idwebhost Bikin Website Sekarang

Return on Investment (ROI): Apa Itu dan Cara Menghitungnya

11 Sep 2024
Return on Investment (ROI): Apa Itu dan Cara Menghitungnya campaign-unlimited

Pernah mendengar soal Return on Investment (ROI)? Ini adalah konsep yang tepat untuk menghitung apakah nilai investasi yang kamu lakukan membuahkan hasil atau tidak.

Apa Itu Return on Investment (ROI)?

Return on Investment (ROI), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Pengembalian Investasi, adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai seberapa efisien dan menguntungkannya suatu investasi. 

Dengan kata lain, ROI membantu kamu mengetahui seberapa banyak keuntungan yang kamu dapatkan dibandingkan dengan biaya yang telah kamu keluarkan untuk investasi tersebut.

ROI sangat penting dalam dunia bisnis karena menjadi salah satu indikator utama untuk mengevaluasi performa keuangan dari berbagai strategi investasi. Baik itu investasi dalam proyek baru, pembelian peralatan, atau inisiatif bisnis lainnya. ROI memberikan gambaran jelas tentang apakah investasi tersebut memberikan hasil yang diharapkan atau justru sebaliknya.

Secara sederhana, ROI mencoba mengukur seberapa besar pengembalian (return) yang kamu peroleh dari suatu investasi dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan. Jika ROI positif, berarti investasi tersebut memberikan keuntungan. Sebaliknya, jika ROI negatif, itu berarti investasi tersebut mengalami kerugian.

Faktor yang Mempengaruhi ROI

Perhitungan ROI tidak berdiri sendiri; ada berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam konteks investasi maupun dalam bisnis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ROI antara lain:

  1. Modal Awal
    Modal awal menentukan potensi keuntungan dan risiko. Modal yang lebih besar memungkinkan keuntungan lebih tinggi tetapi juga risiko yang lebih besar.
  2. Biaya Operasional dan Perawatan
    Biaya ini termasuk gaji, produksi, dan pemeliharaan. Biaya tinggi dapat mengurangi keuntungan bersih, sehingga menurunkan ROI.
  3. Arus Kas (Cash Flow)
    Arus kas yang positif mendukung operasional bisnis dan meningkatkan ROI, sedangkan arus kas negatif dapat mengurangi ROI. 
  4. Durasi Investasi
    Durasi atau lama waktu investasi berlangsung juga mempengaruhi ROI. Investasi jangka panjang sering kali memerlukan ROI yang lebih tinggi untuk mengimbangi waktu pengikatan modal. ​​ Di sisi lain, investasi jangka pendek mungkin menawarkan likuiditas yang lebih besar tetapi dengan ROI yang mungkin lebih rendah. 
  5. Risiko Investasi
    Investasi berisiko tinggi biasanya menawarkan potensi ROI lebih tinggi tetapi dengan risiko kerugian besar. Begitu juga sebaliknya.
  6. Kondisi Pasar dan Ekonomi
    Fluktuasi pasar dan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi keuntungan dan ROI dari investasi. Kondisi pasar yang baik berpotensi meningkatkan ROI, sedangkan kondisi buruk menurunkannya.
  7. Kinerja Operasional
    Kinerja operasional yang baik, termasuk efisiensi produksi, kualitas produk, dan strategi pemasaran, dapat meningkatkan ROI. Sebaliknya, kinerja yang buruk dapat mengurangi keuntungan dan ROI. 
  8. Strategi Bisnis dan Investasi
    Diversifikasi investasi, strategi pemasaran yang efektif, dan perencanaan bisnis yang matang adalah beberapa contoh strategi yang dapat meningkatkan ROI.
  9. Inovasi dan Teknologi
    Teknologi terbaru dan inovasi dapat menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan menarik pelanggan, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan ROI.
  10. Regulasi dan Kebijakan
    Perubahan dalam regulasi dan kebijakan dapat mempengaruhi biaya dan keuntungan dari investasi. Memantau perubahan peraturan dan menyesuaikan strategi bisnis sesuai dengan regulasi yang berlaku akan membantu kamu mengelola ROI dengan lebih baik.

ROI yang Bagus Berapa Persen?

Tidak ada angka pasti yang bisa disebut sebagai ROI yang bagus karena sangat bergantung pada jenis investasi dan industrinya. 

Namun, secara umum, ROI yang bagus dianggap sekitar 7% hingga 10% per tahun untuk investasi jangka panjang, seperti saham atau properti. Angka ini biasanya sejalan dengan tingkat pengembalian pasar saham rata-rata.

Investasi Saham

Untuk investasi saham, ROI yang dianggap baik biasanya berkisar antara 10% hingga 15% per tahun. Angka ini mencerminkan pengembalian yang lebih tinggi dari investasi tradisional lainnya, tetapi juga membawa risiko yang lebih tinggi.

Investasi Properti

Dalam dunia properti, ROI yang baik biasanya berada di kisaran 8% hingga 12%. Properti bisa memberikan ROI yang stabil, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memberikan pengembalian yang signifikan dibandingkan dengan investasi saham.

UKM dan UMKM

Bagi pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ROI yang diharapkan bervariasi tergantung pada industrinya. Misalnya, bisnis retail mungkin memiliki ROI yang lebih kecil tetapi stabil, sementara perusahaan teknologi startup dapat melihat ROI yang sangat tinggi jika mereka berhasil berkembang pesat.

Meski begitu, ROI yang baik tidak selalu harus dalam dua digit. Misalnya, jika ROI kamu hanya 5% namun kamu berada di sektor yang stabil dan risiko rendah, angka tersebut bisa jadi cukup baik. Penting untuk membandingkan ROI dengan standar industri dan mempertimbangkan risiko yang terlibat.

Return on Investment (ROI)

Cara Menghitung Return on Investment (ROI)

ROI dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:

ROI = ((Nilai Investasi saat Ini − Investasi awal) / Investasi awal)  x 100

Nilai saat ini dari investasi mengacu pada jumlah hasil yang didapat dari penjualan investasi tersebut. 

Kamu juga bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung ROI dalam bisnis:

ROI = (Keuntungan / Investasi Awal) x 100

Mari kita lihat bagaimana cara menghitung ROI dengan contoh sederhana.

Contoh 1: Investasi Saham

Kamu membeli saham senilai Rp10.000.000 dan setelah satu tahun, nilai saham tersebut naik menjadi Rp12.000.000. Untuk menghitung ROI-nya:

ROI = ((12.000.000 − 10.000.000) / 10.000.000) × 100 = 20%

Jadi, ROI kamu dari investasi saham tersebut adalah 20%, yang berarti investasi ini cukup menguntungkan.

Contoh 2: Investasi Properti

Misalkan kamu membeli sebuah rumah dengan harga Rp500.000.000. Setelah 5 tahun, kamu menjualnya dengan harga Rp600.000.000. Untuk menghitung ROI:

ROI = ((600.000.000 − 500.000.000) / 500.000.000) × 100 = 20%

Dalam contoh ini, ROI dari investasi properti kamu adalah 20% dalam 5 tahun.

Contoh 3: Investasi dalam Bisnis

Kamu menginvestasikan Rp50.000.000 dalam bisnismu dan dalam setahun, bisnis tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp15.000.000. Untuk menghitung ROI-nya:

ROI = (15.000.000 / 50.000.000) × 100 = 30%

Ini menunjukkan bahwa bisnis yang kamu jalankan memberikan ROI yang tinggi, yaitu 30% dalam satu tahun.

Cara Meningkatkan ROI

Untuk meningkatkan ROI (Return on Investment) atau Pengembalian Investasi, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan hasil maksimal dari investasi yang telah kamu lakukan. Ini di antaranya:

Kurangi Biaya Operasional

Biaya operasional yang lebih rendah berarti keuntungan yang lebih besar. Caranya bisa dengan membuat proses kerja lebih efisien dan mengelola biaya dengan lebih baik. Misalnya, coba optimalkan cara produksi atau negosiasikan harga dengan pemasok untuk mendapatkan penawaran yang lebih baik.

Fokus pada Pasar yang Tepat

Investasikan pada pasar yang memiliki potensi besar dan sedang berkembang. Lakukan riset untuk menemukan segmen pasar yang paling menjanjikan dan relevan dengan produk atau layanan kamu. Dengan menargetkan pasar yang tepat, kamu bisa mendapatkan pengembalian yang lebih baik dari investasi kamu.

Investasi Jangka Panjang

Investasi yang dibiarkan dalam jangka waktu yang lebih lama biasanya memberikan hasil yang lebih stabil. Dengan memberi waktu lebih banyak untuk investasi berkembang, kamu bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi di masa depan.

Gunakan A/B Testing

A/B Testing adalah metode untuk menguji dua versi dari strategi atau kampanye pemasaran untuk melihat mana yang lebih efektif. Dengan menggunakan metode ini, kamu bisa mengetahui strategi mana yang paling berhasil dan meningkatkan konversi serta ROI.

Fokus pada Retensi Pelanggan

Menjaga pelanggan lebih sulit ketimbang mencari pelanggan baru. Kamu perlu fokus pada retensi pelanggan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas dengan memberikan pelayanan yang baik, dan memberikan penawaran khusus jika perlu. Ini dapat membantu meningkatkan pendapatan berulang dan mengurangi biaya pemasaran.

Eksplorasi Channel Pemasaran Baru

Gunakan berbagai saluran pemasaran untuk meningkatkan visibilitas bisnis kamu. Selain menggunakan media sosial, cobalah website dan newsletter untuk menjangkau audiens baru. Diversifikasi saluran pemasaran dapat membantu meningkatkan ROI dengan menarik lebih banyak pelanggan.

Return on Investment (ROI)

Baca Juga: Apa Itu Revenue? Cara Cerdas Hitung Pendapatan Bisnismu

Penutup

Sekarang kamu telah memahami apa itu ROI, faktor-faktor yang mempengaruhinya, cara menghitungnya, dan strategi untuk meningkatkannya. Jika kamu adalah pemilik bisnis atau pelaku UMKM yang ingin meningkatkan ROI, kamu perlu eksplorasi channel pemasaran, misalnya dengan membangun website.

Membangun website yang efektif dapat meningkatkan visibilitas online dan menarik lebih banyak pelanggan. 

Namun, untuk memaksimalkan hasil, penting untuk memastikan website kamu dioptimalkan dengan baik untuk mesin pencari. Kamu bisa menggunakan layanan hosting SEO Friendly dan Jasa Pembuatan Website dari IDwebhost untuk memaksimalkan strategi pemasaranmu.

Rifka Amalia

Member since 23 Aug 2024