Apa Itu Interstitial Ads dan Bagaimana Cara Menggunakannya?

Apa Itu Interstitial Ads dan Bagaimana Cara Menggunakannya?

Waktu membaca menit

Update Terakhir 18 Mar 2025

Pernahkah kamu membuka aplikasi atau website, lalu tiba-tiba muncul iklan layar penuh sebelum kamu bisa mengakses konten? Nah, itu adalah contoh interstitial ads. Jenis iklan ini semakin populer karena kemampuannya menarik perhatian pengguna. Tapi, bagaimana cara kerja dan menggunakannya secara efektif? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Itu Interstitial Ads?

Interstitial ads adalah salah satu format iklan digital berbentuk pop-up atau overlay layar penuh yang muncul di antara transisi halaman atau aktivitas dalam aplikasi. 

Tujuan utamanya adalah menarik perhatian pengguna secara maksimal sebelum mereka melanjutkan ke halaman berikutnya. 

Karena ukurannya yang besar dan tampilannya yang mencolok, interstitial ads sering kali memiliki Click-Through Rate (CTR) lebih tinggi dibandingkan banner ads biasa.

Biasanya, full-screen ads ini sering muncul di perangkat mobile dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Pesan promosi
  • Cuplikan video
  • Permintaan langganan atau pendaftaran

Namun, agar tidak mengganggu pengalaman pengguna, interstitial ads harus dipasang dengan strategi yang tepat. Kalau terlalu sering muncul, justru bisa membuat pengguna merasa terganggu.

Baca Juga: Mobile First Index: Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu

Apa Itu Interstitial Ads

Cara Kerja Interstitial Ads

Pernah bertanya-tanya bagaimana interstitial ads bisa muncul di waktu yang tepat? Iklan ini dirancang agar tidak asal muncul, melainkan di momen strategis untuk memaksimalkan efektivitas tanpa mengganggu pengalaman pengguna. Yuk, kita bahas tahapannya!

Triggering

Iklan ini tidak muncul sembarangan, melainkan pada momen strategis dalam aplikasi atau website, seperti:

  • Saat pengguna berpindah dari satu halaman ke halaman lain.
  • Setelah menyelesaikan aktivitas tertentu, seperti membaca artikel atau menonton video.
  • Saat ingin keluar dari halaman website (exit intent).

Ketika momen ini terjadi, ad exchange (misalnya Google AdX) akan menerima permintaan untuk menampilkan iklan, lalu memilih iklan terbaik berdasarkan data pengguna.

Tampilan Layar Penuh

Setelah iklan dipilih, interstitial ads akan muncul dalam ukuran penuh, menyesuaikan layar perangkat pengguna. Karena tampilannya besar, iklan ini lebih mencolok dibandingkan banner ads biasa, sehingga meningkatkan peluang interaksi.

Interaksi Pengguna

Setelah muncul, pengguna bisa:

  • Mengklik iklan untuk mengunjungi landing page atau mengunduh aplikasi.
  • Menonton video promosi hingga selesai.
  • Menutup iklan setelah beberapa detik jika tidak tertarik.

Timeout dan Frekuensi

Agar tidak mengganggu pengalaman pengguna, interstitial ads biasanya memiliki timer sebelum tombol “Close” muncul. Selain itu, frekuensi kemunculan iklan ini diatur agar tidak terlalu sering muncul dalam satu sesi.

Jenis dan Contoh Interstitial Ads

Interstitial ads hadir dalam berbagai bentuk dan strategi pemasangan. Kalau digunakan dengan tepat, iklan ini bisa meningkatkan engagement tanpa mengganggu pengalaman pengguna. Berikut adalah beberapa jenis interstitial ads yang sering digunakan beserta contohnya:

Full-Screen Interstitials

Jenis ini paling umum digunakan, di mana iklan menutupi seluruh layar saat pengguna berpindah halaman. Karena tampilannya yang mencolok, format ini efektif untuk menarik perhatian. Contohnya:

  • Aplikasi Booking.com yang menampilkan diskon hotel saat pengguna berpindah halaman.
  • Situs berita yang menampilkan promosi berlangganan sebelum pengguna bisa membaca artikel penuh.

Video Interstitials

Iklan berbentuk video pendek yang muncul sebelum pengguna melanjutkan aktivitasnya. Format ini sering digunakan untuk meningkatkan engagement visual. Contohnya:

  • Iklan di YouTube yang menampilkan trailer film sebelum video utama diputar.
  • Iklan travel di aplikasi peta sebelum menampilkan rute perjalanan.

Interactive Interstitials

Iklan berbentuk video pendek yang melibatkan pengguna sebelum mereka melanjutkan aktivitasnya, misalnya dengan game mini atau survei. Teknik ini bisa meningkatkan tingkat konversi. Contohnya:

  • SurveyMonkey yang menampilkan survei sebelum pengguna bisa mengakses halaman tertentu.
  • Iklan game yang menawarkan preview gameplay sebelum mengunduh aplikasi.

Exit Intent Interstitials

Jenis ini muncul saat pengguna ingin meninggalkan website, bertujuan untuk mencegah bounce rate tinggi dan meningkatkan retensi. Contohnya:

  • Coursera yang menawarkan diskon kursus ketika pengguna hendak keluar.
  • Toko online yang memberikan kode promo saat pengguna ingin meninggalkan keranjang belanja.

Mobile Interstitial Ads

Digunakan dalam aplikasi mobile, biasanya muncul di titik transisi antar halaman atau aktivitas. Contohnya:

  • Aplikasi cuaca yang menampilkan iklan travel sebelum update prakiraan cuaca.
  • Game yang menampilkan iklan setelah pemain menyelesaikan level.

Interstitial Ads di Social Media

Media sosial juga sering menggunakan interstitial ads untuk meningkatkan interaksi pengguna. Contohnya:

  • Instagram Stories yang menampilkan iklan fashion atau travel.
  • Snapchat Discover yang menampilkan interstitial ads dengan elemen interaktif seperti filter Augmented Reality (AR).

Baca Juga: Trik Mudah Cara Menghilangkan Iklan di Smartphone Android

Apa Itu Interstitial Ads

Cara Menggunakan Interstitial Ads Secara Efektif

Agar interstitial ads bisa bekerja optimal tanpa mengganggu pengalaman pengguna, strategi penempatan yang tepat sangat penting. Berikut beberapa cara terbaik untuk menggunakannya secara efektif:

Pilih Momen yang Tepat

  • Tampilkan iklan saat transisi halaman, bukan saat pengguna sedang aktif berinteraksi.
  • Hindari iklan yang muncul tiba-tiba di tengah aktivitas pengguna.
  • Waktu terbaik untuk menampilkan interstitial ads adalah setelah pengguna menyelesaikan suatu tugas, seperti membaca artikel atau menyelesaikan level dalam game.

Perhatikan Frekuensi dan Timer

  • Jangan menampilkan iklan terlalu sering dalam satu sesi agar tidak mengganggu.
  • Gunakan timer sebelum tombol “Close” muncul, biasanya sekitar 5 detik, agar pengguna bisa memahami isi iklan tanpa merasa terjebak.
  • Pastikan durasi tayangan iklan cukup untuk menarik perhatian tanpa membuat pengguna frustasi.

Buat Iklan yang Relevan

  • Pastikan iklan sesuai dengan minat pengguna dan konteks website atau aplikasi.
  • Gunakan visual yang menarik, seperti gambar berkualitas tinggi atau video pendek yang engaging.
  • Hindari iklan clickbait yang bisa menurunkan kepercayaan pengguna terhadap brand.

Gunakan Call-to-Action (CTA) yang Jelas

  • Gunakan CTA yang langsung mengundang aksi, misalnya:
    • “Dapatkan Diskon 50%”
    • “Coba Gratis Sekarang!”
    • “Download Sekarang!”
  • Hindari CTA yang ambigu seperti “Klik di Sini” yang kurang menarik perhatian.

Optimalkan untuk Mobile

  • Pastikan iklan tampil responsif dan tidak menghambat navigasi di perangkat mobile.
  • Gunakan elemen visual yang menarik tetapi tetap ringan agar loading cepat.
  • Periksa tampilan dan pengalaman pengguna di berbagai ukuran layar untuk memastikan interstitial ads berjalan optimal.

Kesimpulan

Jadi, apa itu Interstitial Ads? Interstitial ads adalah salah satu strategi format iklan digital yang bisa meningkatkan CTR jika digunakan dengan benar. 

Dengan memilih momen yang tepat, mengontrol frekuensi, dan membuat konten yang menarik, iklan ini bisa menjadi alat pemasaran yang efektif tanpa mengganggu pengalaman pengguna.

Jika kamu ingin menerapkan interstitial ads di website atau aplikasi bisnismu, pastikan kamu memiliki layanan hosting yang cepat dan stabil. 

IDwebhost menyediakan VPS Murah yang bisa mendukung performa website-mu agar tetap optimal meskipun menggunakan iklan interstitial. Yuk, optimalkan website-mu dengan layanan terbaik dari IDwebhost!