Kini Bikin Konten TikTok Pakai AI Bisa Ketahuan! Begini Penjelasannya!
Siapa yang tidak mengenal AI? Dalam kehidupan sehari-hari kini kita bahkan bisa menjumpai penggunaannya di sekitar kita. Salah satunya dalam berbagai konten di media sosial, seperti TikTok. Melihatnya banyak konten yang dibuat dengan teknologi satu ini, kini dikabarkan TikTok akan memberikan label pada konten AI.
Kebijakan ini ditetapkan oleh TikTok sebagai bentuk transparansi dan dukungan kenyamanan bagi pengguna. Seperti apa realisasi dari kebijakan ini? Mari kita bahas selengkapnya di artikel ini.
Contents
Perkembangan Teknologi Artificial Intelligence
Kini teknologi AI atau Artificial Intelligence tengah berkembang begitu pesat. Teknologi ini hampir dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan masyarakat. Cara kerjanya yang bisa memberikan hasil dalam waktu singkat membuat para pengguna lebih mudah melakukan pekerjaannya, layaknya memiliki asisten pribadi.
Sayangnya kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi ini juga diikuti dengan dampak negatif. Tidak sedikit pengguna yang memanfaatkan AI untuk menyelesaikan pekerjaannya secara instan. Dalam beberapa kasus bahkan AI dapat digunakan untuk melakukan manipulasi. Misalnya seperti manipulasi gambar atau suara.
Inilah hal yang tengah disoroti oleh TikTok. Penggunaan AI khususnya untuk membuat konten TikTok berpotensi untuk disalahgunakan. Tiktok mengantisipasi adanya kemungkinan konten yang dibuat dengan AI untuk mengecoh pengguna lainnya.
Pemberian Label AI pada Konten TikTok
TikTok memberikan tag AI-generated pada konten-konten yang dibuat menggunakan AI secara otomatis. Label ini akan diberikan pada berbagai fitur di dalamnya. Fitur apa saja yang ada di TikTok? Misalnya seperti pada halaman For Your Page dan pada penyuntingan konten.
Pada dasarnya, fitur ini sebelumnya telah disediakan secara manual lho. TikTok telah memberikan opsi untuk kreator melabeli konten yang dibuatnya menggunakan AI secara manual. Namun, dalam kenyataannya rupanya banyak kreator yang tidak mematuhi kebijakan ini.
Oleh karena itu, TikTok meningkatkan upayanya dengan memberikan tag AI secara otomatis. Dalam upayanya ini, TikTok bekerjasama dengan Koalisi untuk Pembuktian dan Keaslian Konten (Coalition for Content Provenance and Authenticity/C2PA). Ini merupakan organisasi yang menetapkan standar informasi online dan mampu melakukan pelacakan sumber konten.
Dengan bantuan dari C2PA, pelacakan asal-usul konten dilakukan mulai dari proses pengeditan hingga pengunggahan dengan melampirkan metadata dari konten. Melalui metadata ini bisa diketahui detail dari konten, termasuk dengan lokasi asal konten dan waktu dibuatnya. Dari sini juga bisa dilacak apakah konten dibuat menggunakan AI.
Akan tetapi rupanya upaya ini dinilai masih kurang efektif. OpenAI dalam halaman dukungannya menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan oleh TikTok tidak dapat dilakukan dengan mudah. Pengembang ChatGPT ini menyebutkan bahwa metadata konten dapat dihapus dengan mudah, sehingga perluasan konten AI mungkin akan sulit untuk dihindari.
Untuk menghadapi celah ini, TikTok juga melakukan upaya lain yang bertujuan untuk mendorong kesadaran pengguna akan pelabelan konten AI. TikTok menggandeng beberapa organisasi untuk meningkatkan literasi media para penggunanya. Adapun beberapa organisasi di antaranya yaitu MediaWise dan Witness–yaitu organisasi hak asasi manusia.
Kenapa TikTok Repot-Repot Memberikan Label AI pada Konten Pengguna?
Mungkin beberapa dari kalian masih heran mengapa TikTok repot-repot melakukan upaya seperti ini. Nah, pada dasarnya upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan dan memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih aman dan autentik saat menggunakan platform. Pemberian label AI pada konten bukan hanya soal transparansi, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial TikTok dalam menjaga ekosistem digital yang sehat.
Upaya ini juga disambut baik oleh Universal Music Group (UMG). Seperti yang kita ketahui, pada Februari 2024 Universal Music menghapus konten lagu dari musisi yang dibawah naungannya di TikTok.
Walaupun hal ini pada dasarnya disebabkan oleh persoalan royalti, namun rupanya inisiatif pelabelan TikTok dapat membuka peluang kerjasama yang baru. TikTok membuka peluang monetisasi baru melalui ekspansi bisnisnya ke bidang e-commerce.
Potensi Bahaya Konten AI
Konten yang dihasilkan oleh AI memiliki potensi besar untuk menyebarkan informasi palsu atau disinformasi. Misalnya, deepfake yang menggunakan AI untuk menciptakan video atau audio yang sangat meyakinkan, tetapi sepenuhnya palsu. Ini dapat digunakan untuk tujuan jahat, seperti menipu orang, merusak reputasi seseorang, atau bahkan memengaruhi opini publik.
Dengan memberikan label pada konten yang dihasilkan oleh AI, TikTok berharap dapat mengurangi risiko-risiko tersebut. Harapannya, pengguna akan lebih waspada dan kritis terhadap konten yang mereka konsumsi. Selain itu, konten AI juga memiliki potensi bahaya lain seperti:
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
Langkah ini juga bertujuan untuk melindungi hak kekayaan intelektual. Konten yang dibuat dengan AI sering kali menggunakan karya orang lain tanpa izin, yang bisa melanggar hak cipta. Dengan melabeli konten AI, TikTok membantu memastikan bahwa karya asli dan kreator asli mendapatkan pengakuan yang layak.
Membangun Etika Penggunaan AI
Selain itu, TikTok juga berusaha mendorong etika dalam penggunaan teknologi AI. Dengan memberikan label AI, TikTok mengirimkan pesan kepada kreator konten bahwa penggunaan teknologi ini harus dilakukan secara bertanggung jawab dan transparan. Ini juga membantu membentuk norma dan standar dalam komunitas digital, di mana transparansi dan etika menjadi pilar utama.
Tantangan Pelabelan Konten AI
Namun, upaya ini tentu tidak tanpa tantangan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, menghapus metadata adalah salah satu cara untuk menghindari pelabelan otomatis, dan ini merupakan celah yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, TikTok perlu terus berinovasi dalam teknologinya untuk mendeteksi dan melabeli konten AI dengan lebih akurat dan tahan terhadap manipulasi.
Kolaborasi dengan organisasi seperti C2PA, MediaWise, dan Witness merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan ini. Melalui kolaborasi ini, TikTok dapat mengembangkan teknologi yang lebih canggih dan juga meningkatkan kesadaran pengguna tentang pentingnya literasi media dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi.
Kesimpulan
Dengan demikian, pemberian label AI pada konten di TikTok merupakan langkah penting dalam menjaga integritas dan keaslian konten di platform ini. Meskipun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, langkah ini menunjukkan komitmen TikTok dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih transparan, aman, dan etis.
Semoga dengan upaya ini, kita bisa menikmati konten yang lebih berkualitas dan terpercaya ya. Mulai sekarang, mari kita mulai bangun kesadaran digital yang lebih baik, terutama bagi kamu yang membuat konten TikTok dengan AI.
Yuk, baca artikel kami lainnya di blog IDwebhost! Baca sebanyak-banyaknya secara gratis! Kamu bahkan bisa berlangganan untuk menjadi yang pertama dapat update terbaru dari kami lho.