Apa itu Web Stories ? Pengertian dan Cara Membuat Web Stories
Web Stories adalah cara unik yang dapat menarik interaksi user kedalam website. Layaknya stories yang bisa kita lihat di Instagram ataupun whatsapp.
Menambahkan fitur ini juga sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Kamu bisa menginstalnya pada website dengan mengikuti pembahasan pada artikel ini.
Namun ada baiknya kamu perlu tahu pengertian web stories dan manfaatnya, lesgooo!
Contents
Apa itu Web Stories?
Web stories adalah konten website dengan format story layaknya kamu ketika melihat story di Instagram ataupun Whatsapp. Hanya saja berformat website.
Fitur ini membuat pengunjung dapat menjelajahi konten dengan mengetuk atau tap atau menggeser(slide) kontennya.
Dengan format story, konten yang tertampil jadi dapat memenuhi layar sehingga terlihat lebih luas dan menarik.
Meskipun fitur ini ditujukan untuk mobile, kamu juga dapat membuatnya untuk versi desktop. Bahkan, story juga dapat di-share seperti stories CNN yang bisa kamu cek di link di bawah ini :
https://edition.cnn.com/ampstories/tech/the-hottest-new-smartphones-of-2020
Bagaimana? Menarik bukan? Jika tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tentang stories ini, kamu dapat membaca poin selanjutnya di bawah ini.
Manfaat Web Stories
Selain tampilannya menarik, fitur ini juga bermanfaat untuk diterapkan pada website bisnis seperti :
1. Membuat Visitor Betah di Website
Fitur Stories pada website ini memungkinkan orang untuk menikmati konten secara lebih fresh, ringan, dan menyenangkan karena menarik untuk dilihat.
Berdasarkan informasi dari That Website is Me, keberadaan fitur ini mampu meningkatkan spend time user atau waktu yang dihabiskan pengunjung di website dari 20 detik menjadi 4 menit. Terlebih lagi, sebanyak 87% orang melakukan klik hingga akhir pada konten stories yang disajikan. Bagaimana denganmu? Merasa tertarik untuk mencoba menerapkannya pada website sendiri ?
2. Memaksimalkan Potensi Traffic
Google mendukung stories ini supaya tampil di halaman pencarian Google seperti Google Search, Google Discover, hingga Google Image.
Jadi potensi traffic website menjadi lebih tinggi, daripada menggunakan instagram stories, fleet, ataupun fitur sosmed lainnya.
3. Mendorong Konversi
Keunggulan lain menggunakan fitur ini adalah dapat mendorong konversi yang kamu bangun melalui landing page.
Kamu bisa menggunakan CTA atau Call to Action ketika membuat web stories. CTA adalah instruksi atau teks pada halaman website, banner ad, dan juga email. Tujuannya untuk mengarahkan atau mengajak pengunjung agar dapat melakukan sesuatu sesuai instruksi atau informasi yang dibuat oleh pemilik website.
Kamu dapat menambahkan beberapa contoh CTA, seperti, Beli Sekarang, Download, Pelajari Sekarang dan lain sebagainya. Stories dapat langsung mengantarkan pengunjung menuju ke pembelian ataupun halaman yang diinginkan.
Cara Membuat Web Stories
Untuk membuat web stories, kamu bisa mengikuti caranya di bawah ini :
1. Install Plugin Web Stories
Langkah pertama adalah dengan menginstall plugin Web Stories, khusus untuk kamu pengguna WordPress. Cara install web stories adalah :
Masuk ke Menu Plugins dari Dashboard WordPress
Silakan login terlebih dahulu ke halaman admin WordPress. Setelah itu, masuk ke halaman plugins dengan klik Plugins -> Add New.
Di halaman ini, kamu sudah siap untuk menuju langkah menginstall plugin. Caranya silakan ketik plugin Web Stories di kolom pencarian.
Download dan Aktifkan Plugin Web Stories
Setelah itu, akan terlihat plugin “Web Stories”. Selanjutnya klik tombol “Install Now”.
Jika sudah, klik activate dan tunggu beberapa saat hingga plugin tsb aktif.
Plugin Web Stories telah Berhasil Terpasang
Pada dashboard WordPress, kamu sudah dapat menemukan menu stories. Artinya, plugin Web Stories sudah berhasil terpasang.
Sekarang, kamu dapat membuat fitur stories di WordPress.
2. Buat Web Stories
Untuk membuat halaman stories. Silakan klik tombol “Create New Story”. Setelah itu kamu dapat berkreasi membuat stories yang diinginkan.
3. Tambahkan Judul
Berikutnya kamu akan menemui kanvas putih kosong yang siap untuk didesain. Pada bagian ini, kamu dapat menambahkan judul stories sesuai kebutuhan. Jika sudah, klik “save draft” untuk menyimpan hasil rancangan.
4. Masukan Gambar ke Kanvas Story
Pada tahap berikutnya, kamu dapat menambahkan gambar ke kanvas. Web Stories sudah menyediakan template siap pakai yang dapat dimodifikasi sendiri.
Kamu juga bisa menggunakan gambar dari WordPress Media Library untuk mengupload gambar dari sumber lainnya.
Setelah selesai memilih gambar, kamu dapat mengatur ukurannya pada kanvas sesuai kebutuhan.
5. Tambahkan Teks
Agar semakin lengkap, kamu bisa memberikan teks ke dalam kanvas tersebut. Caranya, klik simbol Text di sidebar kiri.
Selain itu, Fitur stories untuk website ini juga menyediakan berbagai fitur edit teks yang dapat diatur dari heading, ukuran, warna, mengubah jenis font, dan banyak lagi.
6. Upload Story
Nah di langkah terakhir, setelah semua persiapan selesai, silakan klik tombol “Publish” Jika sudah, akan tertampil icon warning pada tombol tersebut.
Icon warning ini memberitahu agar memeriksa ke bagian menu Checklist pada sidebar kanan. Di menu ini, kamu dapat melihat berbagai rekomendasi yang dapat mengoptimalkan web stories. Contohnya jumlah halaman dan teks, post, dan banyak lagi.
Tapi, kamu juga dapat mengabaikan checklist ataupun mengikuti sesuai petunjuk yang tertampil. Jika dirasa sudah pas, kamu dapat mengklik tombol “Published”.
Fitur Web Stories
Setelah mengetahui caranya,kamu dapat memahami fitur-fitur yang disediakan agar semakin memaksimal dalam membuat fitur stories untuk website ini, sebagai berikut :
1. Menambah Halaman Baru
Kamu dapat membuat dan melakukan upload beberapa halaman sekaligus dengan fitur ini.
Caranya silakan klik icon+ pada bagian bawah kanvas. Setelahnya kamu dapat menambah kanvas tambahan.
2. Duplikat Halaman
Kamu dapat melakukan duplikasi halaman dengan klik icon Duplicate Page dan sudah mendapatkan kanvas yang sama.
3. Mengubah Susunan Halaman
Lalu, kamu juga dapat mengubah susunan halaman stories dengan mudah yaitu dengan tekan lama kemudian seret ke posisi yang diinginkan.
Setelahnya susunan halaman stories akan berubah sesuai keinginan.
4. Mengedit Stories yang Telah Di-publish
Ketika telah mem-publish Stories tapi menyadari ada kesalahan kecil seperti typo, kamu bisa menggunakan fitur editor bahkan untuk Stories yang telah terlanjur di-upload.
Jadi kamu pun dapat melakukan edit Stories kapanpun tanpa perlu membuatnya ulang.
Setelah selesai mengedit, klik tombol “update” agar stories yang dibuat dapat di perbarui.
5. Melakukan Jadwal Waktu Publish
Layaknya seperti scheduling post di sosial media, kamu juga dapat melakukan penjadwalan waktu publikasi Stories sesuai yang diinginkan.
6. Mengatur Durasi Web Stories
Lebih menariknya lagi, kamu juga dapat melakukan pengaturan durasi stories tersebut tertampil. Untuk waktu maksimal tayangnya adalah 20 detik.
Kesimpulan
Setelah mengetahui fitur stories untuk website seperti yang dibahas pada artikel ini, apakah kamu sudah mulai tertarik untuk menerapkan fitur ini pada websitemu?
Untuk cara penginstalan dan mengetahui fitur-fiturnya, kamu dapat mengikuti cara-caranya seperti yang dibahas pada artikel ini.
Semoga bermanfaat
Kamu juga dapat mengikuti informasi di blog IDwebhost ini supaya mendapatkan info seputar bisnis secara gratis.
Lalu, IDwebhost juga memiliki promo hosting dan domain yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan hosting atau domain pada website.
Member since 2 Jul 2013