Apa Itu Agentic Commerce? Rahasia di Balik Tren Belanja 2025
Beberapa tahun lalu, saat belanja online, kamu harus meng-klik sana-sini, membandingkan harga di marketplace satu dengan lainnya, atau isi data pembayaran. Sekarang, semua itu bisa kamu lakukan otomatis lewat teknologi bernama agentic commerce. Artikel ini akan bantu kamu memahami apa itu agentic commerce, bagaimana cara kerjanya, dan kenapa inovasi ini disebut-sebut sebagai masa depan dunia belanja online.

Apa Itu Agentic Commerce?
Agentic commerce adalah sistem belanja online, di mana AI agent bertindak layaknya asistem pribadi digitalmu. Ia bisa menarikan produk terbaik, membandingkan harga, sampai menyelesaikan transaksi secara otomatis sesuai preferensi, anggaran, dan kebiasaan belanja kamu.
Kalau dulu kamu yang aktif mencari, sekarang giliran AI yang bekerja untukmu. Teknologi di baliknya memanfaatkan Large Language Model (LLM), machine learning, dan otomasi cerdas supaya agen AI bisa memahami kebutuhan, preferensi, hingga batas anggaran pengguna.
Baca Juga: Mengenal Instant Commerce: Definisi, Cara Kerja dan Fiturnya
Konsep ini pertama kali populer setelah disebut sebagai “gelombang ketiga e-commerce” oleh Scott Friend. Setelah era belanja manual dan social commerce, kini muncul era baru di mana AI-lah yang memegang kendali transaksi:
- Memberikan rekomendasi produk personal
- Melakukan negosiasi harga dinamis
- Mengatur stok dan pemesanan ulang otomatis
- Menyelesaikan pembayaran lintas platform
Salah satu pemain besar yang sudah menerapkan ini adalah PayPal melalui kolaborasinya dengan Perplexity AI. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan layanan PayPal Agentic Commerce.
Baca Juga: Keunggulan Magento: Platform E-Commerce yang Kaya Fitur
Layanan ini memungkinkan pengguna melakukan pembelian langsung lewat chat, tanpa meninggalkan percakapan. Bayangkan kamu sedang ngobrol dengan AI, lalu bisa langsung bilang “Beli tiket konsernya ya,” dan transaksi selesai seketika.
Lebih menariknya lagi, PayPal juga membuka integrasi dengan platform seperti Wix, Cymbio, dan Shopware agar para penjual bisa dengan mudah menampilkan produk mereka di berbagai platform AI.
Apa Bedanya Agent dan Bot pada E-Commerce?

Nah, ini pertanyaan yang sering muncul: “Apa bedanya AI agent sama chatbot biasa?”
Jawabannya: bot itu reaktif, sementara AI agent itu proaktif.
Bot hanya akan merespons perintahmu, sedangkan AI agent bisa berpikir dan bertindak sendiri sesuai konteks.
Contohnya, chatbot hanya bisa kasih daftar produk saat kamu bertanya “sepatu lari murah di bawah 500 ribu.” Tapi AI agent bisa langsung mencarikan, menilai kualitasnya dari ulasan, dan bahkan melakukan checkout otomatis oleh agen atas nama kamu (dengan izin, tentu saja).
Ibaratnya seperti mobil otonom: kamu cukup kasih tujuan, sisanya biar AI yang nyetir. Dengan begitu, pengalaman belanja jadi jauh lebih cepat, personal, dan bebas drama.
Cara Kerja Agentic Commerce
Di balik tampilan yang sederhana, sistem ini beroperasi dengan struktur yang cukup kompleks. Berikut lima komponen utama yang membuat agentic commerce berjalan:
#1. AI Agents
Mereka adalah inti dari sistem ini. Ada dua jenis:
- Buyer agent, mewakili pembeli untuk mencari produk, membandingkan, dan membeli.
- Seller agent, mewakili penjual untuk mengatur harga, promosi, stok, dan komunikasi dengan buyer agent.
#2. Multi-Agent Orchestration
Dalam banyak kasus, satu agen saja tidak cukup. Maka digunakan sistem orkestrasi multi-agen seperti LangChain untuk mengatur kolaborasi antar agen:
- Search agent untuk menelusuri katalog produk
- Review agent untuk menganalisis ulasan pengguna
- Negotiation agent untuk bernegosiasi dengan penjual
#3. Backend Infrastructure & API
Agar semua itu berjalan, agentic commerce bergantung pada API yang menghubungkan ke sistem retailer, CRM, hingga payment gateway seperti Stripe, Visa, dan PayPal. Tanpa itu, agen tidak bisa mengakses data stok, harga, atau melakukan checkout otomatis oleh agen.
#4. Identity, Trust & Secure Payments
Karena agen bertindak atas nama pengguna, maka keamanan adalah prioritas. Setiap agen punya identitas unik dan token sementara, supaya hanya bisa melakukan tindakan sesuai izin yang kamu berikan.
#5. Data & Memory Systems
Agar agen bisa berpikir “cerdas”, ia harus tahu konteks, mulai dari riwayat belanjamu, ulasan produk, hingga kondisi pasar. Semua ini disimpan dalam sistem data seperti knowledge graph atau vector database agar keputusan AI lebih akurat dan relevan.
Intinya, sistem ini membuat situs e-commerce bisa “dipahami” oleh agen AI, mirip seperti dulu SEO membuat konten bisa dibaca mesin pencari.
Manfaat Agentic Commerce
Kenapa dunia teknologi ramai membicarakan Agentic Commerce ini? Rupanya, manfaatnya memang besar, baik untuk pengguna maupun pebisnis.
- Lebih efisien dan mudah dikembangkan.
Bayangkan kamu punya sistem yang bisa menangani ribuan permintaan pelanggan sekaligus tanpa tambahan tim besar. Dengan agen AI yang bekerja otomatis, bisnis bisa tumbuh lebih cepat dan stabil. - Proses belanja jauh lebih cepat.
Kamu cukup memberi perintah seperti, “Cari laptop kerja di bawah 8 juta,” dan agen langsung mengurus pencarian hingga proses checkout otomatis oleh agen. - Pengalaman belanja makin personal.
Setiap interaksi belajar dari data sebelumnya, apa yang kamu suka, berapa anggaranmu, dan kebiasaan belanja, sehingga rekomendasi produk terasa lebih relevan. - Waktu ke pasar lebih singkat.
Karena banyak tugas rutin diotomatisasi, timmu bisa fokus mengembangkan ide baru dan memperkuat strategi bisnis.
Dengan semua manfaat itu, agentic commerce bukan cuma tren, tapi langkah nyata menuju masa depan e-commerce yang lebih cerdas dan efisien.
Contoh Nyata Agentic Commerce di Tahun 2025

Setelah memahami konsep dan manfaatnya, sekarang saatnya melihat seperti apa penerapan agentic commerce di dunia nyata. Berikut beberapa contoh menarik yang mulai hadir di tahun 2025:
#1. Perplexity AI + PayPal
Kerja sama ini membuka era baru belanja lewat chat. Pengguna bisa menyelesaikan pembayaran tanpa pindah aplikasi, lengkap dengan sistem keamanan, proteksi pembeli, dan deteksi penipuan bawaan PayPal.
#2. Amazon “Buy for Me”
Fitur ini memungkinkan AI membeli produk atas nama pengguna, bahkan dari situs lain di luar Amazon. Kalau barang yang kamu mau tidak tersedia, agen akan mencarikannya di tempat lain dan menyelesaikan transaksi secara otomatis.
#3. OpenAI + Stripe (Buy It in ChatGPT)
Melalui fitur Instant Checkout, pengguna ChatGPT di AS bisa membeli produk Etsy langsung dari obrolan. Semuanya berjalan lewat Agentic Commerce Protocol (ACP) yang dikembangkan bersama Stripe, standar terbuka untuk integrasi AI dan e-commerce.
#4. Mastercard Agent Pay
Mastercard mengembangkan sistem Agent Pay agar agen AI bisa membayar secara aman menggunakan token khusus. Setiap agen harus diverifikasi dan hanya bisa melakukan transaksi dalam batasan yang kamu tentukan. Aman, cepat, dan tanpa perlu isi ulang data kartu setiap kali belanja.
Kesimpulan
Dari semua contoh tadi, jelas bahwa agentic commerce bukan lagi sekadar konsep futuristik. Ia sudah hadir, dan mulai mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia e-commerce.
Bagi pelaku bisnis online, tren ini membuka peluang besar untuk menciptakan pengalaman belanja yang lebih cepat, efisien, dan personal. Tapi di sisi lain, integrasi teknologi seperti ini juga menuntut performa website yang stabil dan responsif.
Kalau kamu ingin situs e-commerce milikmu tetap cepat, aman, dan siap diintegrasikan dengan sistem agentic commerce, gunakan layanan VPS Murah dari IDwebhost.
Dengan performa server yang andal, kamu bisa memastikan agen AI-mu bekerja lancar tanpa hambatan, karena di era AI, kecepatan dan stabilitas adalah segalanya.