimpan data pengguna dan memberikan rekomendasi berbasis pola konsumsi.

4. Manajemen Keuangan dan Transaksi

Bank dan layanan keuangan menggunakan Cassandra untuk menyimpan data transaksi secara real-time dengan keandalan tinggi.

5. Messaging Apps

Aplikasi pesan seperti WhatsApp dan Facebook Messenger menggunakan Cassandra untuk menangani miliaran pesan per hari tanpa downtime.

6. E-Commerce dan Personalization

Perusahaan e-commerce menggunakan Cassandra untuk mengelola data pelanggan, riwayat belanja, dan fitur rekomendasi produk.

Apache Cassandra

Baca Juga: Perbedaan URI vs URL: Ulasan Lengkap dengan Contohnya!

Kesimpulan

Apache Cassandra adalah solusi database NoSQL yang sangat cocok untuk aplikasi modern yang membutuhkan ketersediaan tinggi, skalabilitas tanpa batas, dan kecepatan transaksi tinggi.

Namun, memilih database yang andal saja tidak cukup. Untuk memastikan performa terbaik, kamu juga memerlukan server yang stabil dan cepat. 

Dengan infrastruktur hosting yang handal, dukungan teknis 24/7, serta berbagai pilihan hosting yang sesuai dengan kebutuhan, IDwebhost bisa menjadi partner terbaik untuk menjalankan aplikasi berbasis Cassandra.