idwebhost Bikin Website Sekarang

UX Writing vs Marketing Copywriting: Simak Perbedaannya!

2 Jan 2025
UX Writing vs Marketing Copywriting: Simak Perbedaannya! campaign-unlimited

Pernah mendengar tentang UX writing vs marketing copywriting? Banyak orang, termasuk desainer UI/UX baru, sering bingung dan menganggap keduanya sama. 

Padahal, meskipun terdengar mirip dan sama-sama melibatkan kata-kata, peran keduanya sangat berbeda. 

Artikel ini akan membahas perbedaan antara UX writing dan marketing copywriting agar kamu bisa memahami peran masing-masing dalam dunia digital.

Perbedaan UX Writing vs Marketing Copywriting

Ada perbedaan yang cukup signifikan antara User Experience/UX writing dan marketing copywriting, yaitu:

UX Writing vs Marketing Copywriting

1. Fokus dan Tujuan

  • UX Writing: Fokus pada usability atau kemudahan penggunaan. Tujuannya untuk memandu pengguna dengan jelas dan mudah dimengerti, mengurangi kebingungan, dan memastikan kenyamanan saat berinteraksi dengan produk. Misalnya, tombol “Simpan” lebih jelas daripada “Lanjutkan”.
  • Marketing Copywriting: Fokus pada persuasi untuk menarik perhatian audiens dan mendorong tindakan, seperti membeli produk atau mendaftar untuk newsletter. Kalimat seperti “Ambil sekarang juga!” bisa membuat audiens merasa perlu melakukan sesuatu.

2. Gaya Penulisan dan Penggunaan Emosi

  • UX Writing: Memiliki gaya penulisan yang sederhana, jelas, dan to the point. Fokus utamanya adalah memberikan instruksi yang efisien, tanpa banyak elemen emosional. Misalnya, pesan seperti “Sepertinya ada yang tidak beres, coba lagi” akan membuat pengguna tetap tenang saat mengalami kendala.
  • Marketing Copywriting: Gaya penulisan lebih kreatif dan emosional. Teksnya sering kali menggunakan kata-kata yang menggugah emosi untuk membangun koneksi dengan audiens. Contohnya, “Jangan biarkan kesempatan ini hilang!”, sehingga audiens buru-buru melakukan tindakan.

3. Jenis Teks yang Dihasilkan

  • UX Writing: Menghasilkan microcopy, seperti tombol, label, instruksi, dan pesan kesalahan, yang membantu pengguna memahami langkah-langkah dan melakukan tindakan dengan mudah. Misalnya, teks pada tombol atau pesan error yang memberi instruksi yang jelas.
  • Marketing Copywriting: Menghasilkan teks untuk iklan, halaman penjualan, email marketing, dan konten promosi lainnya yang bertujuan untuk menggugah minat dan mendorong audiens mengambil tindakan yang menguntungkan bagi bisnis.

4. Pendekatan dalam Menulis

  • UX Writing: Pendekatannya menekankan pada kemudahan pemahaman. Setiap kata yang dipilih harus jelas, sederhana, dan langsung mengarah pada tujuan yang diinginkan. Contohnya, tombol untuk menyimpan preferensi pengguna harus diberi label “Simpan”, bukan label yang ambigu.
  • Marketing Copywriting: Lebih fleksibel dalam penggunaan bahasa dan kalimat-kalimat panjang yang dipenuhi dengan teknik persuasif untuk membangkitkan emosi. Misalnya, “Jangan lewatkan kesempatan emas ini!” bertujuan untuk mendorong pembaca bertindak cepat.

5. Lokasi dan Penggunaan

  • UX Writing: Biasanya digunakan pada bagian antarmuka pengguna, seperti tombol, label, dan formulir. Fokusnya adalah untuk memberikan instruksi yang jelas dan mempermudah pengguna dalam berinteraksi dengan produk.
  • Marketing Copywriting: Digunakan di area yang lebih luas, seperti iklan digital, landing page, email marketing, dan saluran promosi lainnya. Teks-teks ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens, membangkitkan minat mereka, dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang menguntungkan bisnis.

Tabel Perbandingan UX Writing vs Marketing Copywriting

Agar lebih memudahkan pemahamanmu, berikut adalah tabel perbandingan antara UX Writing vs Marketing Copywriting:

AspekUX WritingMarketing Copywriting
Tujuan UtamaMemudahkan pengguna berinteraksi dengan produkMembujuk audiens untuk melakukan tindakan tertentu.
FokusUsability (kemudahan penggunaan).Persuasi (mendorong audiens untuk membeli atau berlangganan).
Gaya PenulisanSederhana, jelas, dan langsung.Kreatif, persuasif, dan bisa lebih emosional.
Jenis Teks yang DihasilkanMicrocopy (tombol, label, instruksi, pesan kesalahan).Teks promosi (iklan, landing page, email marketing).
PendekatanMenekankan kejelasan dan kesederhanaan.Menggunakan teknik persuasif dan menggugah emosi.
Penggunaan EmosiJarang digunakan, lebih fokus pada instruksi yang efisien.Sering dipakai untuk membangkitkan rasa urgensi.
Lokasi PenggunaanAntarmuka pengguna (tombol, label, formulir, dll).Iklan digital, landing page, email marketing, konten promosi lainnya.
Pengaruh terhadap Pengalaman PenggunaMembantu pengguna memahami produk tanpa kebingungannya.Mengarahkan audiens untuk melakukan pembelian atau tindakan lainnya.

Contoh UX Writing vs Marketing Copywriting

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini adalah contoh singkat perbedaan antara UX writing dan marketing copywriting:

1. Tombol Aksi

  • UX Writing: “Mulai Sekarang”. Teks ini jelas dan langsung. Memberi petunjuk kepada pengguna untuk memulai suatu tindakan tanpa kebingungan.
  • Marketing Copywriting: “Dapatkan Penawaran Spesial”. Teks ini dirancang untuk menarik perhatian dan menggugah rasa penasaran. Seolah-olah ada tawaran menarik yang sayang untuk dilewatkan, membuat orang ingin segera klik!

2. Pesan Kesalahan

  • UX Writing: “Ups, ada yang salah. Coba lagi”. Bahasa ini lebih santai dan ramah, memberi tahu pengguna kalau ada kesalahan tapi dengan cara yang menenangkan, seperti “Tenang, kita bisa coba lagi!”.
  • Marketing Copywriting: “Gagal! Anda hampir bisa mendapatkan diskon!”. Kalimat ini mengandung unsur persuasif untuk memicu rasa penasaran dan mendorong pengguna agar segera memperbaiki kesalahan mereka dan melanjutkan. Rasanya seperti mendapatkan dorongan semangat, “Sedikit lagi, hampir berhasil!”

Kapan Menggunakan UX Writing vs Marketing Copywriting

Lalu, kapan sebaiknya kita menggunakan UX Writing dan Marketing Copywriting? Berikut di antaranya:

Kapan Menggunakan UX Writing?

  • Untuk mempermudah dan memperlancar pengalaman pengguna: UX writing sangat dibutuhkan ketika tujuan utama kamu adalah membuat interaksi pengguna dengan aplikasi atau website menjadi lebih mudah dan nyaman. Teks yang jelas akan membantu pengguna tahu apa yang harus dilakukan berikutnya tanpa kebingungannya.
  • Memberikan instruksi yang jelas dan mudah dimengerti: Saat kamu perlu memberi petunjuk, seperti pada tombol (button), label, atau pesan kesalahan (error messages), UX writing memastikan bahwa instruksinya sederhana dan langsung ke titik.
  • Menjaga antarmuka tetap bersih dan ramah: UX writing menjaga antarmuka pengguna tetap simpel dan efisien, dengan pesan yang tidak membingungkan atau membuat pengguna merasa cemas. Tujuannya adalah agar pengguna bisa berinteraksi dengan website atau aplikasi tanpa kesulitan, sehingga pengalaman mereka tetap menyenangkan.

Kapan Menggunakan Marketing Copywriting?

  • Untuk mendorong konversi: Jika tujuanmu adalah meningkatkan tindakan seperti pembelian atau pendaftaran, marketing copywriting sangat diperlukan. Teks yang menggugah dan persuasif akan membuat audiens merasa tertarik dan terdorong untuk mengambil langkah yang diinginkan.
  • Memasarkan produk atau jasa secara persuasif: Jika kamu ingin memperkenalkan produk atau layanan kepada audiens dengan cara yang menggugah minat mereka, marketing copywriting adalah pilihan yang tepat. Teksnya dirancang untuk menarik perhatian dan memotivasi audiens agar membeli atau berlangganan.
  • Menciptakan urgensi atau dorongan emosi: Saat kamu ingin membangkitkan rasa urgensi atau emosi yang memotivasi audiens untuk segera bertindak, marketing copywriting bisa menggunakan kata-kata yang menggugah, seperti “Jangan lewatkan kesempatan ini!” atau “Hanya hari ini!” untuk mendorong tindakan cepat dari audiens.
UX Writing vs Marketing Copywriting

Kesimpulan

Meskipun UX writing dan marketing copywriting sama-sama menggunakan kata-kata, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan dan penerapannya. 

UX writing berfokus pada kejelasan, kemudahan, dan pengalaman pengguna, sementara marketing copywriting lebih menekankan pada persuasi, penjualan, dan meningkatkan konversi. 

Bagi kamu yang sedang membangun website atau platform digital, seperti blog atau toko online, penting untuk memahami perbedaan ini agar dapat menyesuaikan teks sesuai dengan tujuannya. 

Pastikan juga kamu sudah memakai layanan jasa pembuatan website untuk mendukung kehadiran online yang kuat, dengan hosting yang bisa diandalkan.

Rifka Amalia

Member since 23 Aug 2024