Apa Itu GitHub Flow? Bedanya dengan Git Flow dan Manfaatnya

Apa Itu GitHub Flow? Bedanya dengan Git Flow dan Manfaatnya

Waktu membaca menit

Update Terakhir 8 Sep 2025

Pernah dengar istilah GitHub Flow tapi kamu masih bingung apa itu maksudnya? Artikel ini akan membantu kamu memahami cara kerjanya, manfaatnya, serta perbedaan GitHub Flow dan Git Flow agar lebih jelas sebelum dipakai untuk kolaborasi tim.

hosting murah 250 ribu

Apa Itu GitHub Flow?

GitHub Flow adalah sebuah workflow GitHub berbasis branch yang ringan dan fleksibel untuk digunakan. Workflow ini dirancang untuk tim yang mengutamakan iterasi cepat, pengiriman kode berkelanjutan, serta kolaborasi yang mulus.

Konsepnya adalah branch utama (main) selalu dalam kondisi siap diproduksi. Setiap perubahan, baik itu fitur baru, perbaikan bug, atau eksperimen, dibuat di branch terpisah. Begitu siap, branch tersebut akan di-merge kembali ke main lewat pull request.

Baca Juga: 4 Langkah Mudah Deploy WordPress dari GitHub ke Web Hosting

GitHub memperkenalkan konsep ini pada 2011 melalui Scott Chacon, salah satu co-founder GitHub. Diluncurkannya workflow GitHub ini adalah agar bisa membuat manajemen versi lebih sederhana dibanding Git Flow yang cenderung rumit. 

Hingga kini, GitHub Flow jadi pilihan populer bagi tim modern yang mengutamakan agile development.

Baca Juga: Cara Menggunakan Git Repository: Panduan untuk Developer!

Cara Kerja GitHub Flow

Apa Itu GitHub Flow

Kalau kamu ingin tahu bagaimana GitHub Flow benar-benar berjalan, bayangkan sebuah siklus kerja yang rapi dan berulang. 

Semua dimulai dari branch utama (main) yang selalu dianggap stabil dan siap di-deploy. Di sinilah prinsip dasar GitHub Flow berlaku: main adalah pusat kebenaran kode, sehingga tidak ada perubahan yang langsung masuk tanpa melalui proses review.

Begitu ada fitur baru atau bug yang harus diperbaiki, kamu membuat branch baru dari main dengan nama deskriptif, misalnya feature/register-user atau fix/login-error. Dengan cara ini, pekerjaan tetap terpisah, terorganisir, dan tidak merusak kode utama.

Selama mengerjakan branch tersebut, kamu melakukan small commit secara rutin. Setiap kali di-push ke GitHub, sistem continuous integration akan otomatis menjalankan tes. Ini bukan sekadar untuk menjaga kode tetap sehat, tapi juga membuat progresmu terlihat oleh rekan satu tim.

Setelah fitur dianggap siap, kamu membuka pull request. Di sini, kolaborasi terjadi: rekan tim bisa memberi masukan, mendiskusikan solusi, bahkan mengajukan perbaikan. Pull request yang disetujui kemudian di-merge kembali ke main, biasanya dengan opsi Squash and Merge agar riwayat commit tetap bersih.

Langkah terakhir adalah deployment otomatis. Karena setiap kode di main dianggap siap produksi, pipeline CI/CD bisa langsung mendorongnya ke server. Hasilnya, perubahan cepat sampai ke pengguna, dan feedback pun bisa segera dikumpulkan.

Contoh Praktis Workflow di GitHub

Bayangkan kamu ingin menambahkan fitur registrasi user ke dalam aplikasi:

1. Pastikan berada di branch main terbaru:

git checkout main
git pull origin main

2. Buat branch baru khusus untuk fitur tersebut:

git checkout -b feature/register-user

3. Tambahkan kode registrasi, lalu commit:

git add .
git commit -m "feat: tambah form registrasi user"
git push origin feature/register-user

4. Buka Pull Request di GitHub, lalu ajak tim untuk review.

5. Setelah disetujui dan tes otomatis lulus, merge ke main:
(di GitHub, biasanya pakai opsi Squash and Merge)

6. Pipeline CI/CD akan otomatis mendeploy aplikasi dengan fitur baru tersebut ke server.

Perbedaan GitHub Flow dengan Git Flow

Kenali Dulu Definisi Git Flow

Sebelum membandingkan, mari kita pahami itu secara singkat apa itu Git Flow. Git Flow adalah strategi branching yang diperkenalkan Vincent Driessen. Model ini menggunakan beberapa jenis cabang, masing-masing dengan fungsi spesifik:

  • Main: menyimpan kode yang siap produksi dan dianggap stabil.
  • Develop: menjadi pusat integrasi semua fitur sebelum rilis resmi.
  • Feature: digunakan untuk mengembangkan fitur baru agar tidak mengganggu main.
  • Release: dipakai untuk persiapan rilis, termasuk perbaikan minor dan dokumentasi.
  • Hotfix: menangani perbaikan mendesak langsung dari main tanpa menunggu siklus rilis.

Struktur ini rapi, tapi bisa terasa rumit untuk tim kecil atau proyek yang butuh perubahan cepat. Nah, di sinilah GitHub Flow hadir sebagai alternatif yang lebih sederhana.

4 Fitur Perbedaan GitHub Flow dan Git Flow

Agar lebih jelas, mari kita lihat perbedaan utama kedua workflow ini dari beberapa sisi:

  • Branching Model
    • Git Flow: menggunakan banyak branch dengan peran masing-masing, mulai dari develop, feature, release, hingga hotfix.
    • GitHub Flow: jauh lebih sederhana, hanya mengandalkan main dan feature branch.
  • Siklus Pengembangan
    • Git Flow: fitur dikembangkan di feature branch, lalu digabung ke develop, dan baru masuk ke main lewat release branch.
    • GitHub Flow: fitur langsung digabung ke main setelah melalui review, tanpa harus melewati banyak cabang.
  • CI/CD
    • Git Flow: mendukung integrasi berkelanjutan, tetapi deployment harian biasanya lebih rumit.
    • GitHub Flow: setiap merge ke main bisa langsung di-deploy, sehingga lebih sesuai dengan praktik continuous delivery.
  • Code Review
    • Git Flow: biasanya dilakukan saat penggabungan ke develop atau release.
    • GitHub Flow: dilakukan lebih awal lewat pull request sebelum masuk ke main.

Singkatnya, Git Flow cocok untuk proyek besar dengan jadwal rilis panjang, sedangkan GitHub Flow pas untuk tim yang butuh kecepatan dan fleksibilitas.

Manfaat GitHub Flow untuk Pemula

Kalau kamu baru mulai belajar pengembangan software, GitHub Flow bisa jadi pintu masuk yang ramah dan mudah dipahami. Berikut beberapa manfaat langsung yang kamu rasakan:

  • Mudah Dipahami
    Struktur alurnya sederhana, sehingga kamu tidak perlu pusing dengan banyak cabang sekaligus. Ini membuat proses belajar Git terasa lebih ringan.
  • Meningkatkan Kolaborasi dengan GitHub
    Melalui pull request, kamu bisa bekerja sama dengan teman, menerima masukan, atau bahkan belajar teknik baru dari kode mereka. Kolaborasi ini mempercepat proses belajar.
  • Minim Risiko
    Karena setiap perubahan dikerjakan di branch terpisah, branch utama tetap aman. Kamu bebas bereksperimen tanpa takut merusak kode utama.
  • Proses Lebih Cepat
    Begitu pull request disetujui, hasil kerjamu bisa langsung digabung ke main dan dilihat di produksi. Tidak perlu menunggu tahapan panjang.
  • Mendorong Praktik Modern
    GitHub Flow membuatmu terbiasa dengan budaya CI/CD dan review kode, yang memang sudah jadi standar industri saat ini.

Tips Praktis Workflow di GitHub

Apa Itu GitHub Flow

Agar workflow ini lebih efektif, ada beberapa tips sederhana yang bisa kamu terapkan:

  • Gunakan nama branch yang jelas
    Misalnya feature/add-cart atau fix/404-error. Dengan nama deskriptif, anggota tim langsung paham tujuan branch tersebut.
  • Lakukan commit secara rutin
    Tulis pesan singkat namun informatif, supaya perubahan mudah dilacak jika ada masalah.
  • Manfaatkan pull request untuk review
    Jangan ragu minta masukan dari rekan tim, karena diskusi bisa meningkatkan kualitas kode.
  • Periksa konflik sebelum merge
    Pastikan tidak ada konflik kode yang tertinggal agar integrasi berjalan mulus.
  • Merge hanya setelah disetujui
    Ini penting untuk menjaga branch main tetap stabil dan siap digunakan kapan saja.

Kesimpulan

GitHub Flow adalah workflow modern yang ringan, sederhana, dan efektif untuk tim yang mengutamakan kecepatan dan kolaborasi. 

Dibanding Git Flow yang lebih kompleks, GitHub Flow lebih cocok untuk proyek dengan kebutuhan rilis cepat dan continuous delivery.

Kalau kamu ingin membangun website atau aplikasi dengan workflow modern seperti ini, jangan lupa infrastruktur yang dipakai juga harus mendukung. 

Dengan VPS Murah dari IDwebhost, kamu bisa memastikan websitemu lebih cepat, aman, dan siap menghadapi traffic tinggi.