Waspada! Inilah Bahaya MFA Bypass dan Cara Mencegahnya
Sudah menggunakan perlindungan berlapis multi-factor authentication (MFA) tapi masih khawatir keamanan datamu bisa dijebol? Sudah saatnya kamu waspada terhadap bahaya MFA bypass.
Di tengah maraknya adopsi MFA sebagai pengaman tambahan, ada celah yang dimanfaatkan pelaku cyberattack untuk membobol MFA dan tetap bisa mengakses akunmu.
Jadi, apa sebenarnya MFA bypass itu, seberapa bahaya dampaknya, dan bagaimana cara menghadapinya? Yuk, kita bahas bareng!
Apa Itu MFA Bypass?
MFA bypass adalah bentuk cyberattack yang berhasil melewati langkah-langkah keamanan dalam sistem multi-factor authentication. Padahal, tujuan utama MFA adalah menambah lapisan perlindungan dengan meminta dua atau lebih bukti faktor keamanan, setelah password.
Menurut laporan Kroll, pada 2023 sebanyak 90% organisasi yang sudah mengimplementasikan MFA tetap menjadi target cyberattack. Sementara Cisco Talos mencatat bahwa di kuartal pertama 2024, 50% dari investigasi keamanan mereka melibatkan serangan MFA bypass.
Artinya, meskipun MFA masih jadi sistem otentikasi yang kuat, ia tetap bisa dibobol jika tidak diimplementasikan dengan benar atau tanpa pengawasan ketat.
Baca Juga: Integrasi MFA dan SSO untuk Lindungi Data Perusahaan Kamu
Bagaimana MFA Bypass Bekerja?
Sederhananya, MFA bypass menurunkan standar keamanan dari Multi-Factor Authentication menjadi Single-Factor Authentication. Idealnya, login dengan MFA akan meminta:
- Faktor pertama: Biasanya berupa password.
- Faktor kedua: Misalnya kode OTP, autentikasi biometrik, dan persetujuan notifikasi push ke ponsel.
Namun, ketika terjadi bypass, proses MFA tidak dijalankan, dan pengguna hanya perlu melewati faktor pertama saja. Ini tentu berbahaya karena membuka peluang besar bagi peretas untuk masuk hanya dengan mengetahui password.
Ingat, kita hanya bisa membicarakan MFA bypass jika sistem memang sudah menggunakan MFA. Kalau sistem hanya berbasis password, itu sudah termasuk Single-Factor Authentication sejak awal.
6 Teknik Multi-Factor Authentication Dibobol
Seiring berkembangnya teknik cyberattack, para hacker pun jadi makin canggih. Untuk bisa membobol MFA, mereka menggunakan beberapa teknik, yakni:
MFA Fatigue
Disebut juga prompt bombing, di mana pengguna “dikeroyok” dengan notifikasi otentikasi berulang-ulang sampai akhirnya menyerah dan menyetujui akses palsu. Biasanya ini terjadi setelah kredensial pengguna dicuri terlebih dahulu.
Session Hijacking
Penyerang mencuri cookie dari sesi otentikasi pengguna yang sah, lalu memanfaatkannya untuk mengakses akun tanpa harus melewati MFA lagi.
Man-in-the-Middle (MitM)
Jenis serangan ini melibatkan proxy server palsu yang meniru situs asli. Saat kamu login, data kamu dikirimkan ke penyerang yang lalu menggunakan informasi itu untuk melewati MFA.
Social Engineering
Pelaku bisa berpura-pura menjadi petugas IT, teman, atau kerabat dan meminta kode OTP. Tidak sedikit orang yang akhirnya tertipu dan memberikan informasi ini secara sukarela.
SIM Swapping
Penyerang berpura-pura jadi kamu dan meyakinkan provider untuk memindahkan nomor ponsel kamu ke SIM card mereka. Dengan ini, semua kode verifikasi bisa mereka terima langsung.
Brute Force Attack
Menyerang dengan menebak kombinasi password atau PIN hingga menemukan yang cocok. Jika password kamu lemah, celah ini jadi sangat mudah dieksploitasi.
Kenapa MFA Masih Bisa Dibobol?
Ada beberapa penyebab umum kenapa MFA bisa di-bypass dan menimbulkan bahaya bagi penggunanya. Berikut ini beberapa celah yang bisa dimanfaatkan oleh hacker:
- Remembered Devices: Beberapa sistem mengizinkan “perangkat terpercaya” untuk login tanpa MFA setelah sebelumnya dikenali. Ini bisa jadi titik lemah kalau perangkat dicuri atau digunakan orang lain.
- Security Policies: Kebijakan yang terlalu longgar seperti memperbolehkan bypass berdasarkan IP atau grup pengguna, bisa membuka celah besar.
- MFA Dinonaktifkan: MFA bisa saja dinonaktifkan, baik karena kesalahan teknis atau disengaja. Saat ini terjadi, pengguna hanya diminta memasukkan password saja.
- Enrollment Settings: Beberapa sistem mengizinkan pengguna tak dikenal untuk login tanpa harus mendaftar dulu ke sistem MFA, hanya dengan password.
- Malicious Activity: Ada juga skenario di mana hacker secara aktif berusaha menonaktifkan MFA dari dalam sistem. Kalau ini terjadi, sistem jadi rentan meski awalnya aman.
Bahaya MFA Bypass bagi Bisnis dan Pengguna
Kalau kamu masih meremehkan bahaya MFA bypass, coba lihat dampaknya di bawah ini:
- Kebocoran Data Pribadi & Rahasia Perusahaan
Begitu multi-factor authentication dibobol, akses ke akun sensitif terbuka lebar. Data pelanggan, dokumen internal, hingga kredensial login bisa dicuri tanpa jejak. - Serangan Lanjutan (Lateral Movement)
Hacker biasanya tidak berhenti di satu titik. Setelah masuk, mereka akan menyusup ke sistem lain, menanam malware, atau bahkan meluncurkan cyberattack seperti ransomware. Efeknya bisa merembet ke seluruh jaringan. - Kerugian Finansial & Hukum
Bisnismu bisa kehilangan kepercayaan pelanggan, apalagi kalau data bocor sampai viral. Belum lagi sanksi dari regulasi seperti GDPR atau UU Perlindungan Data Pribadi di Indonesia. Ujung-ujungnya? Rugi besar. - Efektivitas Serangan Semakin Tinggi
Kalau MFA bisa dibobol, penghalang utama sistem keamananmu runtuh. Artinya, hacker akan lebih mudah mengeksploitasi celah lain yang sebelumnya tertutup.
Tips Mencegah Bahaya MFA Bypass
Tenang, meski MFA dibobol jadi isu yang mengkhawatirkan, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Justru sekarang saatnya kamu ambil langkah lebih cerdas dengan menerapkan pendekatan zero trust security.
Zero trust berarti: jangan pernah langsung percaya siapa pun, baik pengguna internal maupun eksternal, sebelum mereka benar-benar terverifikasi. Ini bukan soal curiga, tapi soal proteksi maksimal.
Berikut langkah nyata yang bisa kamu jalankan untuk mencegah bahaya MFA bypass:
Gunakan MFA yang Lebih Kuat
Banyak pengguna masih mengandalkan OTP via SMS, padahal metode ini sangat rentan terhadap serangan seperti SIM swap atau intercept.
Sebaiknya kamu beralih ke aplikasi autentikator seperti Google Authenticator, Authy, atau bahkan gunakan metode biometrik dan hardware token seperti YubiKey.
Cara ini jauh lebih aman dari bahaya MFA bypass karena sulit untuk dipalsukan maupun dibobol oleh hacker.
Pantau Aktivitas Secara Real-Time
Cegah cyberattack terhadap MFA dengan sistem monitoring yang bisa mendeteksi anomali, seperti login dari lokasi tak biasa atau percobaan login berulang dari IP mencurigakan.
Batasi Akses Berdasarkan Peran (RBAC)
Terapkan prinsip “least privilege“. Jadi setiap user cuma dapat akses yang benar-benar dia butuhkan. Ini sangat penting supaya kalau satu akun disusupi, dampaknya tidak menyebar ke seluruh sistem.
Edukasi Tim Secara Berkala
Banyak kasus MFA bypass adalah hasil dari social engineering. Edukasi tim tentang phishing dan trik manipulatif lainnya bisa menutup celah dari sisi manusia.
Rutin Audit & Update Sistem
Jangan remehkan celah keamanan dari software lama. Rutin update aplikasi dan lakukan audit keamanan, khususnya untuk server dan infrastruktur yang kamu pakai.
Baca Juga: SMS 2FA Sudah Tidak Aman: Kenali Risiko dan Alternatifnya!
Kesimpulan
Bahaya MFA bypass bukan hal sepele. Meskipun multi-factor authentication bisa memberi lapisan keamanan tambahan, tetap saja ada cara untuk MFA dibobol jika kita tidak waspada.
Dengan mengenali berbagai metode cyberattack, mulai dari social engineering, SIM swapping, hingga brute force, kamu bisa lebih siap melindungi sistem dan data penting.
Yang terpenting, terapkan prinsip zero trust security, batasi celah dari sisi pengguna dan sistem, serta selalu perbarui sistem keamananmu.
Dan ngomong-ngomong soal keamanan, pastikan infrastruktur digitalmu juga didukung server yang andal. Kamu bisa mencoba layanan andalan IDwebhost, yakni VPS Murah yang stabil dan aman!
Layanan ini sangat cocok untuk kamu yang ingin tingkatkan performa dan keamanan website tanpa bikin kantong bolong. Yuk, amankan sistemmu mulai dari server dengan VPS dari IDwebhost!