Apa itu DNS Zone Editor dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pernah kepikiran gimana caranya kita bisa langsung ketik “google.com” di browser, terus langsung nyambung ke halaman pencarian Google? Di balik kemudahan itu, ada kerja-kerja teknologi yang namanya DNS Zone Editor!
Contents
Apa Itu DNS Zone Editor?
DNS itu kayak buku teleponnya internet. Bayangin aja, kalau setiap kali mau nelpon temen, kita harus inget-nget nomor teleponnya kan? Nah, DNS ini punya fungsi yang mirip. Dia nyimpen daftar nama-nama domain (kayak google.com, facebook.com) dan alamat IP-nya (angka-angka yang jadi alamat rumah di internet). Jadi, setiap kali kita ketik nama domain, DNS bakal langsung cari tahu alamat IP-nya, terus ngarahin kita ke website yang dituju.
Gampang banget kan? Tanpa DNS, kita harus inget-nget deretan angka yang panjang setiap kali mau buka website. Pasti ribet banget! Nah, makanya DNS ini penting banget buat bikin pengalaman browsing kita jadi lebih mudah dan menyenangkan.
Tapi, DNS itu nggak cuma sekedar buku telepon biasa. Dia punya fitur-fitur canggih yang bisa kita atur sendiri. Salah satunya adalah Zone Editor. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang DNS Zone Editor dan gimana cara pakainya. Jadi, buat kamu yang penasaran dan pengen tahu lebih banyak tentang DNS, yuk simak terus artikel ini!
Memahami DNS Records
Nah, sekarang kita sudah tahu dasar-dasar DNS, saatnya kita bahas bagian-bagian kecil yang menyusun DNS, yaitu DNS Records. Bayangkan DNS itu seperti sebuah buku alamat besar. Nah, DNS Records ini ibarat satu-satu alamat yang tercatat di buku alamat tersebut.
Apa itu DNS Record?
DNS Record itu seperti kartu nama sebuah website. Setiap kartu nama punya informasi yang berbeda-beda, begitu juga dengan DNS Record. DNS Record berisi informasi tentang nama domain dan alamat IP-nya, serta informasi tambahan lainnya.
Jenis-jenis DNS Record yang Umum
Ada beberapa jenis DNS Record yang sering kita temui, antara lain:
- A Record: Ini adalah jenis DNS Record yang paling umum. A Record menghubungkan nama domain dengan alamat IP sebuah website. Jadi, ketika kamu mengetik “google.com”, komputermu akan mencari A Record untuk “google.com” dan menemukan alamat IP-nya.
- CNAME Record: CNAME Record digunakan untuk mengarahkan satu nama domain ke nama domain lainnya. Misalnya, kamu bisa membuat subdomain “blog” yang mengarah ke website utamamu.
- MX Record: MX Record digunakan untuk mengatur email. Record ini menentukan server mana yang akan menerima email untuk domainmu.
- TXT Record: TXT Record memiliki banyak kegunaan, salah satunya untuk verifikasi kepemilikan domain atau untuk pengaturan SPF (Sender Policy Framework) untuk email.
Contoh Penggunaan
Misalnya, kamu punya website dengan nama domain “contoh.com”. Untuk membuat email dengan alamat “[alamat email dihapus]”, kamu perlu menambahkan MX Record yang menunjuk ke server emailmu.
Cara Menggunakan Zone Editor
Sekarang kita sudah tahu cara kerja DNS secara umum dan apa itu DNS Record. Saatnya kita bahas alat yang bisa kamu gunakan untuk mengelola DNS Records, yaitu Zone Editor.
Zone Editor itu kayak panel kontrol untuk mengatur DNS Records. Bayangkan kamu punya buku alamat besar tadi, dan Zone Editor ini kayak software edit tabelnya. Dengan Zone Editor, kamu bisa:
- Menambahkan DNS Record baru. Misal, kamu mau buat subdomain baru atau mengatur email.
- Mengedit DNS Record yang sudah ada. Misalnya, kamu pindah website ke hosting baru dan perlu update A Record-nya.
- Menghapus DNS Record yang tidak terpakai lagi. Biar buku alamat kamu nggak penuh sama catatan yang nggak penting.
Akses Zone Editor
Biasanya, Zone Editor bisa kamu temukan di panel kontrol hosting tempat kamu menyimpan website. Nama dan tampilannya bisa sedikit berbeda tergantung penyedia hosting yang kamu gunakan. Beberapa platform hosting populer seperti cPanel, Plesk, atau Cloudflare memiliki Zone Editor masing-masing.
Tampilan Dasar Zone Editor
Zone Editor biasanya menampilkan daftar DNS Record yang sudah ada untuk domainmu. Setiap record akan tercantum informasi seperti:
- Nama Host: Ini biasanya nama subdomain atau tanda “@” untuk keseluruhan domain.
- Jenis Record: A Record, CNAME Record, MX Record, dan sebagainya.
- Nilai: Alamat IP, nama domain lain, atau informasi lainnya tergantung jenis record.
- TTL (Time to Live): Durasi waktu untuk menyimpan record di cache sebelum diperbarui.
Langkah-langkah Menambahkan DNS Record
- Pilih jenis record yang ingin ditambahkan. Biasanya ada menu dropdown untuk memilih jenis record yang diinginkan.
- Isi kolom-kolom yang diperlukan. Ini bisa berbeda tergantung jenis record. Misalnya, untuk A Record, kamu perlu mengisi nama host dan alamat IP.
- Simpan perubahan. Setelah semua informasi diisi, klik tombol “Simpan” atau “Tambah Record”.
Mengedit dan Menghapus DNS Record
Zone Editor biasanya menyediakan opsi untuk edit dan hapus record yang sudah ada. Caranya cukup mudah, biasanya tinggal klik tombol “Edit” atau “Hapus” di sebelah record yang ingin diubah.
Contoh Penggunaan DNS Zone Editor
1. Mengganti Nameserver
- Kenapa harus ganti nameserver? Ketika kamu memindahkan website ke hosting baru, biasanya kamu perlu mengganti nameserver agar website mengarah ke server yang baru.
- Cara menggunakan Zone Editor: Caranya cukup mudah, kamu tinggal mengubah nameserver di pengaturan domainmu menjadi nameserver yang disediakan oleh hosting baru.
Baca Juga: Cara Menghubungkan Domain ke VPS
2. Menyiapkan Email
- Mengatur MX Record: Untuk bisa menerima email dengan domainmu sendiri, kamu perlu mengatur MX Record. MX Record ini akan menunjuk ke server email yang akan menerima email untuk domainmu.
- Contoh: Misalnya, kamu ingin membuat email dengan alamat [alamat email dihapus] di domain contoh.com, maka kamu perlu menambahkan MX Record yang menunjuk ke server email yang disediakan oleh penyedia emailmu.
3. Menggunakan CNAME untuk Subdomain
- Membuat subdomain: Kamu bisa membuat subdomain untuk bagian-bagian tertentu di websitemu. Misalnya, kamu ingin membuat subdomain “blog” untuk blog kamu.
- Cara menggunakan Zone Editor: Dengan CNAME Record, kamu bisa mengarahkan subdomain “blog” ke direktori blog di website utamamu.
4. Mengamankan Website dengan DNSSEC
- DNSSEC: DNSSEC adalah fitur keamanan yang bisa kamu aktifkan untuk melindungi websitemu dari serangan hacker.
- Cara mengaktifkan: Beberapa penyedia hosting menyediakan fitur untuk mengaktifkan DNSSEC melalui Zone Editor.
Masalah Umum Terkait DNS
Website Tidak Bisa Diakses
Salah satu masalah paling umum. Bisa disebabkan oleh pengaturan DNS yang salah, cache DNS yang belum diperbarui, atau masalah pada server nameserver.
Karena itu periksa kembali pengaturan DNS, bersihkan cache DNS, dan hubungi penyedia hosting jika masalah berlanjut.
Tak Bisa Mengirim dan Menerima Email
Umumnya terjadi masalah pada MX Record, SPF Record, atau DMARC Record. Bisa juga disebabkan oleh masalah pada server email.
Periksa kembali pengaturan MX Record, SPF Record, dan DMARC Record. Pastikan server email berfungsi dengan baik.
Koneksi Internet Lambat
DNS yang lambat bisa menyebabkan koneksi internet terasa lambat. Ini bisa disebabkan oleh server DNS yang overload atau masalah routing.
Solusi:Coba gunakan DNS public yang lebih cepat seperti Google Public DNS atau Cloudflare DNS.
Website Mengarah ke Situs yang Salah
A Record yang salah atau di-hack. Periksa kembali A Record dan pastikan tidak ada perubahan yang tidak diinginkan.
Kesalahan DNSSEC:
Umumnya terjadi masalah pada konfigurasi DNSSEC. Solusinya periksa kembali konfigurasi DNSSEC dan pastikan tidak ada kesalahan.
Mau punya website keren tanpa keluar duit banyak? IDwebhost solusinya! Dengan fitur lengkap dan harga terjangkau, kamu bisa bikin website impianmu jadi kenyataan.
Member since 6 Sep 2019