Apa Itu Akuisisi? Pengertian, Jenis-jenis, dan Tujuan Akuisisi!

30 Nov 2021
Apa Itu Akuisisi? Pengertian, Jenis-jenis, dan Tujuan Akuisisi! campaign-unlimited

Apa itu akuisisi? Kali ini kita akan mengupas tentang pengertian, jenis-jenis, tujuan dan hal lainnya tentang akuisisi.

Dalam dunia bisnis tidak dapat dipisahkan dari akuisisi, apalagi pada dunia startup. Acquisition atau akuisisi merupakan salah satu cara agar bisnis bisa berkembang cepat. Pun demikian, tantangan yang yang besar juga dapat muncul dari langkah yang sekilas mirip merger ini.

Apa itu akuisisi?  Jika seandainya akuisisi terjadi pada bisnis/startup Anda,apakah Anda sudah siap?

Untuk itu, mari kita pelajari akuisisi secara lengkap dengan mengikuti pembahasannya sebagai berikut:

Apa Itu Akuisisi?

Akuisisi merupakan langkah membeli sebagian besar atau seluruh perusahaan, baik dari saham atau asetnya. Jadi, pembeli (acquirer) akan dapat mendapatkan kendali atas perusahaan yang diakuisisi (acquiree).

Acquisition umumnya dilakukan perusahaan besar ke startup, tetapi tidak selalu harus begitu. Intinya, akuisisi ini merupakan tentang peralihan kekuasaan pada salah satu perusahaan yang menguasai saham atau aset.

Contohnya pada akuisisi adalah yang terjadi pada Slack oleh Salesforce pada Juli 2021 dengan nilai sebesar 27,7 miliar dollar.

Acquisition dapat dilakukan baik dengan atau tanpa persetujuan. Bagaimana maksudnya?

Dalam satu kondisi, acquiree dapat mengajak acquirer dalam membuat ketentuan akuisisi. Jika pihak acquiree tidak menyetujui ketentuan tersebut, akuisisi menjadi tidak dilakukan.

Di kondisi lain, acquirer dapat memaksa acquiree untuk menjual saham atau asetnya dengan menawarkan harga yang jauh lebih tinggi dari pasar. 

Jika memungkinkan, acquirer juga dapat memanfaatkan proxy vote agar pihak acquiree menyetujui rencana acquisition. 

Proxy vote merupakan keadaan di mana acquirer dapat membujuk para pemegang saham acquiree untuk mengganti jajaran direksi perusahaan tersebut dengan individu yang menyetujui rencana akuisisi.

Lalu, apakah acquisition dapat disebut penggabungan dua perusahaan seperti yang terjadi pada merger? Jawabannya tidak. Agar lebih paham dengan perbedaan merger dan akuisisi, yuk, simak pada bagian selanjutnya.

Perbedaan Merger dan Akuisisi

apa-itu-akuisisi

Banyak orang beranggapan tidak ada perbedaan antara merger dan akuisisi. Padahal, keduanya tidaklah sama.

Acquisition dapat terjadi antara dua perusahaan dengan atau tanpa persetujuan. Sementara merger dilakukan atas kesepakatan dua atau beberapa perusahaan dalam mengejar tujuan bersama.

Selain itu, target akuisisi umumnya perusahaan yang lebih kecil, sedangkan dalam merger perusahaan-perusahaan dapat bergabung cenderung mempunyai skala sama.

Acquisition juga tidak dapat menghasilkan perusahaan baru karena acquirer dapat tetap berdiri dengan nama yang sama. Karena kondisi ini, akuisisi tidak menghasilkan saham baru.

Sebaliknya ketika terjadi merger, perusahaan yang melakukannya dapat menjadi bisnis baru dengan nama dan pemilik yang ditentukan kemudian. Plus, merger juga menghasilkan saham baru.

Nah, supaya lebih jelas tentang perbedaan merger dan akuisisi, Anda dapat menyimak perbandingan di bawah ini.

Jenis-Jenis Akuisisi

apa-itu-akuisisi

Acquisition dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan objek yang diambil alih dan jenis usahanya. Mari, simak penjelasannya di bawah ini.

Berdasarkan Objek Akuisisi

Ada dua jenis akuisisi berdasarkan objek yang diambil alih, yaitu saham dan aset.

1. Akuisisi Saham

Di jenis acquisition ini, acquirer mengambil alih acquiree dengan cara membeli sebagian besar sahamnya. Pembelian tersebut dapat dilakukan secara tunai maupun mengganti saham yang dibeli dengan sekuritas lainnya.

2. Akuisisi Aset

Ini merupakan tindakan di mana acquirer dapat membeli aset-aset yang dimiliki acquiree untuk mengambil alih kepemilikannya.

Berdasarkan Jenis Usaha

Ada tiga klasifikasi akuisisi berdasarkan jenis usaha yang melakukannya, yaitu horizontal, vertikal, dan konglomerat.

1. Akuisisi Horizontal

Jenis acquisition ini dapat dilakukan antar perusahaan yang lini bisnisnya sama. Jadi, tujuan tindakan ini biasanya adalah untuk mengurangi kompetitor dan menguatkan dominasi pasar.

2. Akuisisi Vertikal

Akuisisi disebut vertikal jika acquirer dapat mengambil alih pemasok atau distributornya. Ini dilakukan agar pihak yang mengambil alih mempunyai kendali atas rantai pasokan dan kualitasnya.

3. Akuisisi Konglomerat

Dalam jenis akuisisi ini, acquiree dapat mengambil alih perusahaan yang lini bisnisnya berbeda. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan portofolio perusahaan yang mengakuisisi.

Tujuan Akuisisi

Sebenarnya, mengapa acquisition dilakukan ? Nah, ini dia lima tujuan akuisisi:

1. Untuk Mencari Celah untuk Memasuki Pasar Baru

Beberapa perusahaan dapat memilih untuk mengambil alih perusahaan yang pasarnya berbeda. Misalnya, perusahaan IT membeli perusahaan farmasi.

Mengapa demikian? Langkah tersebut biasanya diambil ketika sebuah perusahaan mau memasuki industri yang berbeda. Dengan acquisition, perusahaan tersebut dapat memasuki pasar yang diinginkan dengan mudah.

2. Mendapatkan Konsumen Bisnis yang Diakuisisi

Ketika mengakuisisi sebuah perusahaan, apalagi yang sudah dikenal, Anda bisa mendapatkan konsumennya juga. Hal ini bisa dapat menjadi pilihan Anda jika kesulitan memenangkan hati konsumen target akuisisi.

Dengan demikian, Anda tidak hanya dapat menguatkan posisi bisnis di pasar, tetapi juga menghindari kompetisi dengan perusahaan yang berpotensi jadi pesaing besar. Langkah ini diambil oleh Facebook dengan mengambil alih Instagram.

3. Meningkatkan Keuntungan dengan Produk Milik Startup

Perusahaan besar dapat mengambil alih startup yang produknya inovatif, tetapi kesulitan menguatkan dominasi pasarnya.

Setelah akuisisi, perusahaan besar dapat membantu memasarkan produk-produk milik startup sembari mendapatkan keuntungan dari tindakan itu.

Langkah tersebut dilakukan IBM, raksasa di industri software, yang diklaim dapat meningkatkan penghasilan acquiree sebesar 40 persen dalam dua tahun pertama setelah acquisition.

4. Bertukar Pengetahuan dan Ilmu

Baik acquirer dan acquiree dapat memanfaatkan akuisisi sebagai sarana untuk bertukar pengetahuan dan ilmu. Apalagi jika kedua perusahaan bergerak di industri yang sama.

5. Mendapatkan Teknologi Baru dengan Mudah

Jika ada startup yang teknologinya unik dan bermanfaat, hal tersebut dapat menjadi alasan perusahaan besar untuk melakukan akuisisi.

Dengan mengambil alih startup tersebut, teknologi tersebut tidak akan jatuh ke tangan kompetitor. Selain itu, acquirer jadi tidak perlu bersusah-payah dalam mengembangkan teknologi serupa. Contohnya adalah langkah Apple mengambil alih Siri yang menjadi salah satu fitur unggulan perangkat iOS.

Tantangan dalam Akuisisi

Meski terdapat beberapa manfaat yang bisa didapatkan kedua pihak, akuisisi tidak lepas dari tantangan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • Perbedaan tujuan
    Tujuan kedua perusahaan harus selaras jika menginginkan acquisition. Jika tidak, tentu akan menghambat kinerjanya. Hal tersebut bisa dicegah dengan adanya transparansi saat merundingkan akuisisi. Contohnya adalah janji Facebook untuk memberikan kebebasan kepada Instagram saat mengakuisisi platform tersebut.
  • Perbedaan budaya kerja
    Budaya kerja yang berbeda bisa menjadi tantangan dalam acquisition. Apalagi jika perusahaan besar mengakuisisi startup. Perusahaan besar cenderung memiliki sistem birokrasi yang rumit, sedangkan startup lebih lincah dalam pengembangan bisnisnya.
  • Larinya Investor yang Tidak Setuju dengan Akuisisi
    Dalam akuisisi yang disetujui, kedua perusahaan bisa saja membuat ketentuan yang disepakati. Namun, investor perusahaan target bisa saja tidak setuju karena khawatir dengan perkembangan bisnis yang tidak sesuai dengan rencana awal yang disepakati.
  • Kendala produksi karena kekurangan pemasok
    Dengan mengambil alih sumber daya perusahaan lain, produksi pasti akan meningkat. Namun, sebelumnya pastikan bahwa perusahaan akan mendapatkan cukup pasokan dari supplier jika tidak ingin produksi terhambat.

Contoh Akuisisi

apa-itu-akuisisi

Di samping tantangan-tantangan tadi, acquisition sudah umum dilakukan, baik di luar maupun dalam negeri. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Pembelian Android oleh Google pada tahun 2005.
  • Pembelian Giphy, website pencarian animasi GIF, oleh Facebook pada tahun 2020.
  • Pembelian Siri, asisten virtual yang tersedia di perangkat iOS, oleh Apple pada tahun 2010.
  • Pembelian Rabobank, sebuah bank internasional yang bercabang di Indonesia, oleh Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2019.
  • Pembelian Bridestory, marketplace vendor kebutuhan pernikahan, oleh Tokopedia pada tahun 2019.
  • Pembelian Jualo, salah satu marketplace barang bekas Indonesia, oleh Carro, marketplace otomotif, pada tahun 2019.

Kesimpulan

Akuisisi merupakan langkah sebuah perusahaan (acquirer) mengambil alih perusahaan lain (acquiree) dengan atau tanpa kesepakatan.

Semoga bermanfaat 

Agar Anda bisa mendapatkan update informasi artikel dari IDwebhost yang bermanfaat lainnya, Anda bisa untuk mengunjungi halaman website IDwebhost pada bagian blog IDwebhost.

Kemudian, jika Anda saat ini sedang mencari hosting terbaik untuk keperluan dalam membangun website, Anda bisa menggunakan layanan hosting dari IDwebhost dan domain lengkap. Selain itu juga terdapat promo didalamnya yang dapat Anda gunakan untuk keperluan bisnis online Anda. 

Kemudian jika Anda merasa kesulitan untuk membuat website, Anda juga dapat menggunakan layanan jasa pembuatan website dari IDwebhost atau wunik yang masih dalam satu lini dengan IDwebhost.

Webhosting ya IDwebhost Aja, Salam!

Penulis
Member since 2 Jul 2013