GitOps adalah: Metode Praktis yang Bikin DevOps Kalah Gaya!

GitOps adalah: Metode Praktis yang Bikin DevOps Kalah Gaya!

Waktu membaca menit

Kategori VPS

Update Terakhir 24 Jun 2025

GitOps adalah jurus baru di dunia pengembangan perangkat lunak. Katanya sih, bikin DevOps kelihatan kuno. Tapi, apa benar semenarik itu? Kalau kamu penasaran bagaimana Git bisa mengendalikan infrastruktur otomatis tanpa ribet, yuk kita kupas tuntas cara kerjanya di artikel ini.

Apa Itu GitOps?

GitOps adalah pendekatan operasional yang memperluas prinsip DevOps ke dalam otomatisasi infrastruktur. Alih-alih mengandalkan proses manual atau tool yang tersebar, GitOps menggunakan repository Git sebagai pusat kebenaran (single source of truth) untuk semua konfigurasi sistem.

Dengan GitOps, kamu bisa mengelola infrastruktur seperti menulis kode—semua konfigurasi disimpan dan dikontrol lewat Git. Ini dikenal sebagai Infrastructure as Code (IaC). Jadi, kalau biasanya developer mengandalkan kode untuk membangun aplikasi, kini tim operasi juga memakai file konfigurasi untuk membangun infrastruktur.

Komponen Utama GitOps:

  • Repository Git
    Di sinilah semua konfigurasi infrastruktur dan kode aplikasi disimpan. Git berfungsi sebagai sumber kebenaran tunggal agar semua orang tahu versi mana yang dipakai.
  • CD Pipeline
    Mengotomatiskan proses build, test, hingga deployment aplikasi dan infrastruktur. Jadi, setiap perubahan bisa langsung diuji sebelum diterapkan.
  • Deployment Tools
    Tools seperti Argo CD atau Flux bertugas membaca konfigurasi terbaru dari Git dan secara otomatis menerapkannya ke server atau cluster.
  • Monitoring System
    Memastikan aplikasi dan infrastruktur berjalan sesuai rencana, mendeteksi error, serta menjaga konsistensi antara server dan konfigurasi di Git.

Baca Juga: GitLab vs GitHub: Mana Platform DevOps Terbaik Buat Kamu?

hosting murah 250 ribu

Apa yang Membedakan GitOps dengan DevOps?

Mungkin kamu bertanya, “Kalau sudah ada DevOps, kenapa harus ada GitOps?” Ini pertanyaan yang sering muncul di komunitas.

Kalau kamu sudah familiar dengan DevOps, pasti tahu kalau prinsip utamanya adalah mempercepat kolaborasi antara tim pengembang dan tim operasi. Nah, GitOps hadir sebagai salah satu cara praktis untuk meneruskan semangat DevOps, tapi dengan pendekatan yang lebih rapi dan otomatis. 

Yang membedakan GitOps dengan DevOps bukan tujuannya, tapi caranya. Di GitOps, semua pengaturan infrastruktur ditulis seperti kode dan disimpan di repository Git. Jadi, setiap perubahan bisa dilacak, diuji, bahkan dibatalkan kalau ada yang salah.

Kalau DevOps bicara soal “cara tim bekerja sama,” GitOps fokus ke “cara infrastruktur dikelola.” Jadi sebenarnya, keduanya bukan pesaing, melainkan saling melengkapi. Intinya, GitOps justru memperkuat praktik DevOps dengan membuat proses deployment lebih otomatis, transparan, dan aman.

GitOps menggunakan Git untuk memverifikasi dan melakukan deployment perubahan infrastruktur secara otomatis. Selain itu, GitOps lebih cocok untuk environment modern seperti Kubernetes dan aplikasi berbasis cloud native.

GitOps adalah

Cara Kerja GitOps

Salah satu kekuatan GitOps adalah kemampuannya dalam otomatisasi deployment yang elegan dan minim error. Dalam penerapannya, GitOps punya dua model utama: pull-based dan push-based.

Pull-Based (Model GitOps Klasik)

Deployment tool seperti Argo CD atau Flux CD akan memantau repository Git. Ketika ada perubahan konfigurasi atau versi aplikasi, tool tersebut otomatis menarik (pull) perubahan itu ke lingkungan produksi. Keunggulannya, model ini punya fitur drift detection dan self-healing — artinya, kalau ada perubahan yang tidak sesuai dengan konfigurasi Git, sistem akan otomatis memperbaikinya.

Push-Based (Dengan CI/CD Tools)

Di sini, pipeline CI/CD mendorong (push) update ke lingkungan produksi setiap kali ada perubahan. Meski sederhana, model ini tidak memiliki fitur self-healing bawaan seperti pull-based. Biasanya digunakan kalau tim ingin kontrol penuh kapan update dilakukan.

Sebagai contoh untuk menggambarkan cara kerja GitOps: kamu commit perubahan di repository Git, lalu buat pull request. Setelah direview dan disetujui, pipeline CI/CD seperti Jenkins akan membangun aplikasi, lalu Argo CD akan menerapkan perubahan itu secara otomatis ke cluster Kubernetes.

Manfaat Menggunakan GitOps

Mengadopsi GitOps dalam proses pengembangan perangkat lunak bukan cuma soal tren, tapi soal efisiensi kerja. Berikut beberapa manfaat nyatanya:

Pengalaman Developer Lebih Baik

Dengan GitOps, kamu sebagai developer tidak perlu lagi bergantung sepenuhnya pada tim DevOps untuk urusan infrastruktur. Cukup commit perubahan di repository Git, infrastruktur akan menyesuaikan otomatis. Ini bikin proses pengembangan jauh lebih mandiri dan cepat.

Feedback Lebih Cepat, Rilis Lebih Gesit

Setiap perubahan yang kamu buat bisa langsung diuji dan diterapkan ke lingkungan produksi. Hasilnya? Rilis lebih cepat, feedback dari user lebih cepat juga.

Audit Trail Transparan

Semua aktivitas tercatat dengan jelas di repository Git. Siapa yang melakukan perubahan, kapan dilakukan, dan apa alasannya—semuanya bisa kamu lihat. Ini sangat penting untuk keamanan dan kontrol.

Rollback Sekejap, Downtime Minim

Bagaimana jika proyek kamu mengalami masalah? Tinggal rollback ke versi sebelumnya. GitOps bikin proses ini jadi lebih praktis tanpa perlu downtime panjang.

Pengelolaan Lebih Terpusat

Semuanya terpusat di Git—aplikasi, infrastruktur, hingga kebijakan keamanan. Jadi lebih rapi, lebih mudah dikontrol.

Contoh Penerapan GitOps

Di dunia nyata, GitOps sudah banyak dipakai oleh tim pengembang modern. Berikut beberapa contoh penerapan metode ini:

Untuk Developer

Sebagai developer, kamu cukup fokus push kode ke repository Git. Setelah itu, pipeline GitOps akan otomatis menjalankan proses build, test, dan deployment. Ini mempersingkat alur kerja tanpa harus ribet mengurus infrastruktur secara manual.

Untuk Platform Engineer

Bagi kamu yang bertugas mengelola platform atau infrastruktur, GitOps bikin semuanya lebih rapi. Semua konfigurasi disimpan dalam bentuk kode, sehingga perubahan bisa dilacak, diverifikasi, dan jika perlu, di-rollback kapan saja dengan mudah.

Untuk Kubernetes & Cloud-Native Apps

Kalau kamu pakai Kubernetes, GitOps terasa seperti pasangan yang tepat. Dengan pendekatan declarative configuration, cluster akan selalu sinkron dengan konfigurasi yang ada di Git, otomatis dan konsisten.

Untuk Tim Continuous Deployment

Tim yang menerapkan continuous deployment bakal sangat terbantu. Setiap commit kode bisa langsung terdeploy otomatis ke production dengan aman, terukur, dan minim risiko error.

GitOps adalah

Tools Populer GitOps

Agar implementasi GitOps berjalan maksimal, kamu butuh tools yang tepat. Ini beberapa yang paling sering dipakai:

Argo CD

Argo CD adalah salah satu pilihan favorit tim DevOps karena tampilannya yang user-friendly. Dengan antarmuka visual yang jelas, kamu bisa lebih mudah memantau dan mengelola status deployment di cluster Kubernetes. Cocok buat kamu yang butuh visualisasi real-time.

Flux CD

Berbeda dengan Argo, Flux CD lebih mengandalkan CLI (Command Line Interface). Cocok kalau kamu suka bekerja lewat terminal. Meski fleksibel, kekurangannya ada pada minimnya antarmuka visual.

Jenkins X

Kalau kamu butuh solusi yang lebih lengkap untuk pipeline CI/CD berbasis Kubernetes, Jenkins X bisa jadi pilihan. Tapi perlu dicatat, Jenkins X lebih kompleks, jadi mungkin kurang cocok kalau kamu baru mulai belajar GitOps.

Baca Juga: Perbedaan Docker vs Kubernetes, Bisakah Digunakan Bersamaan?

Kesimpulan

GitOps adalah pendekatan modern yang bikin proses pengembangan perangkat lunak jadi lebih efisien, transparan, dan minim risiko. Dengan otomatisasi deployment berbasis repository Git, pekerjaan tim jadi lebih rapi, cepat, dan mudah dilacak. Bukan cuma tren sesaat, GitOps memang dirancang untuk menyederhanakan praktik DevOps.

Kalau kamu berencana menerapkan GitOps, pastikan infrastrukturnya mendukung. Di IDwebhost, ada VPS Murah yang cocok jadi pondasi proyek pengembanganmu. Performanya stabil, harganya terjangkau, dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan coding modern. 

Saatnya upgrade workflow-mu ke level berikutnya bareng IDwebhost!