idwebhost Bikin Website Sekarang

GraphQL vs REST: Manakah Arsitektur API Paling Unggul?

4 Okt 2024
GraphQL vs REST: Manakah Arsitektur API Paling Unggul? campaign-unlimited

Membandingkan dua arsitektur API yang mencuri perhatian di kalangan developer: GraphQL vs REST, manakah yang paling tepat?

API (Application Programming Interface) seperti urat nadi yang menggerakkan berbagai layanan web yang kita gunakan sehari-hari. API adalah perantara aplikasi, software, atau sistem berinteraksi satu sama lain. 

Nah, GraphQL dan REST adalah dua alat API populer dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing. Yuk, sahabat IDwebhost, kita jelajahi bersama perbedaan kedua API ini dan cara memilih yang terbaik untuk kebutuhan kalian. 

Definisi GraphQL vs REST API?

GraphQL

GraphQL adalah bahasa query dan manipulasi data open-source untuk API yang dikembangkan Facebook sejak tahun 2015. Ini berfungsi sebagai pelayan, yang akan menyajikan data apapun yang kamu mau dari server dalam satu permintaan saja. 

Contoh: Jika kamu butuh nama dan harga produk dari suatu API, kamu dapat meminta dua atribut saja, lalu server akan mengirimkan data tersebut, tanpa informasi tambahan. 

query {
  product(id: 1) {
    name
    price
  }
}

GraphQL itu teknologi yang cukup baru dan banyak digunakan di aplikasi-aplikasi modern. Bisa dibilang, alat ini diciptakan untuk membuat API lebih cepat, fleksibel dan ramah bagi pengembang. 

Cara Kerja

Dengan GraphQL, kamu tidak perlu bolak-balik ke server untuk minta data yang berbeda-beda. GraphQL menggunakan HTTP POST untuk mengirim query melalui isi permintaan HTTP atau parameter querynya, agak mirip dengan REST.

Untuk lebih jelasnya, simak alur kerja GraphQL berikut ini:

  1. Kamu (klien) membuat permintaaan ke GraphQL dengan bahasa GraphQL. Dalam permintaan ini, kamu akan menjelaskan dengan jelas data apa yang ingin kamu dapatkan.
  2. GraphQL Server kemudian menerima permintaanmu dan akan menganalisis permintaan tersebut. 
  3. GraphQL Server akan mencari data yang kamu minta di berbagai sumber data yang terhubung dengannya. Ini bisa berupa database, API eksternal, atau sumber data lainnya.
  4. Setelah menemukan data yang sesuai, GraphQL Server merespons dengan cara menyusun data tersebut menjadi format yang kamu minta.
  5. GraphQL Server Mengembalikan Respons tersebut ke kamu, berisi data yang persis sesuai dengan permintaanmu.

Keunggulan GraphQL

  • GraphQL memfasilitasi kamu mendapatkan semua data yang kamu butuhkan hanya dengan satu pintu masuk saja. Ini mengurangi kompleksitas karena hanya menggunakan satu endpoint untuk semua query.
  • Kamu tidak perlu menerima data yang tidak kamu butuhkan. Kamu bisa memilih data yang persis kamu inginkan. Ini membuat aplikasi kamu menjadi lebih cepat dan efisien. 
  • GraphQL memiliki struktur data yang terorganisir. Kamu bisa dengan mudah mencari tahu data apa saja yang tersedia dan bagaimana cara mengaksesnya.

Kekurangan GraphQP

  • Query yang terlalu kompleks dengan banyak lapisan nested data bisa membuat server kewalahan. Akibatnya, performa aplikasi bisa jadi lambat. 
  • GraphQL memang menawarkan fleksibilitas dan efisiensi untuk permintaan data. Namun, jika kamu meminta data terlalu banyak, dan tidak efektif, ini akan membuang bandwidth dan sumber daya server. 
  • Sayangnya, GraphQL tidak memiliki mekanisme caching bawaan yang kuat. Hal ini bisa menyebabkan penurunan performa, terutama untuk data yang jarang berubah.

REST API

GraphQl vs REST API

REST adalah singkatan dari Representational State Transfer. Ini diartikan sebagai arsitektur atau gaya desain untuk membuat layanan web yang dapat diakses melalui HTTP. 

REST memungkinkan aplikasi klien untuk bertukar data dengan server menggunakan kata kerja HTTP (GET, POST, dll.), yang merupakan protokol komunikasi standar internet.

Dalam praktik sehari-hari, kamu sering menggunakan REST API lho. Misalnya, di Twitter (menawarkan akses pihak ketika membaca dan menulis data), Instagram (menawarkan akses ke informasi pribadi, foto, dan video), Spotify (menawarkan akses tentang artis, lagu, album, dan playlist), 

Berikut ini istilah-istilah penting yang harus kamu ketahui terkait REST API:

  • Klien: Aplikasi yang mengirimkan permintaan ke server.
  • Server: Aplikasi yang merespons permintaan dari klien.
  • Sumber daya: Data yang dikelola oleh API.
  • HTTP: Protokol yang digunakan untuk berkomunikasi antara klien dan server.
  • JSON: Format data yang sering digunakan dalam REST API.
  • Metode HTTP: GET, POST, PUT, DELETE.

Cara Kerja

Berbeda dengan GraphQl, berikut ini alur kerja REST API:

  1. Kamu (klien) dan pelayan (server) menjalin komunikasi terjadi melalui permintaan dan respons. Kamu meminta informasi atau melakukan perubahan, dan server memberikan jawaban.
  2. Ada beberapa cara untuk berkomunikasi dengan server, seperti GET (untuk meminta data), POST (untuk membuat data baru), PUT (untuk memperbarui data), dan DELETE (untuk menghapus data). Ini seperti kamu memberi tahu pelayan apa yang ingin kamu lakukan.
  3. Setiap sumber daya (respons) akan  memiliki alamat unik yang disebut URL. URL ini berfungsi membantu server menemukan sumber daya yang kamu gunakan.
  4. Data yang dikirim dan diterima antara klien dan server biasanya dalam format JSON, yang mudah dibaca oleh komputer.

Keunggulan

  • REST API mudah dipahami dan dipelajari, karena sifat dan cara kerjanya sangat sederhana. 
  • REST API membantumu mengatur aplikasi yang rumit dan memudahkan penggunaan sumber daya. 
  • Beban yang tinggi dapat dikelola dengan bantuan server proxy HTTP dan cache
  • REST API mudah dijelajahi dan ditemukan. Ini memudahkan kamu mengerjakan aplikasi lain, baik yang dirancang khusus atau tidak. 
  • REST API bergantung pada kode, dapat menggunakannya untuk menyinkronkan data dengan situs web tanpa komplikasi apa pun.
  • Memberikan fleksibilitas format dengan membuat serial data dalam format XML atau JSON.

Kekurangan

  • Meskipun konsep dasar REST API cukup sederhana, desain dan implementasinya bisa menjadi cukup kompleks. Ini berlaku jika kamu tidak memiliki pengetahuan dasar soal arsitektur web. 
  • REST API sangat bergantung pada koneksi internet. Semua perubahan, pembaruan, atau bahkan hanya sekedar melihat data API, harus dilakukan melalui jaringan.
  • Meskipun REST API umumnya cukup cepat, performanya bisa terpengaruh oleh beberapa faktor, seperti: kompleksitas query, kualitas koneksi internet, dan beban server. 
  • Meskipun REST API menawarkan fleksibilitas dalam hal format data dan metode HTTP, tapi prinsip-prinsip arsitekturnya yang ketat juga membatasi beberapa kemungkinan. 

Perbandingan GraphQL vs REST API

GraphQl vs REST API

GraphQL adalah generasi terbaru dari API yang menawarkan fleksibilitas dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan REST API. Jika REST API seperti memesan makanan dari menu yang tersedia, GraphQL lebih seperti membuat pesanan khusus sesuai selera kita.

Tabel perbandingan berikut ini menyoroti perbedaan kunci antara kedua arsitektur tersebut, mulai dari fleksibilitas hingga kinerja.

FiturGraphQLREST API
ArsitekturBerbasis query, menggunakan satu endpoint untuk semua permintaan, klien menentukan data yang ingin diambil secara presisi.Berbasis sumber daya, menggunakan HTTP method (GET, POST, PUT, DELETE) untuk berinteraksi dengan sumber daya yang terdefinisi dengan jelas.
FleksibilitasSangat fleksibel dalam menentukan struktur data yang dikembalikan, memungkinkan klien untuk mendapatkan data yang tepat sesuai kebutuhan.Fleksibel dalam hal format data, tetapi kurang fleksibel dalam hal struktur data yang dikembalikan.
KinerjaLebih efisien karena klien hanya mengambil data yang dibutuhkan, mengurangi overhead jaringan.Kinerja umumnya baik, namun dapat terpengaruh oleh kompleksitas kueri dan beban server.
PembelajaranKonsep dasar mungkin sedikit lebih rumit,
namun fleksibilitasnya bisa sangat menguntungkan.
Konsep dasar mudah dipahami, tetapi implementasi bisa kompleks.
Overfetching/
Underfetching
Mencegah overfetching/ underfetching karena klien menentukan data yang ingin diambil secara presisi.Rentan terhadap overfetching (mendapatkan data terlalu banyak) atau underfetching (mendapatkan data terlalu sedikit).
CachingMendukung caching, dan beberapa implementasi GraphQL menyediakan fitur caching bawaan.Mendukung caching, tetapi implementasinya bisa kompleks.
EvolvasiLebih mudah berevolusi, perubahan skema tidak selalu berdampak pada semua klien.Mudah berevolusi, tetapi perubahan struktur data bisa berdampak pada klien yang sudah ada.
Titik AkhirSatu titik akhir untuk semua permintaan.Banyak titik akhir, masing-masing mewakili sumber daya yang berbeda.

Kapan Menggunakan GraphQL atau REST API?

Pilihan antara GraphQL vs REST API tergantung pada kebutuhan spesifik proyek kamu. Untuk memilihnya, pertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Kompleksitas data: Jika data kamu sederhana, REST API mungkin sudah cukup. Jika data kamu kompleks dan sering berubah, GraphQL mungkin lebih cocok.
  • Kebutuhan klien: Jika klien kamu memiliki kebutuhan data yang sangat spesifik, GraphQL dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar.
  • Keterampilan tim: Jika tim kamu sudah terbiasa dengan REST API, mungkin akan lebih mudah untuk memulai dengan teknologi ini.
  • Kinerja: Jika kinerja adalah prioritas utama, GraphQL dapat memberikan keuntungan dalam hal efisiensi.

Kesimpulan

GraphQL maupun REST adalah alat yang berguna untuk membangun Application Programming Interface yang kuat dan efisien. Baik GraphQL maupun REST API menggunakan HTTP sebagai protokol utama untuk berkomunikasi.

Meski tujuannya sama, tetapi ada perbedaan antara GraphQL vs REST API. GraphQL menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada klien, sedangkan REST API mengikuti pendekatan yang lebih tradisional dan berbasis sumber daya.

Nah, dalam praktik pembuatan website, baik REST API dan GraphQl memiliki peran yang sangat penting. Butuh platform hosting yang mendukung pengembangan API kamu? IDwebhost solusinya. Tidak hanya menawarkan hosting murah, tapi juga database cepat, SSL gratis dan dukungan teknis 24/7. 

Ade Gusti

Member since 7 Aug 2024