Svelte vs React: Framework JavaScript Mana Pilihanmu?
Dalam dunia web development, memilih antara Svelte dan React bisa jadi pertimbangan serius. Kedua framework JavaScript ini punya pendekatan unik, mulai dari filosofi dasar hingga performa yang ditawarkan.
Nah, sebelum memutuskan mana yang paling cocok, ada baiknya kamu memahami perbedaan utama antara Svelte vs React.
Contents
Sekilas Tentang Svelte dan React
React sudah lebih dulu populer dan dikembangkan oleh Facebook pada 2013. Framework ini memanfaatkan konsep component-based development, di mana pengembang bisa membuat aplikasi web interaktif dengan lebih efisien.
React memiliki komunitas yang besar dan ekosistem yang kaya, yang membuatnya stabil dan andal untuk proyek-proyek besar.
Namun, Svelte hadir pada 2016 dengan pendekatan berbeda, yakni alih-alih berjalan di runtime, Svelte mengompilasi kodenya menjadi JavaScript murni saat build time. Jadi, aplikasi yang dibangun dengan Svelte cenderung lebih ringan karena tak perlu memuat pustaka tambahan di browser.
Kamu bisa membaca ulasan lebih lanjut mengenai dua framework JavaScript ini melalui artikel Svelte dan React.
Perbandingan Svelte vs React
Agar lebih memahami mengenai framework JavaScript ini, berikut adalah perbandingan antara Svelte vs React:
1. Filosofi Dasar
Svelte menawarkan pendekatan yang unik tanpa menggunakan Virtual DOM, berbeda dari framework JavaScript populer lainnya.
Svelte mengompilasi komponen langsung menjadi kode JavaScript efisien saat proses build, sehingga aplikasi dapat langsung berinteraksi dengan DOM. Ini berarti performa Svelte lebih cepat dan ukuran bundle lebih kecil dibandingkan dengan framework lain.
Selain itu, Svelte mengurangi boilerplate code, memungkinkan pengembang untuk fokus pada logika inti aplikasi, tanpa terganggu pengaturan kompleks atau ketergantungan library tambahan.
Di sisi lain, React menggunakan Virtual DOM sebagai dasarnya. Pendekatan ini memudahkan pembaruan antarmuka tanpa manipulasi langsung DOM, memungkinkan UI yang lebih prediktif dan efisien.
React juga menggunakan arsitektur berbasis komponen, sehingga tampilan dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat digunakan ulang.
2. Ukuran Bundle
Salah satu keunggulan utama Svelte adalah ukuran bundle yang kecil. Ukuran bundle Svelte dalam format .gzip hanya sekitar 1,6 KB, sedangkan React, saat dikombinasikan dengan ReactDOM, mencapai 42,2 KB.
Dengan ukuran yang lebih kecil, aplikasi Svelte memiliki kecepatan pemuatan yang lebih tinggi dan lebih hemat bandwidth, sehingga cocok untuk aplikasi yang membutuhkan akses cepat, terutama pada perangkat mobile.
3. Kecepatan dan Performa
Svelte dan React menawarkan performa tinggi, namun dalam skenario yang berbeda. React unggul dalam interaksi pengguna dan animasi, terutama bila digabungkan dengan teknologi seperti WebSockets.
Dengan komponen yang dapat digunakan ulang, React cocok untuk aplikasi besar dan kompleks dengan alur pengembangan produktif.
Sementara itu, Svelte unggul dalam pengembangan single-page applications (SPA) yang minimalis dan bersih. Dengan menghilangkan Virtual DOM, Svelte lebih sederhana dan lebih cepat untuk proyek-proyek kecil atau tim pengembang yang ingin bekerja lebih efisien.
4. Pengujian
Svelte dan React memiliki pendekatan berbeda dalam pengujian. Svelte menggunakan testing-library/svelte, alat uji sederhana yang meniru interaksi pengguna untuk memastikan fungsionalitas.
Di sisi lain, React memiliki lebih banyak opsi pengujian seperti Jest, React Testing Library, dan Enzyme yang menawarkan kontrol lebih dalam pada prosedur pengujian, memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi pengembang.
5. Popularitas dan Komunitas
Dalam hal popularitas, React masih mendominasi. Dengan komunitas besar dan aktif serta banyaknya sumber daya, React menawarkan dukungan yang luas bagi pengembang, terutama untuk proyek yang kompleks atau kasus penggunaan yang kurang umum.
Sementara itu, meskipun komunitas Svelte lebih kecil, popularitasnya terus meningkat berkat pendekatan yang efisien dan sederhana, yang menarik bagi banyak pengembang.
5. Penggunaan Nyata
React banyak digunakan oleh perusahaan besar seperti Facebook dan Netflix karena arsitekturnya yang modular, memungkinkan pemeliharaan dan pengembangan jangka panjang.
Di sisi lain, Svelte telah diadopsi oleh perusahaan seperti Spotify dan The New York Times, yang memanfaatkan sifat ringan dan efisien dari Svelte untuk kecepatan pemuatan yang optimal.
Kelebihan Svelte vs React
Setiap framework JavaScript punya kelebihan masing-masing yang membuatnya menarik bagi para pengembang. Berikut ini beberapa kelebihan Svelte dan React:
1. Kelebihan Svelte
- Ukuran Lebih Ringan: Tanpa runtime, ukuran aplikasi Svelte lebih kecil, unggul untuk proyek skala kecil hingga menengah.
- Sintaks Sederhana: Svelte menawarkan sintaks yang mudah dan intuitif, sehingga pengembang bisa membuat component tanpa konfigurasi yang rumit.
- Proses Rendering Efisien: Karena komponen dikompilasi menjadi JavaScript murni saat build, aplikasi lebih cepat merespons.
2. Kelebihan React
- Ekosistem Luas: React punya ekosistem lengkap dengan ribuan library yang mendukung berbagai kebutuhan pengembangan, seperti state management dan data fetching.
- Komunitas Besar: Dengan komunitas aktif, ada banyak dukungan, dokumentasi, dan tutorial yang membantu pemula maupun pengembang berpengalaman.
- Kompatibel dengan Alat Populer: Karena kepopulerannya, banyak alat dan layanan pihak ketiga yang mendukung React, memudahkan integrasi dengan alat seperti Redux atau GraphQL.
Kekurangan Svelte dan React
Tentu saja, selain kelebihan, kedua framework ini juga punya kelemahan. Mari kita lihat kekurangan Svelte dan React, agar kamu bisa mempertimbangkan dengan lebih matang sebelum memilihnya.
1. Kekurangan Svelte
- Komunitas dan Dukungan Terbatas: Komunitas Svelte belum sebesar React, sehingga sumber belajar dan dukungan lebih terbatas.
- Integrasi Ekosistem Terbatas: Karena belum dipakai secara luas, beberapa alat atau library belum sepenuhnya mendukung Svelte.
- Kurang Cocok untuk Proyek Besar: Svelte lebih cocok untuk aplikasi kecil hingga menengah. Untuk proyek besar yang memerlukan skalabilitas tinggi, React mungkin lebih ideal.
2. Kekurangan React
- Ukuran Bundle Lebih Besar: Dengan runtime, ukuran aplikasi React cenderung lebih besar, memengaruhi performa terutama di jaringan yang lambat.
- Kurva Belajar Lebih Tinggi: JSX dan ekosistem yang kompleks bisa membingungkan bagi pemula.
- Boilerplate yang Banyak: Penggunaan React membutuhkan penulisan boilerplate yang cukup banyak, seperti pengaturan state dan siklus hidup komponen, sehingga pengembangan lebih lambat dibandingkan Svelte.
Ringkasan Svelte vs React
Aspek | Svelte | React |
---|---|---|
Filosofi | Berbasis kompilator, tanpa Virtual DOM | Menggunakan Virtual DOM untuk efisiensi pembaruan |
Ukuran Bundle | 1,66 KB | 42,2 KB dengan ReactDOM |
Kurva Pembelajaran | Mudah untuk pemula | Menengah, membutuhkan belajar JSX dan siklus hidup komponen |
Performa | Cepat dan efisien dalam pembaruan | Efisian tapi mungkin ada overhead akibat Virtual DOM |
Kecepatan Pengembangan | Cepat dengan sedikit boilerplate | Mungkin butuh pengaturan lebih banyak |
Berbasis Komponen | Ya, mendorong komponen yang modular | Ya, mempromosikan reusabilitas komponen |
Baca Juga: Bun vs NodeJs, Runtime JavaScript Mana yang Lebih Baik?
Kesimpulan
Memilih antara Svelte vs React bergantung pada kebutuhan proyekmu. Svelte lebih ideal untuk aplikasi ringan dan efisien, sementara React unggul dengan komunitas besar dan dukungan alat yang luas untuk aplikasi skala besar.
Untuk pengembangan website atau aplikasi yang lebih optimal dengan Svelte atau React, layanan dari IDwebhost siap mendukung proyekmu.
Dengan hosting cepat dan terjangkau, serta dukungan aplikasi yang dibangun dengan Svelte atau React, IDwebhost adalah solusi ideal bagi web development di Indonesia.
Member since 23 Aug 2024