Hati-Hati, Auto Generated Content Melanggar Pedoman Google!
Dalam dunia digital yang serba cepat ini, memahami dan mengikuti pedoman Google untuk SEO bukan hanya penting, tetapi bisa dibilang wajib. Nah, salah satu topik panas yang sering jadi pembicaraan adalah penggunaan auto generated content.
Jadi auto generated content adalah konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) atau program lainnya tanpa perlu campur tangan manusia. Kedengarannya canggih, bukan?
Tujuan utama artikel ini adalah untuk mengedukasi kalian semua mengenai risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi jika menggunakan auto generated content.
Baca Juga: Panduan Lengkap Social Media Marketing
Contents
Apa Itu Auto Generated Content?
Oke, mari kita mulai dengan menggali lebih dalam tentang apa itu auto generated content. Jadi, bayangkan sebuah teknologi yang bisa menulis artikel, membuat laporan. Bahkan kamu bisa menghasilkan postingan blog tanpa perlu seorang penulis manusia duduk di depan komputer.
Itulah esensi dari konten yang dihasilkan secara otomatis. Sistem ini menggunakan algoritma canggih, kecerdasan buatan (AI), atau machine learning untuk memproduksi teks yang terlihat asli.
Tools Auto Generated Content
Sebagai contoh, ada tools seperti GPT-3 dari OpenAI yang mampu menghasilkan artikel yang cukup meyakinkan hanya dalam beberapa detik.
Kemudian, ada juga software seperti Article Forge, yang menggunakan AI untuk menghasilkan artikel dengan memasukkan beberapa kata kunci saja. Cukup praktis, bukan?
Nah, bagaimana cara kerja tools ini? Mari kita ambil GPT-3 sebagai contoh. Tools ini dilatih dengan database teks yang sangat besar, dari novel hingga artikel berita. Sehingga ia bisa ‘belajar’ bagaimana manusia biasanya menulis.
Ketika kamu memberikan prompt atau topik, GPT-3 akan menganalisis prompt tersebut dan menghasilkan teks baru yang relevan dengan topik yang diberikan.
Proses ini terjadi hampir secara instan, yang membuatnya sangat menarik bagi mereka yang ingin menghasilkan banyak konten dalam waktu singkat.
Namun, meski terdengar menarik dan efisien, penggunaan tools seperti ini harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Google.
Jangan sampai kecanggihan teknologi membuat kita lupa pada kualitas dan keautentikan konten yang kita sajikan, ya!
Apa Kata Google Terkait Auto Generated Content?
Nah, sekarang mari kita bicara tentang apa yang Google katakan mengenai auto generated content. Google punya panduan yang cukup jelas dan ketat lho, terutama dalam hal kualitas konten.
Di dalam Webmaster Guidelines mereka, Google secara spesifik menyebutkan bahwa konten yang dihasilkan secara otomatis seringkali tidak memenuhi standar kualitas yang mereka harapkan.
Ini termasuk teks yang dihasilkan melalui algoritma tanpa supervisi editorial yang memadai. Bisa juga konten yang dibuat hanya untuk memanipulasi peringkat mesin pencari.
Baca Juga: Apa Itu UGC? Pengertian dan Keuntungan untuk Bisnis
Jadi, kenapa Google nggak suka dengan praktik ini?
Alasannya cukup sederhana dan masuk akal. Google ingin memastikan bahwa pengguna mendapatkan konten yang informatif, relevan, dan bermanfaat.
Konten yang dihasilkan secara otomatis sering kali kurang dalam hal kedalaman, konteks, dan nilai personalisasi yang bisa diberikan oleh penulis manusia.
Google percaya bahwa konten terbaik adalah yang dibuat oleh manusia untuk manusia, yang secara alami lebih mampu memahami nuansa dan kebutuhan pembaca.
Selain itu, Google juga berusaha keras untuk menjaga integritas hasil pencariannya. Mesin pencarian ini tidak ingin SERP (Search Engine Results Page) dipenuhi dengan konten yang mungkin tidak berguna atau bahkan menyesatkan.
Itu sebabnya mereka terus memperbarui dan memperketat algoritma mereka untuk mengidentifikasi dan menurunkan peringkat situs yang menggunakan praktik seperti auto generated content.
Jadi, jika kamu memikirkan untuk menggunakan auto generated content, pikirkan lagi! Lebih baik investasikan waktu dan sumber daya untuk menciptakan konten yang berkualitas tinggi, ya!
Risiko Menggunakan Auto Generated Content
Yuk, kita bahas tentang risiko yang mungkin kamu hadapi jika menggunakan auto generated content. Memang sih, terdengar menggoda untuk mengisi website dengan konten yang dihasilkan secara otomatis—cepat dan efisien. Tapi, percayalah, risikonya bisa lebih besar daripada manfaatnya.
Ranking SEO Turun
Pertama-tama, dampak negatif pada ranking SEO. Google sangat cerdas dalam mendeteksi konten yang tidak asli atau yang dihasilkan oleh mesin.
Jika mereka mengetahui bahwa sebagian besar kontenmu dihasilkan secara otomatis, websitemu bisa terkena penalti. Ini berarti peringkatmu di hasil pencarian bisa jatuh drastis.
Bayangkan, semua kerja kerasmu dalam SEO bisa terbuang sia-sia hanya karena ingin mengambil jalan pintas.
Baca Juga: Bikin website di IDwebhost ada SEO auditnya, lho! Ini Caranya
Kehilangan Kredibilitas
Selanjutnya adalah kehilangan kredibilitas. Hal ini karena website yang kontennya dibuat oleh AI nggak bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya. Selain kehilangan kredibilitas dari mesin pencari, mereka kehilangan kredibilitas di mata pembaca dan pengiklan, yang berdampak pada pendapatan mereka.
Risiko Hukum
Terakhir risiko hukum dan kepercayaan pengguna. Menggunakan konten otomatis bisa menimbulkan masalah hukum. Terutama jika konten tersebut melanggar hak cipta atau menyebarkan informasi yang salah.
Plus, pembaca kamu tidak bodoh, lho. Mereka bisa merasakan perbedaan antara konten yang ditulis dengan hati dan yang hanya dihasilkan oleh mesin. Sekali kepercayaan pembaca hilang, sangat sulit untuk mendapatkannya kembali.
Bagaimana Google Mendeteksi Auto Generated Content?
Sekarang, mari kita bahas tentang bagaimana sebenarnya Google bisa mendeteksi konten yang dihasilkan secara otomatis. Ini penting, karena memahami ini bisa membantu kamu menghindari risiko yang tidak perlu.
1. Algoritma Google yang Canggih
Pertama, Google menggunakan serangkaian teknologi canggih dan algoritma yang terus diperbarui untuk memindai dan menganalisis konten di web.
Algoritma ini dirancang untuk mengenali pola-pola tertentu yang sering terdapat dalam konten yang dihasilkan oleh mesin.
Misalnya, repetisi kata yang tidak wajar, kepadatan kata kunci yang terlalu tinggi, atau bahkan struktur kalimat yang terlalu kaku dan tidak alami.
2. Teknologi Machine Learning
Selain itu, Google juga memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk memperhalus kemampuannya dalam membedakan antara konten yang dihasilkan manusia dan yang dihasilkan mesin.
Teknologi ini memungkinkan Google untuk ‘belajar’ dari berbagai contoh konten dan terus meningkatkan keakuratannya dalam mendeteksi konten otomatis.
Dalam beberapa tahun terakhir, Google telah membuat kemajuan besar dalam hal ini. Mereka telah meluncurkan beberapa update algoritma besar, seperti BERT dan lebih baru lagi, MUM.
Teknologi ini tidak hanya memperbaiki cara mesin memahami bahasa. Namun juga bagaimana mengidentifikasi konten berkualitas versus konten yang dibuat semata-mata untuk SEO tanpa mempertimbangkan pengalaman pengguna.
Kesimpulan
Itulah tadi apa itu auto generated content. Jadi, jika kamu masih berpikir untuk menggunakan auto generated content sebagai bagian dari strategi kontenmu, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan kembali.
Fokuslah pada pembuatan konten yang asli, berkualitas, dan yang paling penting, bermanfaat bagi pembaca manusia kamu. Ini bukan hanya tentang menghindari hukuman dari Google, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan otoritas dalam niche kamu.
Pastikan kontenmu yang berkualitas itu sampai ke audiens yang luas. Karena itu teknologi hosting SSD Unlimited IDwebhost siap mendukung impianmu!
Member since 6 Sep 2019