AES adalah: Advanced Encryption Standard dan Cara Kerjanya
AES adalah singkatan dari Advanced Encryption Standard, yang merupakan salah satu metode enkripsi paling populer untuk menjaga keamanan data.
Teknologi ini memiliki peran penting di berbagai bidang, mulai dari keuangan hingga keamanan siber. Yuk, simak lebih lanjut mengenai apa itu AES hingga cara kerjanya.
Contents
AES adalah
Advanced Encryption Standard (AES) adalah algoritma enkripsi simetris berbasis block cipher yang dirancang untuk menggantikan Data Encryption Standard (DES), yang mulai dianggap tidak aman seiring dengan kemajuan teknologi.
Dikembangkan oleh kriptografer asal Belgia, Vincent Rijmen dan Joan Daemen, AES terpilih melalui proses seleksi ketat oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) pada tahun 2001 sebagai standar enkripsi baru.
Keunggulan utama AES terletak pada kecepatannya dalam mengenkripsi data serta tingkat keamanannya yang sangat tinggi, menjadikannya pilihan utama untuk melindungi data sensitif di berbagai bidang, seperti keamanan komputer pemerintah, keamanan siber, dan perlindungan data pribadi.
AES bekerja dengan membagi data menjadi blok-blok kecil berukuran 128 bit dan mengenkripsinya melalui beberapa putaran enkripsi. Proses ini menjadikan AES lebih aman dan andal dibandingkan metode enkripsi sebelumnya.
Dengan menggunakan kunci enkripsi yang panjangnya bisa mencapai 128, 192, atau 256 bit, AES menawarkan perlindungan yang kuat terhadap akses tidak sah.
Karena sifatnya yang cepat dan aman, AES banyak digunakan untuk melindungi komunikasi online, file sensitif, dan berbagai bentuk data elektronik lainnya.
Sebagai algoritma enkripsi yang sangat terpercaya, AES juga telah diakui secara global sebagai dasar kriptografi modern dan menjadi standar industri yang digunakan untuk mengamankan berbagai jenis informasi di seluruh dunia.
Cara Kerja Enkripsi AES
Cara kerja enkripsi AES cukup kompleks namun sangat efektif dalam mengamankan data sensitif.
AES menggunakan algoritma enkripsi simetris, artinya kunci yang sama digunakan baik untuk mengenkripsi maupun mendekripsi data.
Meskipun sederhana dalam konsep, AES memiliki beberapa langkah yang menjadikannya sangat kuat dan sulit untuk dibobol.
1. Pembagian Data ke dalam Blok
Data yang akan dienkripsi terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok kecil berukuran 128-bit atau 16 byte. Setiap blok kemudian diproses melalui serangkaian transformasi untuk menyulitkan pengenalan data asli. Jika data yang akan dienkripsi lebih besar dari ukuran blok ini, data tersebut akan dipotong menjadi beberapa blok.
2. Pemilihan Kunci Enkripsi
AES mendukung beberapa panjang kunci, yaitu 128-bit, 192-bit, dan 256-bit. Semakin panjang kunci yang digunakan, semakin kuat tingkat keamanannya, namun juga semakin besar daya komputasi yang diperlukan.
Misalnya, kunci 128-bit sudah cukup untuk aplikasi sehari-hari, sedangkan kunci 256-bit sering digunakan untuk data yang sangat sensitif atau bahkan aplikasi militer.
3. Proses Enkripsi (Putaran-Perputaran)
Setelah data dan kunci dipersiapkan, proses enkripsi dimulai. AES menjalani beberapa putaran atau “rounds” tergantung pada panjang kunci yang digunakan:
- Kunci 128-bit melalui 10 putaran,
- Kunci 192-bit melalui 12 putaran,
- Kunci 256-bit melalui 14 putaran.
Setiap putaran terdiri dari tiga langkah utama:
- Substitusi (Substitution): Setiap byte dalam blok data digantikan dengan byte lain yang sesuai berdasarkan tabel pengganti yang disebut S-Box.
- Perpindahan Posisi (Shift): Byte dalam blok digeser ke posisi baru, mencampur data lebih lanjut.
- Penggabungan (Mixing): Byte dalam blok digabungkan untuk menciptakan data yang lebih acak dan sulit ditebak.
Langkah-langkah ini terus berlangsung melalui putaran-putaran hingga data mengalami perubahan yang sangat signifikan, membuatnya hampir tidak mungkin dikenali atau dipecahkan tanpa kunci yang tepat.
4. Hasil Enkripsi: Ciphertext
Setelah beberapa putaran enkripsi, data yang awalnya dapat dibaca kini berubah menjadi bentuk yang tidak bisa dipahami, yang disebut ciphertext atau teks terenkripsi.
Sebagai contoh, data asli seperti “Selamat datang di dunia digital!” akan berubah menjadi deretan karakter acak yang tidak dapat dibaca, seperti “6b65fd4e9a7c9b64f124ccd5bb99bff2“.
5. Proses Dekripsi
Dekripsi merupakan proses yang berlawanan dengan enkripsi dan menggunakan kunci yang sama. Hanya dengan kunci yang tepat, ciphertext dapat diubah kembali menjadi data asli.
Jadi, jika seseorang memiliki kunci yang sesuai, mereka bisa mengubah ciphertext kembali menjadi teks asli seperti “Selamat datang di dunia digital!”
6. Keamanan AES
Keamanan AES sangat tergantung pada panjang kunci yang digunakan. Dengan kunci 128-bit, bahkan dengan teknologi komputasi saat ini, untuk memecahkannya melalui brute-force (mencoba setiap kombinasi kunci) membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan miliaran tahun.
Sementara itu, kunci 256-bit menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi lagi, meskipun memerlukan lebih banyak sumber daya untuk proses enkripsi dan dekripsi.
Berikut tingkat keamanan AES berdasarkan panjang kuncinya:
Panjang Kunci (Bit) | Jumlah Putaran (Rounds) | Keamanan |
128-bit | 10 | Cukup aman untuk aplikasi umum |
192-bit | 12 | Lebih aman untuk data sensitif |
256-bit | 14 | Paling aman, sering digunakan untuk data militer dan informasi sangat sensitif |
Contoh Penerapan AES
Enkripsi AES tidak hanya digunakan untuk melindungi file dan data pribadi, tetapi juga digunakan dalam berbagai teknologi yang sering kita gunakan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan enkripsi AES:
- Jaringan Wi-Fi: Banyak router modern menggunakan protokol WPA2 atau WPA3 yang didasarkan pada enkripsi AES untuk melindungi koneksi internet.
- Virtual Private Network (VPN): VPN memanfaatkan algoritma AES untuk mengenkripsi data yang dikirimkan, menjaga aktivitas daring kamu tetap privat.
- Pengelola Kata Sandi (Password Managers): Aplikasi seperti LastPass atau 1Password menggunakan AES untuk menyimpan kata sandi dengan aman.
- Aplikasi Mobile dan Komponen OS: AES diterapkan dalam sistem operasi dan aplikasi mobile untuk mengenkripsi data pengguna, termasuk file, pesan, dan informasi pribadi.
- Hard Drive dan Cloud Storage: Penyimpanan berbasis cloud, seperti Google Drive dan Dropbox, menggunakan enkripsi AES untuk melindungi file dari akses tidak sah.
- Game Online: Beberapa video game juga menggunakan AES untuk mencegah kecurangan dan melindungi data pemain.
Keunggulan Enkripsi AES
Tidak heran jika algoritma AES menjadi salah satu alat enkripsi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Keunggulannya meliputi:
- Kecepatan dan Efisiensi: Algoritma AES bekerja dengan cepat tanpa memakan banyak sumber daya, membuatnya ideal untuk aplikasi dengan kebutuhan pemrosesan tinggi.
- Fleksibilitas Kunci: Panjang kunci yang bervariasi (128, 192, atau 256 bit) memungkinkan pengguna untuk memilih tingkat keamanan sesuai kebutuhan.
- Kompatibilitas Global: Karena diakui sebagai standar internasional, AES dapat digunakan di berbagai platform dan perangkat, sehingga mempermudah integrasi sistem.
- Perlindungan yang Tangguh: Dengan kombinasi transformasi yang kompleks, AES hampir mustahil diretas dengan metode tradisional, seperti brute-force.
- Ekosistem Pendukung: AES memiliki dukungan yang luas dari komunitas pengembang, sehingga implementasinya semakin mudah.
Kesimpulan
Advanced Encryption Standard (AES) merupakan algoritma enkripsi yang sangat kuat dan efisien, yang banyak digunakan untuk melindungi data sensitif di berbagai bidang.
Dengan berbagai tingkat keamanan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, mulai dari 128-bit hingga 256-bit, AES memastikan bahwa informasi yang diproses tetap aman dari ancaman.
Jika kamu mencari solusi untuk melindungi data di website atau aplikasi online kamu, layanan hosting dari IDwebhost bisa menjadi pilihan tepat.
IDwebhost menawarkan keamanan data yang kuat untuk menjaga website dan informasi sensitif pengguna tetap aman dari potensi ancaman.
Member since 23 Aug 2024