Browser Syncjacking: Begini Bahayanya Bagi Pengguna Chrome!
Serangan siber terus berkembang, dan salah satu ancaman terbaru yang mengincar pengguna Google Chrome adalah Browser Syncjacking. Teknik ini memungkinkan peretas (hacker) mengambil alih data yang disinkronkan di web browser, termasuk kata sandi dan riwayat penelusuran.
Mengingat banyaknya pengguna Chrome di Indonesia, penting bagi kita untuk memahami risiko dari serangan ini dan bagaimana cara menghindarinya.
Sekilas Apa Itu Browser Syncjacking
Browser Syncjacking adalah metode peretasan yang mengeksploitasi fitur sinkronisasi di browser. Fitur ini dirancang untuk menyimpan data seperti bookmark, kata sandi, dan riwayat penelusuran di beberapa perangkat yang terhubung dengan akun Google pengguna.Â
Namun, jika peretas berhasil menyusup ke dalam proses sinkronisasi ini, mereka bisa mendapatkan akses ke semua informasi yang tersimpan di browser tanpa diketahui oleh pemiliknya.
Kenapa ini bisa terjadi?
- Eksploitasi fitur sinkronisasi browser: Peretas memanfaatkan celah keamanan untuk mencuri data yang disinkronkan antar perangkat.
- Kurangnya keamanan pada autentikasi: Beberapa browser tidak memiliki sistem keamanan yang cukup kuat untuk mencegah serangan ini.
- Berjalan secara tersembunyi: Karena sinkronisasi terjadi di latar belakang, pengguna sering kali tidak menyadari bahwa datanya sedang dicuri hingga terlambat.
Baca Juga: 7 Tools untuk Cek Keamanan Link Sebelum Klik, Wajib Coba!
Cara Syncjacking Menyerang Targetnya
Karena teknik serangannya adalah memanfaatkan fitur sinkronisasi browser untuk mencuri data pengguna, Browser Syncjacking biasanya berlangsung dalam tiga tahap utama, yaitu:
Penyusupan Awal
Serangan dimulai ketika korban menginstal ekstensi Chrome yang telah dimodifikasi oleh peretas atau melalui eksploitasi celah keamanan pada fitur sinkronisasi Chrome.
- Ekstensi Browser Berbahaya
Peretas bisa membuat ekstensi palsu yang terlihat seperti alat AI atau fitur produktivitas, atau bahkan mengambil alih ekstensi populer yang sudah diinstal oleh jutaan pengguna. Karena banyak pengguna jarang memeriksa izin yang diberikan ke ekstensi, ini jadi celah yang dimanfaatkan peretas. - Eksploitasi Celah Keamanan
Selain ekstensi, peretas juga bisa mengeksploitasi kelemahan pada fitur sinkronisasi Chrome, terutama ketika pengguna masuk ke browser menggunakan akun Google mereka. Jika ada kerentanan dalam proses autentikasi, peretas bisa menyusup tanpa disadari. - Menghubungkan ke Profil Chrome Peretas
Setelah ekstensi berbahaya terpasang, secara diam-diam browser korban dihubungkan ke akun Google Workspace yang dikontrol peretas. Dengan ini, semua data yang disinkronkan di Chrome (seperti sandi, riwayat browsing, dan data autofill) mulai direplikasi ke akun peretas.
Pada tahap ini, korban biasanya tidak menyadari apa yang terjadi karena prosesnya terjadi di latar belakang (backend).
Baca Juga: Google Security Checkup: Fungsi dan Cara Menggunakan
Pengambilalihan Data
Ketika ekstensi sudah terpasang dan tersambung ke akun peretas, browser korban menjadi “terbuka” bagi pelaku serangan. Di tahap ini, peretas bisa:
- Menonaktifkan Fitur Keamanan
Dengan mengendalikan browser, peretas bisa menonaktifkan fitur Safe Browsing yang berfungsi melindungi pengguna dari situs berbahaya dan phising. - Memanipulasi Pengguna dengan Rekayasa Sosial
Peretas bisa menampilkan notifikasi palsu yang meminta korban untuk menyinkronkan akun atau memasukkan kredensialnya ke dalam sistem yang telah disusupi. - Mengakses Data Sinkronisasi
Karena akun Chrome korban kini tersinkron dengan akun peretas, mereka bisa mengambil kata sandi yang tersimpan, bookmark, riwayat pencarian, hingga data autofill yang berisi informasi pribadi dan keuangan.
Pada tahap ini, peretas sudah memiliki akses ke banyak informasi sensitif milik korban.
Eksploitasi dan Penyalahgunaan
Setelah mendapatkan akses ke data korban, peretas bisa melakukan berbagai aksi berbahaya, seperti:
- Membajak Akun Penting
Data yang telah dicuri bisa digunakan untuk mengambil alih akun email, media sosial, hingga akun perbankan korban. Jika korban menggunakan sandi yang sama untuk banyak akun, risikonya semakin besar. - Melakukan Transaksi Keuangan Ilegal
Jika peretas menemukan data kartu kredit atau kredensial pembayaran dalam autofill browser, mereka bisa menyalahgunakannya untuk bertransaksi tanpa izin. - Memantau Aktivitas Online Korban
Dengan mengakses riwayat pencarian dan situs yang sering dikunjungi, peretas bisa memprofiling korban untuk serangan lebih lanjut, seperti phising yang lebih canggih atau rekayasa sosial. - Menggunakan Ekstensi Chrome Berbahaya untuk Memasang Malware
Peretas bisa menginstal malware atau spyware tambahan ke perangkat korban, bahkan tanpa perlu meminta izin. Selain itu, mereka bisa mengalihkan korban ke situs phising untuk mencuri lebih banyak informasi.
Di tahap ini, korban mulai mengalami kerugian yang semakin besar, mulai dari pencurian akun hingga penyalahgunaan data finansial.Â
Baca Juga: Awas Bahaya Internet! Ini Cara Memblokir Situs di Chrome
Risikonya bagi Pengguna Chrome
Serangan Browser Syncjacking menjadi ancaman serius bagi perusahaan karena mampu menghindari blacklist dan kebijakan berbasis izin pada browser Chrome.Â
Kecuali jika sebuah organisasi sepenuhnya memblokir ekstensi Chrome melalui pengelolaan browser yang ketat, serangan ini bisa melewati sistem keamanan yang ada tanpa terdeteksi.
Vivek Ramachandran, pendiri SquareX, mengungkapkan bahwa serangan ini mengekspos celah besar dalam keamanan siber baik di lingkup individu maupun perusahaan besar.
Menurutnya, alat keamanan biasa tidak akan mampu mendeteksi atau menghentikan serangan Syncjacking karena metodenya mengeksploitasi ekstensi yang tampak tidak berbahaya dari luar.
Yang membuat serangan Syncjacking ini semakin berbahaya adalah:
- Menggunakan ekstensi Chrome sebagai alat takeover perangkat secara penuh.
- Menghindari deteksi oleh sistem keamanan konvensional, seperti Endpoint Detection and Response (EDR) serta Secure Web Gateways (SASE/SSE).
- Terjadi langsung di dalam browser, tempat banyak aktivitas bisnis berlangsung, termasuk login akun dan transaksi keuangan.
Lantas apa risiko yang ditimbulkan? Bagi pengguna Chrome, ada tiga risiko yang perlu diperhatikan jika sewaktu-waktu kamu jadi korban Syncjacking yang menargetkan sinkronisasi web browser ini, yaitu:Â
- Akun pribadi dan bisnis bisa diretas: Peretas dapat mengakses akun penting hanya dengan kata sandi yang tersimpan di browser.
- Informasi pribadi dicuri: Data pribadi seperti riwayat penelusuran, bookmark, dan informasi pembayaran bisa bocor.
- Serangan lebih lanjut dapat terjadi: Setelah mendapatkan akses awal, peretas dapat memasang malware untuk pencurian lebih lanjut.
Baca Juga: Dark Web Adalah: Definisi, Contoh & Risiko jika Mengaksesnya
Tips Mencegah Serangan Syncjacking
Browser Syncjacking bisa membahayakan data pribadi dan bisnis dengan mengambil alih browser secara diam-diam. Yuk, pelajari tips mencegah Syncjacking agar akun dan informasi sensitif tetap aman dari peretas!Â
Untuk Pengguna Individu
- Aktifkan Multi-Factor Authentication (MFA): Tambahkan lapisan keamanan ekstra agar peretas tidak bisa masuk ke akun meski memiliki kata sandi.
- Selalu update browser: Pastikan browser selalu diperbarui agar celah keamanan diperbaiki.
- Gunakan password manager: Hindari menyimpan kata sandi di browser dan gunakan pengelola kata sandi untuk keamanan lebih baik.
- Nonaktifkan sinkronisasi jika tidak diperlukan: Jika tidak butuh sinkronisasi data, lebih baik matikan fitur ini.
- Matikan autofill untuk informasi sensitif: Jangan biarkan browser mengisi otomatis data penting seperti kartu kredit.
- Rutin hapus cache dan cookie: Membersihkan data browser secara berkala bisa mengurangi risiko pencurian data.
Untuk Organisasi
- Pantau aktivitas akun: Awasi aktivitas login yang mencurigakan dan lakukan tindakan jika ada aktivitas mencurigakan.
- Uji keamanan sistem secara berkala: Pastikan celah keamanan selalu diperiksa dan diperbaiki sebelum dieksploitasi oleh hacker.
- Batasi akses ke fitur sensitif: Jangan berikan akses ke semua fitur browser kecuali untuk pengguna yang benar-benar membutuhkannya.
- Cek dan kelola ekstensi yang terpasang: Pastikan hanya ekstensi Chrome resmi dan tepercaya yang diinstal di perangkat kerja.
- Edukasi karyawan tentang serangan siber: Ajarkan pentingnya keamanan digital dan cara mengenali ancaman seperti Syncjacking.
Baca Juga: 4 Cara Mengakses Google Lighthouse, Saatnya Audit Web Kamu!
Kesimpulan
Serangan Browser Syncjacking adalah ancaman nyata bagi pengguna Chrome, memungkinkan peretas mencuri data yang disinkronkan di browser secara diam-diam.
Dengan memahami bagaimana serangan ini bekerja dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti mengaktifkan MFA, mengelola ekstensi Chrome dengan hati-hati, serta menjaga keamanan akun, kamu bisa melindungi dirimu dari ancaman ini.
Keamanan digital adalah prioritas, terutama jika kamu menjalankan bisnis online. Untuk memastikan situs dan data tetap aman, gunakan layanan Hosting Murah Unlimited dari IDwebhost yang menawarkan keamanan terbaik dan performa tanpa hambatan. Jangan biarkan serangan siber menghambat bisnismu, pilih hosting yang terpercaya dan aman!