Apa Itu UX Writing? Pahami Prinsip, Manfaat dan Tips Jitu!

Apa Itu UX Writing? Pahami Prinsip, Manfaat dan Tips Jitu!

Waktu membaca menit

Update Terakhir 14 Apr 2025

Pernah tidak sih kamu merasa nyaman saat menggunakan aplikasi atau website karena instruksi dan tombolnya jelas? Nah, itu semua berkat UX Writing! Apa itu UX Writing?

UX Writing adalah seni menyusun teks dalam antarmuka digital agar pengguna bisa bernavigasi dengan mudah. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang UX Writing, prinsip dasarnya, manfaatnya, dan tips jitu agar tulisanmu bisa meningkatkan pengalaman user. Yuk, simak sampai akhir!

Apa Itu UX Writing?

UX Writing adalah seni memilih kata yang tepat dalam sebuah produk digital agar pengalaman pengguna (UX) menjadi lebih intuitif dan lancar. 

Jika kamu pernah melihat teks pada tombol, notifikasi, pesan kesalahan, atau petunjuk dalam aplikasi dan situs web, itulah yang disebut microcopy, dan di sinilah UX Writing berperan.

Tapi, UX Writing bukan sekadar menulis teks pendek. Seorang UX Writer juga bekerja sama dengan tim desain dan pengembang untuk memastikan bahasa yang digunakan dalam produk digital jelas, ramah, dan efektif

Selain itu, UX Writer membantu membuat dokumentasi produk serta pedoman gaya penulisan agar pengalaman pengguna tetap konsisten di semua platform.

Apa bedanya UX writing dengan desain konten?

Sering kali, UX Writing disamakan dengan desain konten (content design). Faktanya, beberapa perusahaan seperti Meta dan Microsoft lebih suka menggunakan istilah “content designer” dibanding “UX writer.” Meski begitu, Apple dan banyak perusahaan lain masih mempertahankan istilah UX Writer.

UX Writing juga berbeda dari copywriting. Kalau copywriting fokus pada persuasi dan pemasaran, UX Writing bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam memahami dan menggunakan produk digital tanpa hambatan. Jadi, UX Writing bukan hanya soal estetika teks, tapi juga tentang pengalaman pengguna yang lebih baik. 

Baca Juga: 8+ Tips Sukses Menjadi Content Writer Profesional

Apa Itu UX Writing?

Mengapa UX Writing Penting?

UX Writing memainkan peran kunci dalam pengalaman user. Saat menggunakan aplikasi atau website, pengguna berinteraksi dengan berbagai teks dalam antarmuka. 

Jika teks tersebut tidak jelas, pengguna bisa merasa frustrasi dan meninggalkan produk. UX Writing memastikan bahwa interaksi ini tetap lancar dan efisien.

Selain itu, UX Writing membantu mengurangi kesalahan pengguna. Dengan petunjuk yang jelas, pengguna bisa memahami instruksi dengan benar, menghindari kesalahan, dan menyelesaikan tugas mereka dengan cepat.

Prinsip Dasar UX Writing

UX writing bukan sekadar menulis teks dalam produk digital, tetapi juga memastikan pengalaman pengguna tetap mudah, jelas dan inklusif. Nah, supaya hasilnya optimal, ada beberapa prinsip dasar yang perlu kamu terapkan:

#1. Simplicity (Kesederhanaan)

Teks harus sesederhana mungkin agar pengguna bisa memahami dengan cepat. Misalnya, saat mengundang anggota baru ke platform, cukup meminta email dan peran mereka tanpa formulir panjang yang membingungkan.

#2. Clarity (Kejelasan)

Gunakan bahasa yang mudah dipahami, hindari jargon teknis, dan pastikan setiap instruksi jelas. Contohnya, saat membuat petunjuk dalam aplikasi, gunakan kalimat langsung seperti “Klik ‘Tambah Produk’ untuk menambahkan barang ke toko.”

#3. Brevity (Kehematan Kata)

Dalam dunia digital, setiap kata berharga. Oleh karena itu, UX Writing harus singkat tetapi tetap informatif. Contoh: menu dropdown sebaiknya berisi opsi yang ringkas, seperti “Hapus” alih-alih “Klik di sini untuk menghapus.”

#4. Accessibility (Aksesibilitas)

UX Writing harus inklusif agar semua pengguna, termasuk yang memiliki keterbatasan, bisa mengaksesnya. Misalnya, tambahkan teks alternatif (alt text) pada gambar agar pengguna dengan keterbatasan penglihatan tetap memahami kontennya..

#5. Inclusivity (Inklusivitas)

Gunakan bahasa yang netral dan tidak diskriminatif. Misalnya, daripada menggunakan kata ganti spesifik gender, lebih baik gunakan “mereka” agar lebih inklusif bagi semua pengguna.

Proses UX Writing: Dari Riset hingga Pengujian

UX Writing bukan sekadar menulis teks untuk antarmuka, tetapi juga melalui proses sistematis agar pengguna mendapatkan pengalaman terbaik. Nah, gimana sih langkah-langkahnya? Yuk, simak!

#1. Memahami Brief dan Riset Pengguna

Langkah pertama, UX Writer harus memahami kebutuhan pengguna saat berinteraksi dengan produk. Kadang, sudah ada brief yang jelas, tapi untuk proyek besar, UX Writer bisa ikut dalam tahap riset. 

Metode seperti wawancara pengguna, card sorting, dan usability testing sering digunakan untuk memahami pola pikir serta istilah yang paling familiar bagi mereka.

#2. Membangun Content Model

UX Writer perlu membuat template atau model konten yang mencakup berbagai elemen, seperti teks pada tombol, notifikasi, dan pesan kesalahan. Model ini bisa berdiri sendiri atau menjadi bagian dari arsitektur informasi dan wireframe produk, tergantung kompleksitas proyek.

#3. Menulis Copy

Setelah riset dan model konten siap, saatnya mulai menulis! UX Writer biasanya menggunakan dokumen teks, spreadsheet, atau langsung bekerja di dalam file desain menggunakan tools khusus.

#4. Menambahkan Copy ke Prototipe

Ini tahap di mana teks dan desain bertemu. UX Writer atau UX Designer akan memasukkan teks ke dalam prototipe untuk memastikan semuanya sesuai, jelas, dan bebas dari kesalahan penulisan.

#5. Uji Coba dan Penyempurnaan

Setelah prototipe siap, UX Writer ikut dalam pengujian bersama tim desain. Dari hasil feedback pengguna, teks bisa direvisi agar semakin efektif. Proses ini bisa berlangsung terus-menerus seiring dengan perkembangan produk.

Tips Menjadi UX Writer

Nah, setelah kamu memahami apa itu UX Writing, prinsip dan prosesnya, apakah kamu tertarik untuk menjadi UX Writer? 

Saat ini, pekerjaan UX Writing semakin diminati karena perannya krusial dalam meningkatkan pengalaman pengguna. Tapi, gimana sih cara jadi UX Writer yang andal? Berikut skill dan langkah yang perlu kamu kuasai!

#1. Kuasai Skill Teknis UX Writing

Untuk menjadi UX Writer yang kompeten, kamu harus menguasai beberapa keterampilan teknis berikut:

  • Menulis dan Mengedit yang Efektif
    UX Writer harus bisa menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan sesuai konteks. Latih kemampuan menulis dengan memahami tone of voice dan microcopy yang engaging.
  • Paham UX dan Riset Pengguna
    UX Writing berfokus pada pengalaman pengguna. Pelajari cara melakukan riset, membaca hasil usability testing, dan memahami kebutuhan user agar copy yang dibuat lebih relevan.
  • Dasar-dasar Desain dan Wireframing
    Meski bukan desainer, UX Writer perlu mengerti wireframing dan tata letak antarmuka agar teks menyatu dengan desain, bukan sekadar tempelan. Tools seperti Figma atau Adobe XD bisa jadi bekal belajar.
  • Informasi Arsitektur & Hierarki Konten
    Struktur informasi yang baik bikin produk lebih mudah dipahami. UX Writer harus tahu cara mengatur konten agar navigasi pengguna terasa intuitif.
  • Skill Uji Coba dan Iterasi
    Setiap teks harus diuji sebelum dirilis. Pahami metode A/B testing atau usability testing agar copy yang dibuat benar-benar bekerja sesuai tujuan.

#2. Kembangkan Soft Skills Penting

Selain skill teknis, UX Writer juga harus memiliki keterampilan berikut:

  • Mau Belajar Cepat
    UX Writing masih berkembang, jadi siap belajar hal baru dari buku, kursus, atau pengalaman langsung di proyek nyata.
  • Empati & Kemampuan Mendengarkan
    Pahami kebutuhan pengguna dengan baik. Bukan sekadar menulis teks, tapi membantu user agar lebih mudah mencapai tujuan mereka.
  • Berpikir Kreatif
    Kadang, masalah UX tidak punya solusi yang jelas. UX Writer harus bisa mencari alternatif kreatif untuk menyederhanakan pengalaman pengguna.
  • Kemampuan Pengambilan Keputusan
    UX Writer harus berani mengambil keputusan berdasarkan data, terutama dalam tahap pengujian dan iterasi copy.
  • Skill Presentasi & Komunikasi
    Sering kali, UX Writer perlu meyakinkan tim tentang pilihan kata yang digunakan. Kemampuan presentasi yang baik akan memperlancar diskusi dan mempercepat eksekusi proyek.

Baca Juga: 6 Cara Mudah Memanfaatkan AI untuk UX Design Website

Apa Itu UX Writing?

#3. Mulai Karier sebagai UX Writer

  • Pelajari UX Writing: Ikuti kursus, baca buku, atau praktikkan langsung dengan proyek kecil.
  • Bangun Portofolio: Kamu bisa memulainya dari proyek kecil dengan menulis ulang UX copy di website atau aplikasi yang sudah ada sebagai latihan. Jangan hanya pajang hasil kerja, tapi jelaskan proses berpikir, tantangan, dan solusi yang dibuat.
  • Bergabung dengan Komunitas: Ikuti forum atau grup UX Writing untuk belajar dari para profesional.
  • Latih Kolaborasi dengan Tim: UX Writer bekerja dengan Product Manager, Designer, Developer, hingga eksekutif, jadi penting untuk bisa berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai tim.

Kesimpulan

UX Writing adalah elemen penting dalam menciptakan pengalaman user yang mulus. Dengan memahami prinsip-prinsip UX Writing, kamu bisa membuat produk digital yang lebih ramah pengguna.

Agar pengalaman pengguna semakin maksimal, pastikan website kamu berjalan tanpa hambatan dengan layanan Hosting Unlimited dari IDwebhost. Performa cepat, stabil, dan tanpa batas akan memastikan pengunjung tetap betah di website kamu!