idwebhost Bikin Website Sekarang

Belajar SEO Masuk! Ini Jenis-Jenis Bounce Rate, Biar Nggak Bingung

Belajar SEO Masuk! Ini Jenis-Jenis Bounce Rate, Biar Nggak Bingung campaign-unlimited

Kenapa bounce rate penting? Karena bounce rate bisa jadi cerminan dari kualitas website kamu. Jika bounce rate-nya tinggi, berarti website kamu kurang menarik, kurang informatif, atau mungkin sulit dinavigasi. Alhasil, website kamu akan sulit bersaing di mesin pencari dan sulit menarik pengunjung baru. Jenis-jenis bounce rate juga ada banyak lho.

Artikel ini akan mengajakmu untuk mengetahui jenis-jenis bounce rate, dan cara menurunkannya. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, ya!

Apa Itu Bounce Rate?

jenis-jenis bounce rate

Sebelum mengulik jenis bounce rate, mari segarkan ingatan dengan apa itu bounce rate.

Bayangkan kamu lagi browsing di internet, lalu nemu website yang menarik. Kamu klik link-nya, dan… eh, ternyata isinya nggak sesuai ekspektasi! Mungkin artikelnya terlalu panjang, desainnya kurang menarik, atau loading-nya lama.

Akhirnya, kamu langsung tutup tab browser dan lanjut browsing ke website lain. Nah, itulah contoh sederhana dari bounce rate.

Secara teknis, bounce rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan website setelah melihat hanya satu halaman. Jadi, kalau 100 orang mengunjungi website kamu, dan 50 orang langsung pergi setelah melihat halaman pertama, maka bounce rate-nya adalah 50%.

Bagaimana cara menghitung bounce rate?

Gimana cara menghitung bounce rate? Ini rumusnya, gampang banget:

Bounce Rate = (Jumlah Kunjungan Satu Halaman) / (Jumlah Total Kunjungan) x 100%

Misalnya, dalam satu hari, website kamu dikunjungi 100 orang. Dari 100 orang itu, 70 orang hanya melihat halaman pertama dan langsung pergi. Maka, bounce rate-nya adalah (70/100) x 100% = 70%.

Faktor apa saja yang bisa memengaruhi bounce rate?

Banyak faktor yang bisa membuat pengunjung kabur dari website kamu, lho! Beberapa faktor yang paling umum adalah:

  • Konten yang kurang menarik: Konten yang membosankan, tidak informatif, atau tidak relevan dengan kebutuhan pengunjung bisa membuat mereka langsung kabur.
  • Desain website yang kurang user-friendly: Website yang sulit dinavigasi, tampilannya berantakan, atau loading-nya lama bisa membuat pengunjung frustasi dan memilih untuk pergi.
  • Pengalaman pengguna yang buruk: Website yang lambat, error, atau sulit diakses dari perangkat mobile bisa membuat pengunjung kecewa dan memilih untuk mencari website lain.

Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu bounce rate dan faktor-faktor yang bisa memengaruhinya. Selanjutnya, kita akan bahas jenis-jenis bounce rate dan arti dari bounce rate yang tinggi dan rendah.

Jenis-Jenis Bounce Rate: Lebih Dekat dengan Perilaku Pengunjung

Sekarang, kita sudah tahu apa itu bounce rate dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Tapi, tahukah kamu kalau bounce rate bisa dibedakan lagi berdasarkan jenisnya?

1. Bounce Rate Halaman

Bayangkan kamu punya blog dengan 10 artikel. Nah, bounce rate halaman adalah persentase pengunjung yang meninggalkan website setelah melihat hanya satu artikel tertentu.

Misalnya, artikel “Cara Membuat Kue Cucur” punya bounce rate 60%, artinya 60% dari pengunjung yang membaca artikel itu langsung kabur tanpa melihat artikel lain di blog kamu.

2. Bounce Rate Website

Kalau bounce rate halaman fokus pada satu halaman, bounce rate situs melihat keseluruhan website. Jadi, ini adalah persentase pengunjung yang meninggalkan website setelah melihat hanya satu halaman, tanpa memandang halaman apa yang mereka lihat.

Misalnya, bounce rate website kamu adalah 40%, artinya 40% dari semua pengunjung yang datang ke website kamu langsung kabur setelah melihat satu halaman saja.

3. Bounce Rate Perangkat:

Kamu pasti pernah browsing di website menggunakan laptop, smartphone, atau tablet, kan? Nah, bounce rate perangkat memperhitungkan perbedaan perilaku pengunjung berdasarkan perangkat yang mereka gunakan.

Misalnya, bounce rate website kamu di perangkat mobile lebih tinggi daripada di desktop. Ini bisa terjadi karena website kamu kurang ramah mobile, loading-nya lambat, atau desainnya kurang menarik di layar kecil.

Nah, sekarang kamu sudah tahu jenis-jenis bounce rate. Selanjutnya, kita akan bahas arti dari bounce rate yang tinggi dan rendah, dan bagaimana cara menurunkan bounce rate.

Cara Menurunkan Bounce Rate

jenis-jenis bounce rate

Bounce rate tinggi bikin kamu pusing? Tenang, ada banyak cara untuk menurunkan bounce rate dan membuat website kamu lebih menarik bagi pengunjung!

1. Tingkatkan Konten:

Konten adalah raja! Konten yang berkualitas, relevan, dan informatif bisa membuat pengunjung betah dan ingin membaca lebih banyak.

  • Buat konten yang menarik: Gunakan judul yang catchy, tulis dengan bahasa yang mudah dipahami, dan tambahkan gambar, video, atau infografis untuk memperjelas informasi.
  • Tulis konten yang bermanfaat: Berikan solusi atas masalah pengunjung, jawab pertanyaan mereka, atau berikan informasi yang mereka butuhkan.
  • Optimalkan panjang konten: Jangan terlalu panjang atau terlalu pendek. Sesuaikan panjang konten dengan topik dan kebutuhan pengunjung.

2. Desain Website yang Ramah Pengguna:

Desain website yang baik bisa membuat pengunjung betah dan mudah menemukan informasi yang mereka cari.

  • Buat navigasi yang mudah: Pastikan menu navigasi jelas dan mudah dipahami. Gunakan tombol “back to top” untuk memudahkan pengunjung kembali ke atas halaman.
  • Pilih desain yang menarik: Gunakan warna dan font yang menarik, tapi jangan berlebihan. Pastikan website kamu mudah dibaca dan tidak terlalu ramai.
  • Optimalkan website untuk mobile: Pastikan website kamu mudah diakses dari perangkat mobile. Gunakan desain responsif yang menyesuaikan ukuran layar.

3. Kecepatan Website yang Kilat:

Pengunjung tidak suka menunggu! Website yang lambat bisa membuat pengunjung frustasi dan langsung kabur.

  • Optimalkan gambar: Gunakan gambar dengan ukuran yang kecil dan format yang tepat.
  • Minimalkan penggunaan plugin: Plugin yang berlebihan bisa memperlambat website.
  • Gunakan CDN: CDN dapat membantu mempercepat loading website dengan menyimpan data di server yang lebih dekat dengan pengunjung.

4. SEO yang Jitu:

SEO dapat membantu meningkatkan visibilitas website kamu di mesin pencari dan menarik lebih banyak pengunjung yang relevan.

  • Optimalkan kata kunci: Gunakan kata kunci yang relevan dengan konten website kamu.
  • Buat link internal: Hubungkan halaman website kamu satu sama lain untuk meningkatkan navigasi dan waktu kunjungan.
  • Bangun backlink: Dapatkan link dari website lain yang relevan untuk meningkatkan kredibilitas website kamu.

5. Call-to-Action yang Menggoda:

Call-to-action (CTA) adalah tombol atau teks yang mengajak pengunjung untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, berlangganan newsletter, atau menghubungi kamu.

  • Buat CTA yang jelas dan menarik: Gunakan kata-kata yang mengajak pengunjung untuk bertindak, seperti “Beli Sekarang”, “Daftar Sekarang”, atau “Hubungi Kami”.
  • Tempatkan CTA di tempat yang strategis: Letakkan CTA di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau pengunjung.
  • Uji CTA yang berbeda: Coba berbagai variasi CTA untuk melihat mana yang paling efektif.

Kesimpulan

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu bisa menurunkan bounce rate dan membuat website kamu lebih menarik bagi pengunjung. Ingat, website yang berkualitas dan ramah pengguna akan membantu kamu meningkatkan SEO, meningkatkan konversi, dan mencapai tujuan bisnis kamu.

Taufiq Prasetya Pradana

Member since 6 Sep 2019