Begini Fungsi Diagram DFD untuk Memudahkan Proses Program Development
Pengembangan program memerlukan proses yang tidak singkat. Selain prosesnya yang panjang, program development juga melibatkan banyak pihak. Untuk memudahkan proses pengembangan dan koordinasi, semua pihak yang terlibat digambarkan dalam sebuah diagram DFD.
DFD digunakan untuk memudahkan proses pengembangan dengan menampilkan gambaran alur informasi sistem dari awal hingga akhir. Diagram ini digambarkan menggunakan beberapa simbol. Jika kamu tertarik untuk mempermudah proses pengembangan program, mari ketahui lebih dalam tentang DFD di artikel ini!
Contents
Apa Itu DFD?
DFD singkatan dari Data Flow Diagram. Ini merupakan sebuah gambaran alur informasi dan proses pengembangan sebuah program mulai dari input hingga output. Penggunaan diagram DFD ditujukan untuk memudahkan penjelasan alur dan proses yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Jadi, alih-alih mendeskripsikan proses pengembangan dengan kata-kata, DFD justru menampilkan alur proses dalam bentuk visual dengan bantuan beberapa simbol. Dalam praktiknya, DFD mempermudah stakeholder untuk mengetahui alur kerja pengembangan dan melakukan analisis sistem informasi secara mendetail.
Semula, DFD mulai dikenal sejak akhir 1970an. Larry Constantine dan Ed Yourdon adalah dua figure yang mempopulerkannya. Hingga saat ini DFD adalah salah satu kebutuhan dalam proses development, khususnya untuk pengembangan perangkat lunak.
Pembuatan DFD pada dasarnya cukup sederhana. Kamu dapat membuatnya secara manual seperti menggambar diagram pada umumnya. Namun, kini DFD juga telah dikembangkan oleh beberapa aplikasi khusus seperti Power Designer, Unified Manual Language (UML), dan lain-lain.
Fungsi DFD
Bagi para pengembang, diagram DFD memiliki kegunaan yang sangat membantu kelancaran proses pengembangan program. Berikut ini adalah beberapa fungsi yang dimaksud tersebut:
1. Menggambarkan Alur Sistem
DFD dapat membantu untuk memahami alur sebuah sistem dengan menggambarkan berbagai proses di dalamnya sebagai satu kesatuan yang saling terhubung. Di dalam diagram ini, sistem kerja digambarkan mulai dari pemrosesan input hingga penyampaian hasil output.
Simbol-simbol yang digunakan dalam diagram juga bukan tanpa alasan. Setiap simbol membantu untuk menjelaskan hubungan dari masing-masing proses. Jadi, kamu dapat mengetahui keterkaitan antara satu proses dengan lainnya melalui DFD.
2. Menjelaskan Rancangan Sistem
Sebagai sebuah rancangan kerja yang dapat dipahami oleh seluruh stakeholder, diagram DFD berguna untuk menjelaskan rancangan kerja baik dalam prosesnya maupun untuk alur kerja berikutnya. Sistem kerja yang dijelaskan secara visual akan lebih mudah untuk dipahami oleh pihak non-programmer, seperti klien.
DFD dapat mempermudah berbagai pihak untuk mengetahui arah pekerjaan berikutnya, progress pekerjaan, dan detail proses pengembangan lainnya. Oleh sebab itu, DFD diperlukan untuk menjelaskan proses pengembangan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh siapa saja.
Baca Juga: Cara Menggunakan Google Trends Untuk Pemula
3. Merancang Model
Fungsi berikutnya adalah sebagai media perancangan model. Dari DFD bisa didapatkan apa saja fungsi sistem yang perlu diprioritaskan untuk perancangan model. Terlebih lagi, kamu juga dapat memilih beberapa alur kerja yang perlu digaris bawahi untuk berfokus pada bagian spesifik sebagai patokan perancangan model.
Jenis-jenis DFD
Diagram DFD terbagi atas beberapa jenis. Beberapa jenis ini dibedakan atas urutan tahapannya. Berikut jenis DFD beserta penjelasan lengkapnya:
1. DFD Level 0
Jenis yang pertama adalah DFD Level 0. Diagram ini biasanya juga disebut sebagai diagram konteks. Isinya meliputi gambaran interaksi dengan pihak eksternal selama proses pengembangan. Sebab ini merupakan tahapan paling dasar, DFD ini memiliki informasi terbatas yang tidak terhubung dengan database dalam penyimpanan data.
2. DFD Level 1
Diagram DFD Level 1 adalah tahap lanjutan dari jenis Level 0 di atas. Dalam DFD ini, kamu dapat menemukan data-data yang sudah dipecah dalam unit yang lebih kecil. Tujuannya agar informasi bisa dijabarkan dengan lebih jelas dan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
3. DFD Level 2
Naik lagi ketingkat berikutnya, DFD Level 2 menyediakan deskripsi dari data-data yang sudah dipecahkan di Level 1 namun dalam versi yang lebih rinci. Biasanya, jenis DFD ini hanya digunakan apabila memang diperlukan informasi mendetail tentang sistem.
Simbol DFD
Bicara soal diagram tentu tidak lengkap tanpa mempelajari simbol-simbol di dalamnya. Untuk membuat diagram DFD, kamu perlu mengetahui apa saja notasi simbol dan artinya. Berikut kami jelaskan beberapa di antaranya:
1. Data Flow
Seperti namanya, ini merupakan arus data atau informasi mengenai sebuah proses. Data Flow mengalirkan alur informasi datu satu sistem ke lainnya. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan arus data dalam DFD adalah tanda panah.
2. Data Store
Dalam notasi simbol DFD, Data Store merupakan file penyimpanan seluruh data untuk digunakan kembali di sistem atau proses berikutnya. Data Store umumnya terhubung dengan satu input dan output. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan komponen ini adalah dua buah garis horizontal yang sejajar.
3. Process
Komponen berikutnya dalam diagram DFD adalah Process, yakni alur sistem yang mengolah input menjadi output. Process digambarkan dengan simbol bangun ruang berkesinambungan. Misalnya seperti bentuk lingkaran atau persegi panjang dengan sudut rounded.
4. External Entity
External Entity juga dikenal dengan terminator. Ini adalah komponen yang berada di luar sistem, misalnya seperti klien, perusahaan, organisasi, atau lainnya. Untuk melihat posisi dan keterkaitan pihak ketiga dalam proses pengembangan, External Entity digambarkan dengan simbol kotak atau persegi panjang dalam diagram.
Cara Membuat DFD
Tiba akhirnya pada pembahasan cara membuat diagram DFD. Meskipun DFD memang hanya dapat dibuat secara manual, bukan berarti kamu bisa menggambarkannya tanpa acuan. Ikuti langkah-langkah di bawah ini untuk membuat DFD!
- Siapkan basis data. Pertama-tama, kamu perlu memasukan seluruh infromasi yang tersedia di data store siap untuk digunakan.
- Rencanakan target output. Tentukan output apa saja yang akan dihasilkan. Untuk lebih detailnya, kamu dapat mengidentifikasi output dari setiap level DFD. Misalnya seperti output dari Level 0, Level 1, dan Level 2. Dengan begitu, kamu bisa memetakan proses pengembangan dengan terukur.
- Sambungkan data store. Setelah mengidentifikasi input dan output, selanjutnya hubungkan data store dengan masing-masing input dan outputnya yang sesuai.
- Sesuaikan proses untuk mendapatkan output yang ditentukan. Tahapan yang terakhir, kamu hanya perlu menyesuaikan proses berjalan dengan semestinya. Di samping itu, setiap proses juga perlu dimonitor agar menghasilkan output yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kesimpulan
Jadi, diagram DFD adalah sebuah visualisasi sistem dan alur kerja dalam proses pengembangan program. Penggunaan DFD ditujukan untuk memudahkan pihak terkait untuk keep in touch dengan progress pengembangan yang sedang dilakukan. Pembuatan DFD dilakukan secara manual dengan menggambarkanya di media atau dengan aplikasi.
Dalam menggambarkan komponen-komponen dalam proses pengembangan, DFD menggunakan beberapa notasi simbol. Masing-masing dari simbol memiliki arti tertentu mulai dari pihak terkait, arus informasi, dan sebagainya.
Yuk, onlinekan program buatanmu bersama layanan hosting termurah dari IDwebhost. Ada banyak pilihan paket yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu. Tunggu apa lagi? Yuk, cek sekarang!