Ini Dia 6 Alasan Digital Campaignmu Gagal!
Sekarang ini strategi marketing bisa digunakan dalam berbagai platform. Salah satu yang sekarang sedang sangat booming adalah email marketing. Dimana itu menjadi salah satu cara untuk menjangkau customer terlebih lagi di era yang mana internet sudah sangat merajalela. Tapi seiring waktu, customer menjadi sangat terbiasa dengan menjaring puluhan bahkan ratusan pesan email atau digital campaign, dan hanya membaca yang paling menarik, atau bahkan tidak membaca setiap digital campaign, dalam hal ini email marketing sama sekali. Terlebih lagi ketika sudah dihadapkan dengan kombinasi fasilitas milik Gmail seperti misalnya spam filter dan folder promosi, pada pelaku digital campaign ini semakin menghadapi tantangan yang sangat besar untuk bisa menyentuh customer mereka. Lalu selain dua kondisi itu, apa lagi yang menjadi alasan digital campaignmu gagal?
Berikut 6 alasan digital campaign-mu gagal.
Contents
1. Tak Tahu Customer
Alasan Digital Campaignmu Gagal yang pertama adalah karena kamu tidak mengenal customermu dengan sangat baik. Customer adalah orang yang memiliki sifat dan kesenangan masing-masing. Ketika kamu mau menyebarkan sebuah campaign digital, maka wajib hukumnya untuk mengenal dengan baik siapa customermu. Jelas, sekarang bagaimana caranya kamu bisa berkomunikasi dengan baik sesuai keinginan mereka kalau kamu tidak mengenal customermu dengan baik?
Untuk mengenalnya, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan, pertama adalah dengan menganalisis siapa konsumenmu. Kalau di Facebook atau Instagram, biasanya memiliki semacam insight yang bisa kamu lihat untuk tahu siapa saja yang mengunjungi website, Fan Page, dan IGmu. Dengan cara itu, kamu bisa tahu siapa atau setidaknya siapa kira-kira yang menjadi konsumenmu. Mulai dari umurnya, jenis kelaminnya, tinggal dimana, dan lain sebagainya.
Dari data yang bisa dibilang masih sangat umum itu, kamu bisa mencari data lain yang kira-kira menunjukkan habbit dari kelompok yang menikmati atau menjadi konsumenmu. Ada banyak website yang menyediakan data-data semacam itu. Kamu tinggal mencari sedetail mungkin atas data yang sudah kamu dapat. Baru setelah itu kamu bisa memutuskan bahasa apa yang akan kamu pakai, greeting seperti apa yang akan kamu gunakan, yang mana, kita memang sulit untuk mendapatkan secara spesifik apa yang disukai konsumen satu persatu. Tapi paling tidak kita bisa mendapatkan kebiasaan konsumen secara utuh dan umum.
Selain itu kamu juga tidak boleh mengirim asal ke semua list, karena itu tidak bisa dengan mudah memenangkan hati konsumenmu. Ada banyak metode yang bisa kamu lakukan. Seperti misalnya menggunakan email automation, dan lain sebagianya. Ada banyak tools email automation yang bisa kamu gunakan, salah satunya adalah GetResponse yang juga memungkinkanmu untuk tahu bagaiman konsumenmu berinteraksi dengan email yang kamu kirim. Sama seperti di atas, dengan mengetahui perilaku konsumen lewat tools tersebut, kamu bisa memantau bagaimana cara mereka berinteraksi dengan emailmu dan kemudian memutuskan bentuk email seperti apa yang akan kamu gunakan agar digital campaignmu maksimal.
2. Emailmu Tidak Personal
Alasan Digital Campaignmu Gagal yang kedua adalah karena email yang kamu buat tidak terasa personal. Memang sangat sulit membuat email terasa personal. Apalagi ketika personal artinya satu orang. Kita tak mungkin membuat email untuk 1 orang saja setiap digital campaign yang dibuat. Kalau orangnya cuma 10 sih nggak masalah, tapi bagaimana kalau orangnya sampai 200 atau 2000 atau 2 juta? Bisa gempor tangan bikin email untuk setiap orang.
Karena itulah, salah satu cara untuk membuat digital campaign itu berhasil adalah dengan mengetahui target mana yang akan kalian sasar. Ketahui juga segmentasi dari digital campaign yang kamu tuju. Biasanya, kamu bisa mendapatkan data-data yang sedikit personal dari konsumen yang sudah pernah membeli produkmu. Atau, kalau ternyata kamu kembali kesulitan untuk membuat email atau digital campaign yang kamu buat terasa personal, maka kembalilah ke poin pertama, yakni kenal dengan baik siapa konsumenmu.
Ketika kamu mengenal dengan baik konsumenmu, setidaknya secara umum, maka kamu bisa memilih bahasa yang menurut data paling dekat dengan konsumenmu. Selanjutnya, carilah problem yang paling sering secara umum mereka hadapi. Dengan dua hal itu, kamu sudah bisa secara tak langsung menjadikan digital campaignmu personal. Pertama karena kamu menggunakan bahasa mereka, kedua karena kamu seolah-olah paham dengan masalah mereka dan berhasil memberikan solusi untuk mereka.
3. Pertimbangkan Subjek Digital Campaign-mu
Ingat dengan baik bahwa subjek adalah sapaan pertama, atau bahkan wajah dari digital campaignmu. Subjek disini maksudnya ketika kamu menggunakan email ya. Karena seperti yang kita tahu, subjek akan jadi hal pertama yang dilihat oleh konsumen sebelum mereka membuka email atau digital campaign yang kamu buat dalam email tersebut. Kalau secara umum, subjek ini juga bisa diartikan dengan tampilan awal dari desain atau copy writing yang kamu pakai dalam digital campaign ini.
Ada beberapa kunci untuk membuat digital campaign ini punya wajah yang menarik dan membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama. Misalnya dari segi desain, sebelum masuk ke tatanan bahasa. Dari desain sendiri, kamu harus bisa memilih kombinasi warna yang tidak terlalu mencolok, tapi juga bisa mencuri perhatian. Biasanya ini tergantung pada bentuk desain yang kamu buat dan orang yang melihat desain tersebut. Katakanlah konsumenmu usianya 25-35 tahun. Maka secara umum kamu bisa menggunakan desain yang agak eksentrik dengan warna yang tidak terlalu mencolok atau cenderung soft. Mereka akan memperhatikan desain yang eksentrik itu terlebih dahulu. Begitu juga dengan kelompok usia dan jenis kelamin lain. Pahami betul siapa yang kamu inginkan melihat digital campaignmu.
Selanjutnya adalah soal copy, kalau ini juga berhubungan dengan subjek di email. Untuk soal copy writing sendiri, kamu bisa menggunakan senjata humor yang menyenangkan, atau memunculkan pertanyaan bagi konsumenmu ketika pertama kali membacanya. Atau, kamu juga bisa menggunakan prinsip menantang konsumenmu. Misalnya, kamu menjual baju, lalu di subjek kamu bisa bilang, “Baju ini anti api! Dipakai Batman!” orang akan tertarik dengan copy semacam itu. Tapi ingat, usahakan untuk membuat copy yang masih selaras dengan produk atau campaign dalam emailmu. Misalnya baju anti api, nah, di dalamnya ternyata kamu menjual baju, atau kaos yang punya kekuatan lebih dari produk baju lain atau semacamnya.
4. Kamu Lupa Memantau Hasilnya
Alasan Digital Campaignmu Gagal yang selanjutnya adalah kamu lupa untuk memantau hasilnya. Jadi, setelah kamu membuat digital campaign, entah dalam bentuk email, sponsorship di IG, dan lain sebagainya, jangan lupa untuk memantau hasilnya. Apakah formula yang kamu pakai itu berhasil atau gagal. Kalau gagal, maka carilah dimana letak kesalahannya, kemudian mulai lagi dengan solusi yang baru atas kegagalan itu. Formula untuk membuat digital campaign yang bagus tidak ditemukan dalam sekali dua kali percobaan. Tapi beratus-ratus kali atau bahkan mungkin ribuan.
Kamu bisa mengecek soal waktu yang paling tepat untuk mengirim digital campaign itu kapan? Misalnya di rilisan yang pertama kamu mengeluarkan digital campaign di jam 12 siang, tapi kurang engagementnya. Lalu selanjutnya kamu kirim di jam 8 malam dan ternyata punya engagement yang baik. Maka kamu bisa memakai formula tersebut untuk digital campaign yang selanjutnya.
BACA JUGA: Cara Membuat Database MySQL Yang Benar
5. Kontak Database Tidak Update
Kalau dalam digital campaign ini kamu menggunakan cara mengirimkan email, maka kamu harus selalu mengupdate data kontak email yang kamu punya dengan baik dan teratur. Salah satu Alasan Digital Campaignmu Gagal adalah karena kontak databasenya tidak update lagi, sehingga email yang dituju kebanyakan tidak aktif. Jadi kalau email tidak aktif, bagaimana kita bisa mengirim digital campaign dan dibaca orang tersebut kalau emailnya saja sudah berbeda.
Jadi usahakan untuk selalu mengupdate data kontak para konsumenmu. Kamu bisa melakukannya dengan secara rutin mengirimkan email yang berisi permintaan untuk mengupdate email, atau kamu juga bisa secara rutin mengirimkan newsletter sehingga kamu menjadi pihak yang dalam mata konsumen tetap berharga. Sehingga mereka juga tetap mengirimkan padamu kontak mereka ketika mereka merubah kontaknya tanpa kamu minta.
6. Berlebihan
Alasan Digital Campaignmu Gagal yang terakhir adalah kamu membuatnya terlalu berlebihan. Baik secara desain, copy, dan lain sebagianya. Misalnya kamu sudah memahami konsep menantang konsumen, lalu kamu terlalu menantang. Pertama, konsumen bisa tertarik, atau malah muak dengan cara itu. Kalau muak, efeknya bisa buruk untuk digital campaignmu. Begitu juga dengan gambar atau desain yang kamu gunakan di digital campaignmu. Usahakan selalu update dan seolah-olah baru atau fresh. Sehingga setiap kali orang melihat digital campaignmu, mereka akan terhibur dan tidak cepat bosan.
Itu tadi 6 Alasan Digital Campaignmu Gagal. Kamu harus memperhatikan dengan baik Alasan Digital Campaignmu Gagal. Mungkin saja dari 6 ini, kamu menemukan hal lain yang menjadi Alasan Digital Campaignmu Gagal. Perhatikan dengan baik, koreksi, catat, lalu buat yang lebih baik dari pencatanmu itu. Semoga bermanfaat!
Member since 2 Jul 2013