idwebhost Bikin Website Sekarang

Perbedaan Website Statis dan Website Dinamis, Yuk, Kenali Bedanya!

Perbedaan Website Statis dan Website Dinamis, Yuk, Kenali Bedanya! campaign-unlimited

Sudah tahu perbedaan website statis dan dinamis? Keduanya mungkin terdengar asing di telinga, tapi sebenarnya kita sering banget berinteraksi dengan keduanya dalam kehidupan sehari-hari.Ā 

Tujuan utama artikel ini adalah untuk membantu kamu, pembaca setia, memahami perbedaan mendasar antara website statis dan dinamis. Dengan begitu, kamu bisa memilih jenis website yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis atau pribadimu.

Perbedaan Website Statis dan Website DinamisĀ 

perbedaan website statis dan website dinamis

Singkatnya, website statis itu kayak poster di dinding yang isinya enggak pernah berubah, sementara website dinamis itu lebih kayak papan tulis yang bisa terus diisi dan dihapus sesuai kebutuhan.

Perbedaan paling mencolok antara keduanya terletak pada struktur, konten, dan teknologi yang digunakan. Website statis punya struktur yang lebih kaku, kontennya pun cenderung tetap, dan biasanya dibuat menggunakan HTML, CSS, dan sedikit JavaScript. 

Sedangkan website dinamis punya struktur yang lebih fleksibel, kontennya bisa berubah-ubah, dan dibangun menggunakan bahasa pemrograman yang lebih kompleks seperti PHP, Python, atau Ruby. 

Website Statis

Bayangkan website statis itu seperti sebuah brosur atau pamflet. Isinya sudah jadi, cetak, dan siap disebar. Begitu juga dengan website statis, setiap halamannya sudah jadi satu kesatuan yang utuh sejak awal. Jadi, ketika kamu mengakses halaman A, semua elemen di halaman itu sudah dimuat sekaligus.

Kenapa website statis bisa lebih cepat? Karena semua yang kamu butuhkan sudah siap saji, server enggak perlu lagi ngeluarin tenaga ekstra buat ngolah data atau menjalankan script. Ini mirip kayak kamu langsung buka buku di halaman yang kamu mau, enggak perlu nyari-nyari dulu kan?

Soal keamanan, website statis juga punya nilai plus. Karena strukturnya yang sederhana dan enggak banyak melibatkan database, risiko terkena serangan hacker jadi lebih kecil. Bayangkan saja, kalau website statis itu kayak rumah yang pintunya selalu terkunci, sedangkan website dinamis itu kayak rumah yang pintunya sering dibuka-tutup.

Dari segi biaya, website statis juga lebih ramah di kantong. Proses pembuatannya lebih cepat dan enggak perlu banyak keahlian khusus. Selain itu, biaya perawatannya pun lebih murah karena enggak perlu ada sistem manajemen konten yang rumit.

Tapi, tentu saja ada sisi kurangnya. Website statis itu kurang fleksibel. Mau nambahin fitur baru atau ngubah tampilan? Harus edit kode secara manual satu per satu. Ribet banget kan? 

Terus, masalah pembaruan konten juga jadi tantangan. Setiap kali mau ganti tulisan atau gambar, harus edit file HTML-nya langsung. Bayangkan kalau kamu punya ratusan halaman, pasti butuh waktu yang lama.

Terakhir, soal SEO. Website statis memang bisa dioptimasi untuk mesin pencari, tapi enggak semudah website dinamis. Karena strukturnya yang kaku, ada beberapa hal yang sulit dilakukan, seperti membuat URL yang dinamis atau membuat sitemap yang otomatis terupdate.

Website Dinamis

Website dinamis ini lebih kompleks dan menggunakan teknologi yang lebih canggih. Bayangkan, website dinamis itu kayak sebuah rumah pintar yang bisa kamu atur dari mana aja.

Teknologi apa aja sih yang mendukung website dinamis? Biasanya, website dinamis menggunakan database untuk menyimpan data, CMS (Content Management System) untuk mengelola konten, dan bahasa pemrograman seperti PHP, Python, atau Ruby untuk membangun logikanya. 

Jadi, konten website enggak disimpan langsung di file HTML, tapi di database. Ini yang bikin website dinamis jadi lebih fleksibel.

Kenapa website dinamis lebih fleksibel? Karena kontennya bisa diambil dari database, kamu bisa dengan mudah mengubah tampilan, menambahkan fitur baru, atau bahkan membuat konten yang bersifat personalisasi. 

Misalnya, kamu bisa menampilkan produk yang berbeda-beda untuk setiap pengunjung berdasarkan riwayat pencarian mereka. 

Gimana caranya memperbarui konten? Tinggal login ke CMS, lalu tinggal edit aja. Gampang banget kan?

Selain itu, website dinamis juga punya banyak fitur keren. Kamu bisa bikin toko online, forum diskusi, blog, sistem reservasi, atau fitur interaktif lainnya. Semuanya bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan bisnis kamu.

Tapi, tentu aja ada sisi negatifnya. Website dinamis cenderung lebih lambat dibandingkan website statis. Karena harus berinteraksi dengan database, proses loading halaman jadi sedikit lebih lama. 

Selain itu, keamanan juga jadi tantangan. Karena ada database yang menyimpan data penting, website dinamis jadi lebih rentan terhadap serangan hacker. Terakhir, biaya pembuatan dan perawatan website dinamis juga lebih mahal. Kamu butuh developer yang lebih ahli dan infrastruktur server yang lebih kuat.

Kapan Harus Menggunakan Website Statis dan Dinamis?

Jadi, kapan sih kamu harus pakai website statis dan kapan harus pakai website dinamis? Mari kita bahas satu per satu.

Kapan Harus Menggunakan Website Statis?

Website statis itu cocok banget buat kamu yang punya kebutuhan website sederhana dan enggak terlalu sering berubah-ubah kontennya. Contohnya:

  • Portofolio: Kalau kamu seorang desainer atau fotografer, website statis bisa jadi pilihan yang bagus untuk menampilkan karya-karyamu. Desainnya bisa dibuat lebih minimalis dan fokus ke karya-karyamu.
  • Landing Page: Kalau kamu lagi bikin kampanye promosi produk atau layanan tertentu, landing page statis bisa jadi pilihan yang efektif. Desainnya bisa dibuat lebih simpel dan langsung ke tujuan, yaitu mengajak pengunjung untuk melakukan tindakan tertentu.
  • Website Profil Perusahaan: Website profil perusahaan yang isinya informasi dasar tentang perusahaan juga cocok banget pakai website statis.

Kenapa website statis cocok untuk kasus-kasus di atas? Karena kontennya cenderung statis dan enggak terlalu sering berubah. Jadi, kecepatan dan keamanan website jadi prioritas utama.

Kapan Harus Menggunakan Website Dinamis?

perbedaan website statis dan website dinamis

Nah, kalau kamu butuh website yang lebih fleksibel dan punya banyak fitur, website dinamis adalah pilihan yang tepat. Contohnya:

  • Toko Online: Buat kamu yang mau jualan produk secara online, website dinamis adalah pilihan yang wajib. Dengan website dinamis, kamu bisa dengan mudah mengelola produk, mengatur harga, dan memproses pembayaran.
  • Blog: Kalau kamu suka nulis dan mau berbagi informasi dengan orang lain, blog yang berbasis website dinamis adalah pilihan yang tepat. Kamu bisa dengan mudah membuat postingan baru, mengelola komentar, dan menambahkan kategori.
  • Platform Sosial Media: Platform sosial media seperti Facebook, Instagram, dan Twitter itu intinya adalah website dinamis. Bayangkan kalau setiap kali ada pengguna yang posting, semua halaman harus dibuat ulang. Itu akan sangat tidak efisien.
  • Website Berita: Website berita juga membutuhkan website dinamis agar bisa terus memperbarui informasi terbaru.

Kenapa website dinamis cocok untuk kasus-kasus di atas? Karena kontennya selalu berubah-ubah dan membutuhkan fitur-fitur yang lebih kompleks. Dengan website dinamis, kamu bisa dengan mudah mengelola konten dan memberikan pengalaman yang lebih interaktif kepada pengunjung.

Kesimpulan

Itulah tadi perbedaan website statis dan website dinamis. Buat website sesuai dengan kebutuhanmu, ya Sahabat! Bikin website cepat dan mudah, ya di IDwebhost!

Atau mau migrasi hosting? IDwebhost juga punya layanannya, coba sekarang!

Taufiq Prasetya Pradana

Member since 6 Sep 2019