6 Cara Mudah Menerapkan Psikologi Marketing Untuk Promosi Produk
Dalam dunia marketing, tentunya selalu ada cara dalam mempromosikan produk. Namun, semua juga harus diimbangi dengan yang namanya psikologi marketing. Dengan adanya psikologi marketing, maka akan semakin mudah menawarkan produk kita pada pelanggan. Penerapan psikologi dalam marketing nantinya akan sangat membantu sehingga semua marketing harus paham tentang psikologi marketing.
Contents
- 1 Apa itu Psikologi Marketing?
- 2 Bagaimana Cara Menerapkan Psikologi Marketing?
Apa itu Psikologi Marketing?
Sebelum memulai bagaimana penerapannya, kamu harus tahu apa itu psikologi marketing. Psikologi marketing adalah pemahaman terhadap motif-motif yang dapat mempengaruhi emosi serta tindakan pasar dalam memandang suatu produk maupun jasa yang ditawarkan oleh pebisnis.
Setelah paham tentang psikologi marketing, tentunya kamu akan lebih mudah dalam menerapkannya. Seorang marketing yang paham akan psikologi marketing tentu akan lebih mudah dalam menjual produknya. Dan yang menjadi poin penting saat menjual produk menggunakan teknik psikologi marketing ini adalah tidak perlu “ngoyo” dalam berjualan karena sudah berpacu dengan apa yang sudah ada di psikologi marketing.
Bagaimana Cara Menerapkan Psikologi Marketing?
Berikut cara mudah untuk menerapkannya:
1. Pahami Jenis-jenis pembeli
Dalam menerapkan psikologi marketing, yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami jenis-jensi pembeli. Seperti yang sudah dijelaskan, menurut pakar dari Neuroeconomic, mereka telah mendefinisikan bahwa ada 3 kategori bisnis yang harus dipahami, di antaranya adalah Tightwads, Spendthriffts, dan Average spenders.
Tightwads
Pembeli jenis Tightwads adalah tipe pembeli yang lebih memilih menghemat uang daripada membelanjakannya secara masif. Sebagai marketing, jika kamu menemui calon pembeli seperti ini, maka yang kamu lakukan adalah dengan memilih kata-kata yang memiliki muatan emosi negatif.
Mengapa yang dipakai adalah cara seperti ini, karena tipe orang seperti ini cenderung sulit untuk mengeluarkan uang. Kata yang bisa digunakan misalnya, “Simpan lebih banyak di masa depan dengan berinvestasi di sini, sekarang juga!”. Kata-kata ini ampuh untuk mereka yang selalu berfikir dua kali untuk membelanjakan uangnya. Ketika menemukan tipe Tightwads, maka kamu harus lebih sabar dan memiliki taktik untuk
Spendthrifts
Spendthrifts merupakan tipe pembeli yang lebih mudah membelanjakan uangnya. Mereka juga tergolong orang yang tidak menyesal setelah membelanjakan banyak uang. Kamu akan senang sekali jika menemukan tipe pembeli seperti ini.
Tidak perlu menggunakan trik tertentu karena kamu cukup membuat iklan berupa video yang akan dengan mudah menarik perhatian mereka. Orang dengan tipe Spendthrifts juga lebih mudah tertarik dengan visual sehingga harus lebih kreatif ketika bertemu dengan calon pembeli jenis ini.
Average Spenders
Tipe pembeli seperti Average Spenders sebenarnya berada di tengah-tengah antara Tightwads dan Spendthrifts. Mereka hanya akan membeli barang yang menurut mereka cocok untuk dipakai jangka panjang. Tapi di sisi lain, mereka juga sangat perhitungan dalam membeli barang-barang, Yang dinilai tidak penting maka tidak akan dibelinya karena memiliki pegangan kuat terhadap keuangan mereka.
Jika kamu bertemu dengan jenis pembeli seperti ini, maka yang dilakukan adalah dengan membuat strategi pemasaran emosi yang cukup meyakinkan. Misalnya, sertakan jaminan uang kembali apabila tidak puas dengan produk tersebut atau berikan garansi seumur hidup agar mereka lebih yakin dengan produk yang kamu jual.
2. Bantu calon pembeli agar terhindar dari Action Paralysis
Sebagai seorang maketing, kamu harus bisa melakukan pendekatan dengan calon pembeli. salah satu yang harus dicoba adalah memanfaatkan embel-embel kata-kata yang meyakinkan. Misalnya, “Dapatkan diskon hingga 80% untuk pembelian di bulan pertama hingga 3 bulan pertama”. Dalam membantu calon pembeli, kamu harus pandai menggunakan pendekatan yang lunak dan mampu membangkitkan emosi calon pembeli. Usakahan teknik yang kamu gunakan adalah yang mengandung CTA (call to action).
3. Membangun urgensi dengan cara yang cerdas
Dari pengalaman sebagai merketing, tentu kamu sering menemukan orang-orang yang cenderung memblokir informasi penting jika mereka tidak menerima informasi lanjutan yang berisi petunjuk khusus soal bagaimana cara menghadapi atau cara menggunakannya dengan optimal.
Sebagai contoh, ketika memiliki bisnis online platform, maka kamu harus memaksimalkan layanan dengan menekankan fitur-fitur yang menarik. Hal tersebut nantinya akan menyelamatkan pengguna dari profil-loss seandainya pengguna tidak memakainya.
4. Memberikan hierarki label pada konsumen
Salah satu tugasmu sebagai pebisnis adalah dengan membuat konsumen merasa istimewa karena hal itu bisa menjadi salah satu alat retensi yang hebat. Dalam hal ini kamu juga akan mempunyai peluang untuk mengubah pelanggan menjadi brand ambassador untuk produkmu.
Trik ini juga merupakan suatu metode akuisisi yang sangat baik karena banyak pelanggan baru yang datang karena rekomendasi langsung dari pelanggan lama. Sebagai pebisnis yang menerapkan piskologi marketing sebaiknya perlu memakai cara ini.
5. Melakukan penawaran dengan menggunakan teknik Devil’s Advocate
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang akan cenderung memberli sebuah produk ketika mereka memiliki asumsi yang dipertanyakan oleh perusahaanmu. Intinya adalah kamu harus bisa mengatasi kekhawatiran calon pembeli ketika melakukan sales dengan tidak berpegang pada teori atau penelitian yang membosankan.
Kamu juga harus pandai dalam memberikan studi kasus yang paling relevan dan aktual sehingga akan lebih berpotensi menjual.
6. Berikan kejutan pada pelanggan
Untuk menjalin hubungan baik dengan pelanggan, adakalanya kamu memberikan kejutan dadakan untuk pelanggan. Hal ini juga bisa membangun loyalitas terhadap brand dengan lebih baik lagi. Dengan sesekali memberikan kejutan pada pelanggan, secara tidak langsung mereka juga akan memberikan ulasan yang bagus untuk produkmu. Dari sinilah jejak pencapaianmu akan semakin dikenal banyak orang.
Sebelum memutuskan untuk memberi produk secara online, tentu saja orang akan lebih dulu melihat ulasan. Jika ulasannya baik, maka akan semakin membuat calon pembeli yakin untuk membeli produkmu. Meski banyak pebisnis online yang seringkali curang dengan membeli ulasan dari orang terdekat, tapi katahuilah bahwa pebisnis yang cerdas adalah mereka yang mendapatkan ulasan yang murni dari pelanggannya.
Setiap strategi pasti membuahkan hasil. Seperti halnya strategi untuk menerapkan psikologi marketing. Dengan penerapan yang sesuai, maka hasilnya juga akan menguntungkan bagi bisnismu. Seorang pebisnis sudah sepatutnya untuk memahami penerapan strategi marketing demi memudahkan dalam penjualan produk sesuai dengan karakteristik pasar yang menjadi targetmu.
Demikianlah penjelasan seputar cara mudah menerapkan psikologi marketing untuk bisnis onlinemu. Jangan lupa jika ingin membuat website pastikan memilih hosting terbaik seperti IDwebhost. Karena keberlangsungan website yang sangat bergantung dari hosting yang kamu pilih.