Apa Itu Scrum? Ketahui Pengertian dan Cara Kerja di Sini!
Pernahkah kamu mendengar, apa itu Scrum? Jika kamu cukup aktif di bidang teknologi, pasti sudah tidak asing dengan istilah ini. Belakangan ini juga banyak dibutuhkan karyawan untuk posisi scrum master guna membantu management project pada perusahaan. Jadi, apa sih sebenarnya scrum ini?
Scrum banyak diaplikasikan oleh berbagai perusahaan untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam pengerjaan proyek. Bahkan, pasalnya scrum juga dapat digunakan untuk menciptakan ide-ide segar untuk berbagai proyek di masa mendatang. Wah, kedengarannya peran scrum cukup hebat, ya?
Nah, untuk mengetahui selengkapnya tentang scrum kamu dapat mengikuti ulasan di bawah ini, ya. Selamat membaca!
Contents
Apa Itu Scrum?
Scrum adalah sebuah metode dalam bentuk kerangka kerja yang memiliki tugas utama untuk menemukan solusi dari permasalahan atau pengerjaan sebuah project. Untuk memecahkan sebuah masalah, scrum menggunakan pendekatan dengan metode Agile. Pernah dengar?
Sedikit informasi, agile adalah sebuah metode pengembangan software yang berdasarkan pada prinsip pengembangan sistem kerja dengan adaptasi cepat, seperti yang diungkapkan di Agile Manifesto. Metode ini merupakan framework yang berisikan sifat-sifat untuk penyelesaian masalah saja.
Oleh karena itu, dalam praktiknya diperlukan scrum untuk mewujudkan sifat-sifat tersebut menjadi sebuah langkah-langkah practical. Agile manifesto meliputi beberapa hal seperti kolaborasi, pengorganisasian secara mandiri oleh anggota, serta sinergi anggota multifungsi.
Scrum pertama kali diperkenalkan oleh Takeuchi dan Nonaka pada tahun 1986. Melalui artikelnya, The New Product Development Game, Takeuchi dan Noaka memperkenalkan apa itu scrum melalui cerita tentang survei di perusahaan Canon, Fuji, Honda, dan 3M.
Temuan yang dijelaskan pada artikel rilisan Harvard Business Review (HBR) tersebut mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang disurvei ini menggunakan pendekatan dengan metode yang sama. Pendekatan dengan metode inilah yang membuat produk-produk buatan perusahaan ini laris di pasaran.
Selanjutnya, temuan ini mulai dikembangkan pertama kali di tahun 1993 oleh Jeff Sutherland. Hasil formulasinya dipublikasikan dengan judul Scrum Development Process di tahun 1995. Metode inilah yang hingga kini dapat digunakan untuk mengelola proyek dan memecahkan berbagai masalah.
Manfaat Scrum
Beralih dari pengertian apa itu scrum, pasti kamu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai cara kerjanya. Eits, tapi sebelumnya kamu harus mengetahui fungsi scrum terlebih dahulu. Kira-kira scrum bisa digunakan untuk keperluan project yang seperti apa, ya?
- Mengidentifikasi potensi pasar, kemampuan produk, serta pengembangan teknologi.
- Mengembangkan sebuah produk beserta pembaruannya.
- Merilis produk yang siap digunakan klien dengan lebih cepat.
- Menyelesaikan project rumit yang sebelumnya mengalami kendala.
- Mengembangkan serta memelihara sistem komputasi cloud dan lingkungan operasional lainnya untuk pemakaian produk.
- Mengelola dan melakukan update produk dengan efektif dan efisien.
Cara Kerja dari Metode Scrum
Penerapan scrum perlu melalui beberapa tahapan. Jika sudah memahami apa itu scrum dan berbagai kegunaannya yang sudah dibahas di atas, mari ikuti langkah langkah scrum berikut ini untuk menerapkannya!
1. Buat Tim
Untuk mengelola sebuah proyek tentu diperlukan tim solid yang dapat saling bekerja sama. Kamu dapat membuat sebuah tim yang beranggotakan lima sampai sembilan orang. Untuk kemudahan kerja, kamu perlu memastikan bahwa setiap anggota mampu saling berkomunikasi dengan baik.
Selain itu, pilihlah anggota tim yang tepat agar pengerjaan project efektif dan efisiens. Setidaknya, setiap anggota perlu memiliki lebih dari satu skill agar dapat mengerjakan peran penguji, pengembang, pendukung, penganalisis, perancang, dan sebagainya.
2. Tentukan Lama Waktu Pengerjaan
Waktu pengerjaan dengan metode scrum juga disebut dengan sprint. Jika dijelaskan, sprint adalah tenggang waktu untuk melakukan serangkaian pekerjaan guna menyelesaikan sebuah masalah atau pembuatan produk baru.
Lamanya spint cukup bervariasi. Namun, rentang waktu yang cukup umum adalah sekitar tujuh sampai 30 hari. Setelah pengerjaan selesai, kamu dan tim perlu melakukan review, demonstrasi, serta tinjauan perbaikan. Oleh sebab itu, pengerjaan produk sebaiknya diselesaikan tidak terlalu dekat dengan akhir sprint.
3. Bagi Masing-masing Peran dalam Tim
Untuk memudahkan pengerjaan project, anggota tim perlu dibagi menjadi beberapa peran. Ada tiga peran dalam proses management project dengan scrum, yaitu: product owner, scrum master, dan development team. Masing-masing peran ini mempunyai tugas yang berbeda-beda.
Product owner. Seperti namanya, pemilik produk adalah anggota tim yang bertugas untuk mengoptimalkan nilai bisnis dari sebuah produk yang dikembangkan. Tugas product owner juga termasuk dengan memastikan seluruh list fitur produk sudah dikembangkan dengan baik.
Scrum master. Bisa disebut juga sebagai project manager. Tugas scrum master meliputi menguasai keseluruhan proses scrum, berkoordinasi dan berkontribusi untuk memaksimalkan ROI dengan product owner, dan mengelola berbagai konflik atau hambatan secara umum.
Development team. Peran ini dapat terdiri atas beberapa anggota, dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk memaksimalkan pengembangan produk. Biasanya tim ini mencakup programmer, writer, designer, dan sebagainya. Skill anggota yang berbeda-beda ini bersinergi untuk menyelesaikan permasalah maupun pembuatan produk baru.
4. Kumpulkan Backlog
Setelah menentukan peran dari masing-masing anggota, selanjutnya penerapan scrum dapat dilanjutkan ke tahap pengumpulan backlog. Pernah dengar istilah ini sebelumnya? Backlog adalah daftar kebutuhan atau requirements yang wajib ada pada sebuah produk.
Misalnya produk yang akan dikembangkan adalah produk e-commerce. Pada tahap ini, product owner perlu membuat daftar fungsi dalam produk yang akan dibuat. Pembuatan daftar ini selanjutnya perlu diberikan nilai prioritas untuk mengetahui tingkat risiko maupun value dari fungsi tersebut.
Pemberi keputusan nilai prioritas ini tetap dilakukan oleh product owner. Apabila backlog sudah siap, selanjutnya development team dapat memulai pengerjaan dari prioritas yang paling utama.
5. Uji Coba Sprint Pertama
Memulai pengerjaan artinya sama dengan memulai sprint. Sebelum memulai sprint pastikan tim sudah memutuskan tugas yang perlu diselesaikan beserta dengan jumlahnya. Jika semua anggota tim sudah menyetujui perencanaan tersebut maka kamu dapat memulai uji coba sprint pertama.
6. Lakukan Daily Scrum
Dalam pelaksanaannya, diperlukan proses daily scrum atau pertemuan harian untuk melakukan review progres pengembangan produk. Pada setiap pertemuan ini, masing-masing anggota dapat mengutarakan target yang sudah dicapai, tugas yang akan dikerjakan, serta kendala yang ditemui pada proses pengerjaan.
Daily scrum dilakukan setiap hari dalam durasi waktu yang singkat. Kamu dapat menentukan waktu untuk daily scrum mulai dari 15 menit saja per hari. Hal terpenting adalah mengetahui progres dan kendala dari seluruh anggota tim.
7. Review
Jika kamu dan tim sudah mencapai akhir sprint, inilah saatnya untuk melakukan review sprint. Tahapan ini meliputi review, demonstrasi produk, serta penjelasan lebih lanjut mengenai produk dari product owner. Untuk memeriksa apakah produk sudah sesuai dengan kriteria selesai, kamu dapat memberikan checklist pada backlog.
Menghitung jumlah produk backlog juga dapat disebut sebagai increment. Di samping itu, untuk menyamakan persepsi satu anggota dengan yang lainnya, kamu dapat membuat Definition of Done atau bisa disingkat menjadi DOD.
Contoh Scrum
Metode pengembangan produk ini cukup familiar. Dari ulasan pengertian apa itu scrum di atas saja bisa diketahui bahwa metode ini sudah digunakan oleh banyak pengembang. Dalam praktiknya, scrum bisa diterapkan dalam berbagai pengerjaan project. Salah satu caranya adalah dengan membuat scrum board.
Scrum board merupakan papan yang berisikan seluruh proses pengerjaan project. Dalam scrum board, kamu dapat mengkategorikan kegiatan pengerjaan menjadi tiga bagian, yaitu To do, In progress, dan Done. Kamu juga dapat memberikan keterangan pada masing-masing item di ketiga kategori tersebut.
Adapun keterangan yang dimaksud seperti priotitas dan penanggung jawab tugas. Alhasil, proses pengelolaan pengerjaan project akan lebih mudah dipahami. Kamu dan tim pun bisa lebih mudah melakukan pemeriksaan progress melalui scrum board.
Jadi, sudah paham cara kerja scrum, kan? Selain dapat meningkatkan efektivitas pengerjaan, metode scrum juga dapat meminimalisir kesalahan pada proses pengembangan produk. Semoga kamu bisa menerapkan ilmu yang didapat dari ulasan apa itu scrum beserta fungsi, cara kerja, dan contohnya di atas.
Kunjungi blog IDwebhost untuk berbagai artikel informatif dan tips menarik lainnya. Jika kamu sedang mencari layanan hosting murah, cek website kami sekarang mumpung ada promo!