Borg vs Restic: Manakah Solusi Backup Data Terbaikmu?
Di era digital seperti sekarang, kehilangan data bisa jadi mimpi buruk. Apalagi kalau kamu menjalankan website bisnis, blog, atau toko online—data adalah segalanya. Nah, di sinilah pentingnya solusi backup data yang handal. Dua tools open-source yang cukup populer untuk urusan ini adalah Borg dan Restic.
Dalam artikel ini, kita bakal bahas tuntas perbandingan Borg vs Restic: fitur, performa, hingga mana yang cocok buat kebutuhan kamu, termasuk backup database hosting.
Apa Itu Borg?
Borg (website resmi: Borgbackup) adalah solusi open-source yang dirancang untuk memberikan performa tinggi dalam proses backup dan restore data. Tool ini dulunya dikenal dengan nama Attic, lalu dikembangkan lebih lanjut menjadi Borg.
Borg hanya menyimpan bagian data yang benar-benar unik dan akan melewati data yang sama di backup selanjutnya. Ini membuat proses backup jauh lebih cepat dan hemat ruang.
Fokus utama Borg ada pada kecepatan dan efisiensi, khususnya dengan fitur deduplication dan compression yang sangat kuat.
Fitur Utama Borg
- Kecepatan: Borg dikenal sangat cepat saat melakukan backup dan restore, terutama bila digunakan bersama layanan fast VPS hosting.
- Deduplication & Compression: Data dipecah jadi bagian-bagian kecil (chunks), hanya bagian yang unik yang disimpan. Setelah itu, data dikompresi untuk hemat ruang.
- Keamanan: Borg menawarkan standar Authenticated Encryption, yang artinya data tidak hanya dirahasiakan, tapi juga terlindungi dari modifikasi ilegal.
- Fleksibilitas: Mendukung local filesystem, SSH, dan layanan cloud (via tool tambahan).
Cara Kerja Borg
Borg bekerja dengan cara memecah data menjadi bagian-bagian kecil yang disebut chunk. Setiap chunk akan dianalisis: kalau datanya sudah pernah disimpan sebelumnya, maka tidak perlu disimpan lagi—cukup ditandai referensinya. Setelah itu, chunk baru akan:
- Dikompres agar hemat ruang
- Dienkripsi agar aman
- Disimpan di lokasi backup
Saat kamu perlu me-restore data, Borg akan menggabungkan kembali chunk-chunk tersebut menjadi file aslinya. Karena sudah tersusun rapi, proses restore pun jadi cepat dan efisien.
Baca Juga: Pentingnya Daily Backup: Amankan Data Bisnis Sekarang!
Apa Itu Restic?
Restic adalah software open-source yang dirancang khusus untuk memudahkan proses backup tanpa mengorbankan keamanan dan performa.
Software ini juga menawarkan dukungan terhadap banyak backend penyimpanan seperti SFTP, Amazon S3, Google Cloud, bahkan local disk biasa.
Salah satu daya tarik Restic adalah proses setup-nya yang tidak ribet. Kamu cukup menjalankan beberapa perintah dasar di terminal, dan Restic akan otomatis membuat snapshot dari data yang ingin kamu backup.
Fitur Utama Restic
- Simpel & User-Friendly: Perintahnya gampang dipahami, cocok untuk pemula dan teknisi sekaligus.
- Aman: Data backup kamu di Restic langsung dienkripsi menggunakan standar AES-256 dan juga diautentikasi memakai sistem Poly1305-AES.
- Efisien: Hanya data yang berubah yang disimpan. Ini membuat proses backup cepat dan hemat storage.
- Multi-Platform: Bisa backup ke banyak backend: lokal, SFTP, cloud (Google Cloud, S3, Backblaze, dll).
Cara Kerja Restic
Restic bekerja dengan sistem snapshot. Saat backup dijalankan, Restic akan membandingkan data baru dengan snapshot terakhir. Hanya bagian yang berubah yang akan disimpan. Inilah yang disebut incremental backup.
Sama seperti Borg, Restic juga menggunakan sistem deduplication. Kalau ada file atau bagian data yang sudah pernah disimpan sebelumnya, maka tidak akan disimpan ulang. Ini membuat penggunaan storage jadi super efisien
Perbandingan Borg vs Restic sebagai Solusi Backup Data
Memilih antara Borg dan Restic sebagai solusi backup data tidak bisa sembarangan. Keduanya punya keunggulan masing-masing tergantung konteks penggunaan.
Mari kita bahas secara lebih dalam dan aplikatif agar kamu bisa menentukan mana yang paling cocok untuk kebutuhan backup data maupun database hosting kamu.
#1. Kemudahan Penggunaan
- Restic: Jika kamu baru pertama kali melakukan backup server atau ingin tool yang “plug and play”, maka Restic adalah opsi yang ramah untuk pemula. Tidak perlu konfigurasi rumit atau dependensi tambahan.
- Borg: Di sisi lain, Borg menuntut pemahaman teknis yang lebih dalam. Cocok untuk sysadmin atau pengguna berpengalaman yang ingin kontrol penuh terhadap mekanisme backup-nya. Meski awalnya lebih teknis, namun skalabilitas dan fitur-fitur lanjutannya bisa jadi investasi jangka panjang.
#2. Performa
- Restic: Pada proyek dengan ukuran data sedang (misalnya backup website dan database 1-2 GB), Restic bisa menyelesaikan backup incremental dalam hitungan detik. Namun, jika skalanya meningkat, performanya bisa mulai terasa berat, terutama saat proses restore.
- Borg: Borg unggul dalam hal ini. Ia sangat optimal untuk skenario backup besar. Misalnya, backup sistem e-learning dengan database PostgreSQL dan direktori media 100 GB bisa dilakukan dengan sangat cepat.
#3. Efisiensi Penyimpanan
- Restic: Restic menyimpan perubahan data dengan teknik deduplication, artinya setiap snapshot hanya berisi perbedaan dari snapshot sebelumnya.
- Borg: Di sini Borg sedikit lebih unggul. Selain deduplication, Borg menyediakan pilihan kompresi seperti LZ4 dan Zlib.
#4. Keamanan
- Restic: Restic menggunakan enkripsi AES-256 secara default dan memiliki sistem autentikasi file yang kuat.
- Borg: Meski Borg awalnya tidak mengaktifkan enkripsi, kamu bisa mengaturnya untuk memberikan perlindungan serupa.
#5. Fleksibilitas Backend
- Restic: Ingin backup langsung ke Amazon S3 atau Backblaze B2? Restic mendukungnya out of the box. Cocok untuk tim remote yang ingin menyimpan backup di cloud tanpa ribet setting tambahan.
- Borg: Secara default hanya mendukung lokal dan remote via SSH. Namun, kamu tetap bisa memanfaatkan cloud backend dengan bantuan tool tambahan seperti rclone. Jadi, Borg tetap bisa fleksibel, hanya saja perlu langkah ekstra.
#6. Pruning & Resource Usage
- Borg: Proses prune pada Borg cepat dan efisien. Tidak menggunakan RAM berlebihan dan bisa dilakukan bersamaan dengan backup lain.
- Restic: Proses prune bisa lama dan menggunakan memori besar. Kalau backup banyak VPS, bisa jadi kendala.
Manakah yang Terbaik?
Nah, kalau kamu masih bingung menentukan manakah solusi backup data yang terbaik sesuai kebutuhan kamu, berikut poin-poin keunggulan Borg dan Restic:
Keunggulan Borg dari Restic
- Mendukung berbagai jenis compression (lz4, zlib, lzma).
- Backup dan restore sangat cepat, terutama lewat SSH.
- Efisien dalam penggunaan memori.
- Cocok buat backup database hosting berukuran besar.
- Proses prune cepat dan tidak mengunci repository secara eksklusif.
Keunggulan Restic dari Borg
- Support banyak storage backend tanpa perlu tool tambahan.
- Setup simpel dan lebih ringan untuk pemula.
- Ideal untuk kamu yang backup ke layanan cloud seperti S3 atau Google Cloud.
- Proses backup snapshot lebih mudah dipahami dan tidak membingungkan pengguna non-teknis.
Baca Juga: Cara Backup WordPress ke Google Drive pakai Softaculous
Kesimpulan
Jadi, mana solusi backup data terbaik buat kamu? Jawabannya tergantung kebutuhan!
- Kalau kamu butuh kecepatan, kontrol penuh, dan sering backup data skala besar di server lokal atau VPS, BorgBackup adalah pilihan ideal.
- Tapi kalau kamu ingin kemudahan penggunaan, fleksibilitas backend cloud, dan nggak mau ribet setup teknis, Restic adalah jawabannya.
Keduanya aman, efisien, dan sama-sama bisa diandalkan untuk backup data penting, termasuk backup database hosting kamu.
Dengan memahami perbandingan ini secara mendalam, kamu bisa membuat keputusan berbasis kebutuhan aktual dan bukan sekadar “mana yang lebih populer.”
Dan kalau kamu merasa teknisnya ribet atau butuh bantuan backup berkala untuk website, sistem, atau database hosting, tenang aja. Kamu bisa manfaatkan layanan Managed Services dari IDwebhost.
Kami bantu setup, monitoring, dan maintenance backup secara menyeluruh supaya kamu bisa fokus ke hal yang lebih penting, mengembangkan bisnismu!