idwebhost Bikin Website Sekarang

Microservices Architecture: Definisi, Contoh & Kelebihannya

13 Jan 2025
Microservices Architecture: Definisi, Contoh & Kelebihannya campaign-unlimited

Apakah kamu pernah bertanya-tanya bagaimana perusahaan besar seperti Netflix atau Amazon mengelola sistem mereka yang kompleks namun tetap efisien? Jawabannya ada pada Microservices Architecture. Yuk, pahami lebih dalam tentang pola kerja, karakteristik unik, dan keunggulan arsitektur ini dalam pengembangan aplikasi modern!

Definisi Microservices Architecture

Microservices Architecture, atau juga dikenal hanya sebagai “Microservices” adalah adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang memecah aplikasi menjadi kumpulan layanan kecil, independen, dan saling terintegrasi. 

Setiap layanan yang dibangun dengan arsitektur microservices ini menjalankan fungsi tertentu, berjalan dalam proses terpisah, serta berkomunikasi menggunakan protokol ringan seperti HTTP resource APIs.

Konsep ini diperkenalkan oleh James Lewis dan Martin Fowler, yang mendefinisikan microservices sebagai cara membangun aplikasi modular. Setiap layanan dirancang berdasarkan kebutuhan bisnis tertentu dan dapat di-deploy secara mandiri menggunakan alat otomatisasi. 

Sebelum microservices hadir, aplikasi sering kali dibangun menggunakan monolithic architecture, di mana seluruh fungsi terintegrasi dalam satu sistem besar. Kekurangannya? Jika ada satu bagian yang rusak, seluruh sistem bisa terganggu. 

Nah, lain halnya dengan aplikasi yang dibangun menggunakan microservices, yang memungkinkan perubahan kecil tanpa mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

Dalam konteks Java, microservices dikembangkan menggunakan framework seperti Spring Boot, Dropwizard, atau Micronaut, yang menyediakan alat untuk menyederhanakan pembuatan sistem terdistribusi.

Pendekatan ini meningkatkan fleksibilitas, skalabilitas, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis, menjadikannya pilihan utama untuk aplikasi modern berskala besar.

Faktanya, perusahaan besar seperti Amazon, Netflix, dan Uber telah meninggalkan arsitektur monolitik dan beralih ke microservices untuk mendapatkan fleksibilitas lebih besar dalam pengembangan aplikasi mereka.

Baca Juga: GraphQL vs REST: Manakah Arsitektur API Paling Unggul?

Pola Microservices Architecture

Microservices architecture

Microservices memanfaatkan berbagai pola (pattern) arsitektur untuk menciptakan sistem yang efisien, fleksibel, dan scalable. Berikut adalah elaborasi masing-masing pola:

#1 Service Discovery

Dalam arsitektur microservices, layanan sering kali ditambahkan atau dihapus secara dinamis. Agar komunikasi antar layanan berjalan lancar, service discovery digunakan. 

Pola ini memungkinkan setiap layanan untuk secara otomatis menemukan layanan lain tanpa memerlukan konfigurasi manual. Ada dua pendekatan utama:

  • Client-Side Discovery: Klien bertanggung jawab menemukan lokasi layanan menggunakan registry seperti Eureka atau Consul.
  • Server-Side Discovery: Load balancer di server mengatur rute layanan, seperti yang dilakukan oleh AWS Elastic Load Balancing.
    Pola ini memastikan sistem tetap efisien meskipun layanan berkembang pesat.

#2 API Gateway

Microservices biasanya memiliki banyak layanan kecil, sehingga klien perlu akses melalui satu pintu masuk. API Gateway berfungsi sebagai mediator yang mengelola:

Routing: Mengarahkan permintaan ke layanan yang sesuai.

Protokol: Mengkonversi protokol seperti HTTP ke WebSocket.

Keamanan: Mengatur autentikasi dan rate limiting.

Alat populer seperti Kong atau NGINX sering digunakan untuk menerapkan API Gateway.

Baca Juga: Fungsi Website, Web Application & Web Portal, Ada Bedanya?

#3 Event-Driven Communication

Pola ini menggunakan event sebagai mekanisme komunikasi antar layanan. Ketika satu layanan memicu event, layanan lain bereaksi sesuai tanpa hubungan langsung. 

Contoh: Kafka dan RabbitMQ. Ini membuat sistem lebih responsif dan scalable.

#4 Saga Pattern

Untuk transaksi yang melibatkan beberapa layanan, Saga pattern memastikan konsistensi data dengan transaksi terdistribusi. Setiap langkah memiliki mekanisme kompensasi untuk menangani kegagalan. 

Misalnya, jika pembayaran gagal, layanan reservasi dapat membatalkan pemesanan.

#5 Security Patterns

Fungsi dari pola ini dalam konteks microservices architecture adalah untuk memastikan bahwa sistem tetap aman, terutama jika aplikasi terdiri dari banyak layanan kecil yang saling berinteraksi. Beberapa fungsi utama dari pola ini adalah sebagai berikut:

  • Autentikasi dan Otorisasi: Memastikan identitas pengguna atau sistem yang mengakses layanan benar. Misalnya, menggunakan OAuth2 atau JWT.
  • Enkripsi Data: Melindungi data saat dikirim antar-layanan menggunakan protokol kecil seperti HTTPS. Selain itu, mengamankan data yang disimpan di database atau file sistem menggunakan enkripsi. 
  • Access Control: Membatasi akses berdasarkan peran pengguna (role-based access control), serta mencegah kebocoran data atau penyalahgunaan layanan dengan mengatur kebijakan akses yang ketat. 

Baca Juga: Apa itu Flutter? Cari Tahu Fungsi, Kelebihan & Kekurangannya

Karakteristik Microservices Architecture

Microservices memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari arsitektur tradisional seperti monolithic. Berikut penjelasannya:

#1 Terbagi Menjadi Banyak Komponen

Setiap komponen dalam microservices adalah layanan independen dengan fungsi spesifik. Ini memungkinkan pengembang untuk:

  • Mengupdate layanan tanpa mengganggu sistem lainnya.
  • Menggunakan bahasa pemrograman atau database yang berbeda sesuai kebutuhan layanan.

#2 Tahan Terhadap Kegagalan

Ketahanan sistem adalah prioritas utama dalam microservices. Jika satu layanan gagal, layanan lainnya tetap berjalan. Misalnya:

  • Jika layanan pembayaran gagal, layanan pengiriman tetap berfungsi.
  • Pola Circuit Breaker digunakan untuk mencegah kerusakan berantai dengan memutuskan layanan yang tidak responsif.

Baca Juga: RabbitMQ vs Kafka: Mana Message Broker yang Lebih Unggul?

#3 Proses Routing Sederhana

Proses routing dalam microservices biasanya dikelola oleh API Gateway atau Load Balancer. Komunikasi antar layanan dilakukan menggunakan REST atau gRPC. Jalur data yang sederhana meningkatkan kecepatan respons tanpa memerlukan routing manual yang kompleks.

#3 Operasi Terdesentralisasi

Dalam microservices, tidak ada pusat kendali tunggal. Setiap tim bertanggung jawab atas satu layanan, mulai dari pengembangan hingga deployment. Hal ini:

  • Meningkatkan efisiensi pengembangan.
  • Mengurangi ketergantungan antar tim.

#4 Dirancang untuk Bisnis Modern

Microservices mendukung pengembangan yang tangkas (agile). Setiap tim lintas fungsi dapat bekerja pada layanan spesifik sesuai kebutuhan pasar. Misalnya, aplikasi e-commerce dapat menambahkan layanan rekomendasi produk tanpa mempengaruhi layanan lain seperti pembayaran.

Karakteristik ini menjadikan microservices pilihan ideal untuk aplikasi modern yang memerlukan fleksibilitas tinggi.

Baca Juga: Kubernetes Adalah: Cara Kerja, Komponen & Fungsi Utama

Contoh Penggunaan Microservices Architecture

Banyak perusahaan besar seperti Amazon, Netflix, dan Uber mengimplementasikan microservices architecture untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi operasional. Yuk simak bagaimana perusahaan-perusahaan besar ini memanfaatkan arsitektur tersebut pada layanan mereka:

#1 Amazon

Amazon membagi layanan besar mereka menjadi ribuan microservices kecil, masing-masing bertanggung jawab atas fitur tertentu, seperti pencarian produk, manajemen stok, atau pengelolaan pembayaran. 

Dengan pendekatan ini, Amazon dapat memperbaiki dan mengoptimalkan bagian tertentu dari layanan tanpa mengganggu keseluruhan sistem. Hal ini dikarenakan microservices bekerja secara independen di server yang berbeda sesuai dengan kebutuhan kapasitas. 

#2 Netflix

Netflix menggunakan microservices untuk menangani miliaran permintaan pengguna setiap hari. Setiap microservice di Netflix bertanggung jawab atas bagian tertentu dari pengalaman pengguna, seperti rekomendasi film, pemutaran video, dan pengelolaan akun. 

Microservices ini saling berkomunikasi menggunakan API ringan seperti RESTful atau messaging systems seperti Kafka.

Baca Juga: MERN Stack Adalah: Elemen, Cara Kerja, & Manfaatnya di 2025

#3 Uber

Uber menggunakan microservices untuk membangun sistem pemesanan yang dinamis, yang memungkinkan pengemudi dan penumpang terhubung secara real-time. 

Microservices menangani berbagai fungsi seperti pemetaan lokasi, manajemen pengemudi, transaksi pembayaran, dan pemberitahuan kepada pengguna. 

Setiap komponen bekerja secara independen, memungkinkan pengembangan dan penyempurnaan yang lebih cepat.

#5 Etsy

Etsy mengimplementasikan microservices untuk mengelola katalog produk, transaksi, dan fitur pencarian. 

Setiap layanan seperti pencarian atau pembayaran berjalan di microservices yang terpisah, sehingga memudahkan perbaikan atau pembaruan tanpa mengganggu layanan lainnya. 

Mereka menggunakan berbagai teknologi database sesuai dengan kebutuhan tiap layanan, misalnya SQL untuk transaksi dan NoSQL untuk katalog produk.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Marketplace Buat Jualan Produk Digital

Microservices architecture

Kelebihan dan Kekurangan Microservices

Microservices adalah arsitektur yang menawarkan banyak kelebihan, namun juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Yuk, simak lebih lanjut!

Kelebihan Microservices

  • Skalabilitas Cepat: Layanan dapat ditingkatkan tanpa mempengaruhi sistem lainnya.
  • Isolasi Kerusakan: Kerusakan pada satu layanan tidak akan merusak keseluruhan aplikasi.
  • Produktivitas Tim: Tim kecil dapat fokus pada pengembangan layanan spesifik, mempercepat siklus pengembangan.
  • Waktu Deploy Lebih Cepat: Setiap layanan bisa di-deploy secara independen, mengurangi risiko perubahan besar.
  • Efisiensi Biaya: Pengelolaan sumber daya lebih efektif karena setiap tim hanya bekerja pada fungsi yang relevan.

Kekurangan Microservices

  • Kompleksitas Lebih Tinggi: Manajemen komunikasi antar layanan memerlukan perhatian khusus.
  • Tantangan Deploy dan Versi: Koordinasi antar versi layanan dapat menjadi rumit.
  • Pengujian Rumit: Pengujian integrasi antar layanan membutuhkan usaha ekstra.
  • Kesulitan Debugging: Setiap layanan memiliki log-nya sendiri, sehingga melacak masalah bisa menjadi sulit.
  • Manajemen Data yang Kompleks: Data konsistensi antar layanan memerlukan strategi yang hati-hati.

Baca Juga: Meta AI WhatsApp Dapat Menghasilkan Uang, Begini Caranya!

Kesimpulan

Dengan Microservices Architecture, kamu bisa menciptakan aplikasi yang lebih fleksibel, skalabel, dan mudah dikelola. Meskipun ada tantangan seperti kompleksitas dan pengujian, manfaat yang ditawarkan jauh lebih besar.

Jika kamu sedang membangun aplikasi modern untuk bisnis, microservices adalah solusi yang tepat. Pastikan sistem hostingmu mampu mendukung kebutuhan ini. 

Layanan VPS Murah yang ditawarkan IDwebhost menjadi pilihan yang tepat karena memiliki resources mumpuni untuk mendukung kamu dalam membangun aplikasi dengan pendekatan arsitektur microservices!

Ade Gusti

Member since 7 Aug 2024