Trendjacking: Apa Itu, Fungsi, Strategi, dan Contohnya!
Era digital yang serba cepat menuntut brand dan kreator untuk selalu up-to-date dengan tren terbaru.
Satu di antara strategi yang sering digunakan untuk meningkatkan engagement dan visibilitas adalah trendjacking. Tapi, sebenarnya apa itu trendjacking? Yuk, simak pembahasannya.
Apa Itu Trendjacking?
Trendjacking adalah strategi pemasaran di mana sebuah brand, bisnis, atau individu memanfaatkan tren yang sedang viral untuk meningkatkan eksposur, visibilitas, dan engagement.
Dalam dunia digital, tren bisa datang dari berbagai sumber, seperti topik yang ramai diperbincangkan di media sosial, berita terbaru, meme, hingga fenomena budaya yang menarik perhatian banyak orang.
Secara bahasa, istilah trendjacking berasal dari gabungan kata “trend” (tren) dan “hijacking” (pembajakan).
Artinya, sebuah brand “membajak” tren yang sedang berkembang dan menjadikannya bagian dari strategi pemasaran.
Teknik ini banyak digunakan dalam content marketing, social media marketing, hingga kampanye iklan untuk menarik perhatian audiens yang lebih luas.
Tujuan utama dari trendjacking adalah masuk ke dalam percakapan yang sedang ramai agar audiens lebih mengenal brand kamu.
Misalnya, sebuah bisnis bisa memanfaatkan hashtag populer, tren TikTok, atau kejadian viral di media sosial untuk membuat konten yang relevan dengan identitas mereka.
Fungsi dan Manfaat Trendjacking
Kalau kamu bisa mengeksekusi trendjacking dengan baik, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:
1. Meningkatkan Visibilitas dan Jangkauan
Dengan ikut serta dalam tren yang sedang viral, unggahan media sosial bisnismu bisa lebih mudah ditemukan oleh audiens yang lebih luas. Apalagi kalau tren tersebut memiliki tagar (hashtag) yang sedang ramai digunakan.
2. Meningkatkan Engagement
Orang-orang suka membahas sesuatu yang sedang tren. Nah, kalau kamu bisa masuk ke dalam percakapan dengan cara yang unik dan kreatif, kemungkinan besar mereka akan berinteraksi dengan kontenmu.
3. Meningkatkan Traffic dan Konversi
Jika trendjacking dikaitkan dengan produk atau layanan yang kamu tawarkan, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan penjualan. Contohnya, kalau ada tren seputar gaya hidup sehat, sebuah brand makanan sehat bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan penjualan produknya.
4. Membantu Brand Terlihat Lebih Relevan dan Up-to-Date
Konsumen cenderung lebih tertarik pada brand yang terlihat aktif dan memahami apa yang sedang terjadi di dunia. Dengan trendjacking, brand-mu bisa menunjukkan bahwa ia tidak ketinggalan zaman.
Kekurangan dan Risiko Trendjacking
Namun, penting untuk menggunakan strategi ini dengan bijak. Jika dilakukan secara asal atau tanpa memahami konteks, trendjacking justru bisa menjadi bumerang yang merusak citra brand.
1. Bisa Terlihat Dipaksakan
Tidak semua tren cocok untuk semua brand. Jika kamu memaksakan diri ikut dalam sebuah tren yang sebenarnya tidak relevan dengan bisnismu, audiens bisa merasa bahwa itu hanya strategi pemasaran murahan dan kurang otentik.
2. Berisiko Menimbulkan Kontroversi
Beberapa tren bisa memiliki latar belakang yang sensitif, seperti isu politik, sosial, atau budaya tertentu. Jika kamu tidak memahami konteks tren dengan baik, bisa saja kamu tanpa sengaja membuat konten yang menyinggung pihak tertentu. Ini bisa berakibat buruk bagi reputasi brand kamu.
3. Tren Berubah dengan Cepat
Tren di media sosial bergerak sangat cepat. Jika kamu terlambat dalam mengikuti tren, kontenmu bisa terkesan basi dan tidak relevan lagi di mata audiens. Oleh karena itu, kecepatan dalam merespons tren sangat penting.
4. Tidak Selalu Menghasilkan Konversi
Meskipun trendjacking bisa meningkatkan engagement dan visibilitas, bukan berarti itu akan langsung menghasilkan penjualan atau konversi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa konten yang kamu buat tetap memiliki tujuan bisnis yang jelas.
Contoh Trendjacking
Beberapa contoh trendjacking yang terjadi dalam kehidupan nyata antara lain sebagai berikut:
1. Cuitan Oreo saat Super Bowl
Salah satu contoh trendjacking paling legendaris terjadi saat Super Bowl 2013.
Ketika listrik di stadion tiba-tiba padam, tim media sosial Oreo dengan cepat memanfaatkan momen itu dengan memposting gambar bertuliskan “You can still dunk in the dark” (Kamu masih bisa mencelupkan Oreo dalam gelap).
Cuitan ini langsung viral dan menjadi salah satu kampanye real-time marketing terbaik sepanjang masa.
2. Brand yang Memanfaatkan Tren Meme
Banyak brand menggunakan meme yang sedang viral untuk menarik perhatian audiens. Misalnya, ketika meme “KKN di Desa Penari” sedang viral, beberapa brand makanan dan minuman membuat konten bertema horor untuk menarik perhatian konsumen.
3. Spotify Wrapped
Setiap akhir tahun, Spotify mengeluarkan fitur “Wrapped” yang menunjukkan data penggunaan Spotify oleh penggunanya. Tren ini sering dimanfaatkan oleh brand lain untuk membuat versi mereka sendiri dengan konsep serupa.
Tips Sukses Melakukan Trendjacking
Agar strategi trendjacking yang kamu gunakan benar-benar efektif, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Jangan hanya ikut-ikutan tren tanpa perencanaan, pastikan konten yang kamu buat tetap relevan, autentik, dan membawa manfaat bagi brand-mu.
Berikut ini beberapa tips sukses dalam melakukan trendjacking:
1. Selalu Update dengan Tren Terbaru
Pastikan tim pemasaranmu selalu memantau berita terbaru dan tren yang sedang ramai diperbincangkan. Gunakan alat seperti Google Trends, Twitter Trending Topics, TikTok’s Discover Page, atau social listening tools untuk mengetahui apa yang sedang viral.
2. Pahami Konteks Tren Sebelum Ikut Terlibat
Beberapa tren mungkin memiliki latar belakang politik, sosial, atau budaya yang sensitif. Jika tidak hati-hati, kamu bisa terjebak dalam kontroversi yang merugikan brand-mu.
3. Pilih Tren yang Relevan dengan Brand-mu
Tidak semua tren cocok untuk semua brand. Jika tren tersebut tidak sesuai dengan produk, layanan, atau nilai yang kamu tawarkan, lebih baik jangan memaksakan diri.
4. Berikan Sentuhan Unik dari Brand-mu
Karena banyak brand lain yang juga ikut dalam tren, pastikan konten yang kamu buat memiliki ciri khas yang membedakan dari yang lain.
5. Pastikan Ada Tujuan yang Jelas
Selain hanya untuk meningkatkan engagement, pastikan bahwa konten trendjacking yang kamu buat juga memiliki tujuan bisnis yang jelas, seperti meningkatkan website traffic, brand awareness, atau mendorong konversi.
Baca Juga: 5 Tren Content Marketing Paling Gacor di Tahun 2025
Kesimpulan
Trendjacking bisa menjadi strategi yang efektif dalam digital marketing, asalkan dilakukan dengan tepat dan relevan dengan identitas brand-mu.
Dengan mengikuti tren yang sedang viral, bisnis bisa meningkatkan visibilitas, engagement, hingga potensi konversi. Namun, eksekusinya harus cermat agar tidak terkesan dipaksakan atau malah menimbulkan kontroversi.
Salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan strategi digital marketing adalah dengan memiliki website profesional.
Dengan jasa pembuatan website dari IDwebhost, kamu bisa mengarahkan audiens dari media sosial ke platform yang lebih stabil dan terpercaya, sekaligus mengoptimalkan SEO agar bisnismu lebih mudah ditemukan.