Rahasia Bikin SaaS Landing Page yang Bikin User Nempel
Bikin SaaS landing page itu bukan sekadar menata elemen, tapi kamu butuh halaman yang terasa hidup, yang membuat pengunjung berkata, “Wah, ini solusi yang gue cari.” Dengan struktur yang tepat, kamu bisa mengarahkan mereka dari rasa penasaran menuju aksi.
Mari kupas bagaimana kamu bisa membangun SaaS landing page yang benar-benar efektif, efisien, berpotensi konversi, dan SEO-friendly.

Apa Itu SaaS Landing Page?
Sebelum masuk lebih jauh, penting untuk memastikan kita berada pada pemahaman yang sama tentang SaaS (Software as a Service). SaaS adalah layanan perangkat lunak yang diakses secara online tanpa perlu instalasi rumit. Pengguna cukup masuk ke akun mereka, lalu software siap dipakai kapan saja.
Nah, dalam konteks SaaS, landing page adalah halaman mandiri yang dibuat khusus untuk mempromosikan satu produk SaaS, tanpa distraksi. Fokus halaman ini sederhana: membuat pengunjung melakukan aksi tertentu, seperti mencoba free trial, mendaftar demo, atau berlangganan.
Baca Juga: 10 Top Platform SaaS eCommerce Agar Bisnis Online Melejit
Di sinilah kamu perlu belajar bagaimana membuat landing page untuk bisnis SaaS yang benar=benar menjual. Karena tidak seperti homepage biasa, landing page bekerja sebagai “jalur cepat” untuk konversi. Ia menjelaskan value produk, menyoroti manfaat, mengatasi keraguan, sekaligus memberi ajakan bertindak yang jelas.
Landing page SaaS yang efektif biasanya punya struktur ringkas: headline yang kuat, penjelasan singkat, manfaat, social proof, visual produk, dan CTA yang menonjol.
Data dari Unbounce menunjukkan bahwa 42% landing page SaaS fokus pada demo atau konsultasi, tetapi diversifikasi tawaran, seperti free trial, lead magnet, atau bahkan kuis sederhana, bisa meningkatkan konversi secara signifikan.
Baca Juga: Manfaat Video di Landing Page: Konversi Naik, ROI Melejit!
Kenapa Layanan SaaS Butuh Landing Page?
Kamu butuh landing page SaaS karena halaman ini memberikan jalur paling jelas bagi calon pengguna untuk mengenal produkmu. Tanpa navigasi yang ribet, mereka langsung melihat apa masalahnya dan bagaimana software-mu jadi solusinya.
Bandingkan dengan website dengan banyak menu, visitor bisa kebingungan sendiri dan akhirnya pergi tanpa mengambil keputusan apa pun.
Dengan landing page, kamu bisa:
- Menyampaikan manfaat produk dengan ringkas.
- Menonjolkan fitur yang paling relevan untuk target user.
- Menampilkan bukti sosial seperti testimoni atau logo client.
- Mengarahkan pengunjung ke satu tujuan utama: konversi.
Selain itu, landing page sangat cocok dipasangkan dengan kampanye PPC, email marketing, atau promosi via media sosial. Pesanmu bisa lebih konsisten dan relevan dengan intent pengunjung. Visual berupa screenshot, demo video, atau ilustrasi UI juga membantu mereka memahami bagaimana software bekerja dalam hitungan detik.
Hasil akhirnya? Pengunjung lebih mudah percaya, lebih mudah paham, dan lebih mudah klik tombol CTA. Konversi naik, biaya akuisisi menurun, kombinasi yang dicari semua bisnis SaaS.
Bikin SaaS Landing Page yang Efektif: Struktur + Cara Eksekusinya

Membuat landing page SaaS tidak hanya soal menampilkan elemen yang “harus ada”, tetapi bagaimana setiap elemennya bekerja keras untuk meningkatkan konversi, memberi pengalaman yang mulus, dan tetap ramah SEO. Berikut panduan lengkap yang bisa kamu ikuti.
#1. Header: Pondasi Pertama agar User Langsung Paham
Header adalah area yang terlihat pertama kali ketika pengunjung membuka landing page. Ini adalah “momen 5 detik” di mana mereka memutuskan lanjut scroll atau langsung keluar.
Elemen yang harus ada:
- Headline kuat dan ringkas
- Supporting text yang menjelaskan value secara cepat
- CTA utama
- Visual preview berupa screenshot atau ilustrasi UI
- Navigasi minimal (idealnya tanpa menu berlebihan)
Cara membuatnya efektif:
- Gunakan kata kunci utama atau frasa terkait produkmu secara natural dalam headline/supporting text agar SEO tetap kuat.
- Pastikan headline berbicara soal manfaat, bukan hanya fitur, misalnya “Otomatiskan Workflow Timmu dalam Sekali Klik”.
- Letakkan CTA di area yang sangat terlihat, dengan warna kontras.
- Visual harus relevan: tunjukkan bagaimana software-mu bekerja, bukan gambar abstrak.
- Untuk mobile, pastikan gambar tidak terlalu besar agar tidak mengganggu waktu loading.
Checklist Efisiensi:
- Headline maksimal 12–14 kata.
- Screenshot sudah di-compress untuk mengurangi ukuran file.
- CTA menggunakan action verb seperti “Coba Gratis Sekarang”.
#2. Social Proof Awal: Bangun Kepercayaan Secepat Mungkin
User baru tidak tahu siapa kamu, jadi kamu perlu menunjukkan kredibilitas sejak awal.
Elemen yang harus ada:
- Logo klien besar atau terkenal
- Jumlah pengguna
- Badge seperti “Featured in…” atau rating singkat
Cara membuatnya efektif:
- Jelaskan konteks sosial proof dengan satu kalimat, misalnya:
“Dipercaya 3.200+ bisnis SaaS untuk manajemen workflow.” - Tampilkan logo yang paling relevan dengan niche-mu untuk meningkatkan resonansi.
- Optimalkan untuk SEO dengan memberi alt text pada gambar logo (misalnya “logo perusahaan x pengguna software y”).
Checklist efisiensi:
- Gunakan grayscale logo agar tampilan tetap clean.
- Jangan tampilkan testimoni panjang di sini; simpan untuk bagian bawah agar alur tetap natural.
#3. Pain Point: Buat Pengunjung Merasa “Ini Masalahku Banget”
Sebelum menawarkan solusi, kamu perlu menunjukkan bahwa kamu benar-benar memahami masalah pengguna.
Elemen yang harus ada:
- Judul yang menonjolkan pain point
- Statistik kuat
- Visual pendukung
- Penjelasan singkat pemicu masalah
Cara membuatnya efektif:
- Gunakan bahasa yang relatable. Misalnya:
“Proses onboarding manual menyita waktu hingga 40% jam kerja timmu.” - Tambahkan data konkret untuk memperkuat sense of urgency.
- Visual harus mewakili rasa frustrasi yang dialami user (misalnya dashboard berantakan, inbox penuh).
- Optimalkan untuk SEO dengan menyelipkan keyword sekunder seperti “membuat landing page untuk bisnis SaaS” atau “desain landing page”.
Checklist efisiensi:
- Buat paragraf pendek (2–3 kalimat) untuk menghindari wall of text.
- Jangan terlalu banyak statistik; satu kuat sudah cukup.
#4. How It Works: Tunjukkan Solusinya secara Praktis dan Meyakinkan
Setelah user memahami masalah, ini adalah bagian yang membuat mereka melihat bagaimana produkmu benar-benar bekerja.
Elemen yang harus ada:
- Judul kontras dari bagian problem
- Step-by-step cara tool bekerja
- Highlight fitur yang menyelesaikan masalah utama
- Data pendukung (opsional)
Cara membuatnya efektif:
- Gunakan alur “problem → fitur → manfaat”.
- Jelaskan proses dalam 3–5 langkah singkat agar user tidak bingung.
- Pastikan gambar atau ilustrasi mendukung tiap langkah; user lebih cepat memahami hal visual.
- Beri konteks integrasi: “Terhubung otomatis ke Slack, Google Workspace, dan Notion.”
- Untuk SEO, gunakan structured content: list, heading H3, bullet points.
Checklist efisiensi
- Gunakan icon sederhana untuk memudahkan scanning.
- Fokus pada manfaat, hindari jargon teknis.
#5. Use Cases: Bantu User Kenali Manfaat Produk
Di tahap ini, pengunjung sudah paham solusi, tapi mereka perlu tahu apakah solusi itu cocok untuk kebutuhan mereka.
Elemen yang harus ada:
- Judul yang menjelaskan tujuan penggunaan
- Beberapa skenario nyata
- Ringkasan manfaat utama tiap skenario
Cara membuatnya efektif:
- Buat use case berdasarkan persona berbeda (marketing, sales, HR, developer).
- Tulis studi kecil dalam 2–3 kalimat, bukan paragraf panjang.
- Gunakan data untuk memperkuat klaim manfaat.
- Optimalkan SEO dengan menanam keyword seperti “konversi”, “desain landing page”, atau variasi kata SaaS.
Checklist efisiensi:
- Jangan buat terlalu banyak use case; 3–4 sudah ideal.
- Gunakan ilustrasi ringkas agar halaman tetap ringan.
#6. Social Proof Lanjutan: Buktikan Bahwa Solusi Ini Bekerja
Setelah user melihat cara kerja dan use case, saatnya memperkuat kepercayaan mereka dengan bukti nyata pengguna sebelumnya.
Elemen yang harus ada:
- Testimoni
- Foto pengguna/logo klien
- Pencapaian hasil (misalnya peningkatan persentase)
Cara membuatnya efektif:
- Prioritaskan testimoni berbasis hasil: “Meningkatkan efisiensi 30% dalam 1 bulan”.
- Pastikan testimoni berasal dari persona yang mirip dengan targetmu.
- Tambahkan alt text guna membantu SEO.
- Tampilkan bintang rating jika relevan (misalnya dari G2 atau Capterra).
Checklist efisiensi:
- Sediakan maksimal 3–5 testimoni di section ini.
- Gunakan slider untuk menghemat ruang dan menjaga UX tetap bersih.
#7. Final CTA: Minta Aksi Tanpa Membuat Mereka Ragu
Ini adalah bagian yang menentukan konversi. Pastikan CTA benar-benar jelas dan meyakinkan.
Elemen yang harus ada:
- CTA kuat
- Penjelasan singkat tentang apa yang terjadi setelah klik
- Visual pendukung atau ikon kepercayaan
Cara membuatnya efektif:
- Buat CTA rendah komitmen, seperti “Coba Gratis Tanpa Kartu Kredit”.
- Tulis teks kecil di bawah CTA yang menjelaskan langkah berikutnya, misalnya:
“Butuh 30 detik untuk membuat akun.” - Ulangi kata kunci sekunder secara natural untuk mendukung SEO.
Checklist efisiensi
- Tombol CTA minimal 44px tinggi agar mudah diklik di mobile.
- Buat background yang kontras agar CTA mencolok.
#8. Alternative CTA: Tangkap Lead yang Belum Siap
Tidak semua pengunjung siap mencoba. Maka dari itu, alternatif CTA adalah opsi penting.
Elemen yang harus ada:
- Opsi tambahan (demo, e-book, studi kasus)
- Form singkat
- Social proof kecil
Cara membuatnya efektif:
- Buat formulir seramah mungkin, idealnya hanya 2 kolom.
- Berikan value yang real: misalnya template landing page SaaS gratis.
- Tambahkan icon keamanan atau note kecil untuk meningkatkan trust.
Checklist efisiensi:
- Pastikan alternative CTA tidak mengganggu CTA utama.
- Letakkan di area yang logis seperti sebelum footer.
Tools Landing Page Builder yang Cocok untuk SaaS

Kalau kamu ingin membuat landing page dengan cepat, ada banyak builder berbasis AI yang bisa membantu.
Wix
Wix cocok kalau kamu ingin proses pembuatan yang super cepat. AI-nya mampu membuat layout, konten awal, hingga rekomendasi visual hanya dari deskripsi singkat yang kamu berikan. Setelah itu, kamu bisa mengedit detailnya sesuai tone brand atau kebutuhan konversi.
Squarespace
Platform ini unggul dalam sisi estetika. Kalau software-mu punya positioning kreatif atau butuh kesan profesional yang kuat, Squarespace menawarkan template yang bersih, stabil, dan mudah dipersonalisasi. AI-nya juga membantu membuat copy dasar dan aset visual.
Framer
Jika kamu ingin landing page SaaS yang terlihat modern dan interaktif tanpa coding, Framer jadi pilihan yang solid. Banyak founder dan desainer menggunakannya karena kualitas animasi dan fleksibilitasnya sangat baik untuk storytelling produk.
Unicorn Platform
Cocok untuk founder yang ingin bergerak cepat. Kamu cukup menulis prompt singkat, lalu platform langsung membangun landing page SaaS yang siap dipublikasikan.
Fitur Penting untuk Dipertimbangkan
- Instant page generation
- AI copywriting
- AI image editing
- SEO
- Analitik & heatmap
Semua fitur ini membantu kamu membuat desain landing page yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga siap mendukung performa konversi.
Kesimpulan
Membuat landing page untuk bisnis SaaS tidak harus rumit. Selama kamu memahami struktur dasar, fokus pada masalah yang ingin diselesaikan, menampilkan solusi secara jelas, dan memperkuatnya dengan social proof, hasilnya akan jauh lebih optimal.
Dengan mengikuti panduan di atas, kamu bisa membuat halaman yang bukan hanya informatif, tapi juga mampu mengajak user untuk benar-benar mencoba produkmu.
Kalau kamu ingin landing page yang dirancang khusus untuk identitas brand dan kebutuhan bisnismu, IDwebhost menyediakan Jasa Pembuatan Website profesional.
Kamu bisa mendapatkan landing page kustom untuk produk SaaS-mu, dengan desain yang modern, cepat, dan siap konversi.