Perkembangan E-Commerce di Indonesia

7 Apr 2020
Perkembangan E-Commerce di Indonesia campaign-unlimited

Landasan

Mengutip data dari GlobalWebIndex, Indonesia merupakan negara dengan tingkat adopsi E-Commerce tertinggi di dunia pada 2019. Sebanyak 90 persen dari pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun di Indonesia pernah melakukan pembelian produk dan jasa secara online.

Tidak hanya dari sisi perubahan gaya hidup konsumen, industri e-commerce juga membuka lebih banyak peluang bisnis baru, serta menghasilkan dampak beruntun (trickle-effect) bagi industri di sektor pendukung, seperti logistik, infrastruktur IT, dan operator e-commerceTrend E-Commerce kini semakin marak. Perkembangan teknologi dan banyaknya penggunaan gadget, khususnysa oleh anak muda, menjadi salah satu penyebab E-Commerce berkembang sangat pesat di Indonesia Kini Millennials pun banyak yang berlomba-lomba untuk terjun ke dunia E-Commerce tersebut, agar mereka bisa mengembangkan bisnisnya dengan mudah

Mengenal 3 Model Bisnis Ecommerce

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firma Iblis Word, tahun 2020 diperkirakan akan menjadi tahun emas bagi bisnis ecommerce. Tahun ini akan menjadi peluang emas bagi mereka yang ingin menggeluti bisnis online. Meski demikian, penting bagi calon pelaku bisnis untuk memahami model bisnis apa yang sebaiknya dipilih. Untuk itu, berikut 3 model bisnis ecommerce yang wajib dipahami.

1. Model Bisnis C2C (Consumer to Consumer)

Antara konsumen dengan konsumen, inilah inti dari model bisnis C2C. Aktivitas bisnis ini umumnya melibatkan perorangan. Seorang konsumen individu menjual barang atau jasa kepada konsumen yang lain. Karena modal yang kecil, model bisnis ini pun begitu populer.

Bisnis C2C dapat dibagi lagi menjadi 2 model, yakni P2P atau classified dan marketplace. Namun meski skala bisnis ini kecil dan tidak begitu membutuhkan pinjaman modal usaha, pelakunya bisa saja tumbuh hingga mencapai skala bisnis yang lebih besar.

2. Model Bisnis B2C (Business to Consumer)

Model bisnis ini merupakan model bisnis yang paling jamak dijumpai dalam pasar ecommerce. Sesuai dengan namanya, model bisnis ini melibatkan bisnis yang dalam hal ini adalah produsen dengan konsumen. Karena itulah, model B2C ini menyerupai model ritel tradisional.

Salah satu contoh dari model bisnis B2C adalah toko online. Meski demikian, kini model bisnis ini semakin mengalami peleburan dengan bisnis C2C. Ini terjadi karena adanya penilaian reputasi yang semakin merata. Bahkan konsumen yang memiliki reputasi penjualan bagus juga dipandang cukup kredibel layaknya bisnis berbentuk badan usaha.

Di sisi lain, dengan kredit modal usaha, konsumen individu bisa menjadi pelaku bisnis yang lebih besar hingga cukup layak untuk dimasukkan ke dalam kategori B2C.

3. Model Bisnis B2B (Business to Business)

Sesuai dengan namanya, model bisnis ini terjadi antara bisnis dengan bisnis. Penjual hanya fokus pada pasar bisnis saja dan tidak melayani pesanan dari konsumen.

Umumnya, model bisnis B2B ini lebih didominasi oleh penyedia jasa atau layanan. Meski demikian, ada juga yang merupakan penyedia barang. Misalnya saja seperti produsen perabot kantor atau supplier barang-barang yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Jika dibandingkan dengan model bisnis C2C ataupun B2C, pasar bisnis B2B memang lebih kecil. Meski demikian, bukan berarti model bisnis ini hanya memberi keuntungan dalam jumlah yang kecil.

Terus, seperti apa tren e-commerce 2020, dan bagaimana perusahaan menyiapkan diri untuk menyambutnya? Berikut ini 5 tren e-commerce 2020.

Perangkat Mobile masih Menjadi Andalan

Melanjutkan tren e-commerce tahun ini, perangkat mobile masih menjadi andalan dalam melakukan transaksi online. Tak heran sebenarnya, karena secara kemudahan dalam mobilitas dan mekanisme membuat perangkat ini makin diminati menjadi sarana transaksi.

COD Semakin Ramai

Fenomena COD (Cash on Delivery) atau pembayaran saat pesanan sampai akan menjadi andalan di masa mendatang. Ini berkaitan dengan masih belum berkembangnya rasa aman pada masyarakat tentang transaksi online. Meskipun sudah ada banyak marketplace yang menyediakan mekanisme rekening bersama, namun masih banyak yang belum merasa secure.

Industri Ekspedisi Semakin Berkembang

Ekspedisi merupakan salah satu backbone dalam e-commerce. Oleh karena itu, jasa ekspedisi banyak memberikan pengaruh terhadap tren e-commerce 2020. Yang paling dapat dibaca, adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menyediakan jasa pengantaran barang ini.

Media Sosial Kembali Berkibar

Setelah agak lama menggeliat akibat banyaknya penipu yang menjual via media sosial, kini media sosial akan semakin berkibar. Fasilitas  COD via ekspedisi banyak memberikan pengaruh dalam hal tren e-commerce. Apalagi secara frekuensi, orang lebih banyak membuka media sosial daripada aplikasi lainnya.

Fintech dan Alat Pembayaran Digital Makin Diandalkan

Start Up pembayaran digital semakin diminati oleh masyarakat. Terutama karena kemudahan dan bonus-bonus yang ditawarkan. Ditambah lagi, adanya  fasilitas gratis transfer ke bank-bank berbeda, meski terbatas, juga ikut mendorong pertumbuhannya.

Nah, berikut ini Ngobsan ( Ngobrol Santuy) #2 with CEO IDwebhost Ibu Herlin Dwi Yudiandari. Kita membicarakan seputar “Perkembangan E-Commerce di Indonesia” selengkapnya Sahabat bisa simak video berikut ini Lihat sampai selesai ya!

Melihat Lebih Jauh Perbedaan Bisnis eCommerce dan Toko Online

Bisnis ecommerce dan online shop tidaklah sama. Masih banyak orang yang salah mengartikan keduanya. Banyak yang mengira dua-duanya sama memiliki arti toko online. Padahal tidak demikian. Dalam arti yang luas bisnis ecommerce dan juga toko online sebetulnya berjalan beriringan satu sama lain. Ecommerce merupakan lapak tempat bagi para pemilik toko online untuk melakukan transaksi jual beli dengan customer. Sementara toko online adalah orang yang menjual barang atau jasa kepada pelanggan. Jadi ecommerce sama halnya dengan rumah atau mall tempat orang-orang menjajakan barang jualannya.

Mana Yang Paling Bagus? Berjualan Via Toko Online atau Marketplace?

Bisnis ecommerce yang menjamur memudahkan banyak orang untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Lalu mana tempat jualan yang paling bagus? Apakah via online shop atau marketplace. Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja anda harus mengetahui sendiri apa produk yang anda jual kepada pelanggan. Bagi anda yang merasa sebagai startup atau masih pemula, alangkah baiknya jika menjual produk tersebut via marketplace atau bisnis ecommerce saja

Kenapa? Karena hal ini akan memudahkan anda untuk mendapatkan pelanggan tetap. Pasang juga harga yang sesuai dengan harga pasar saat ini atau setidaknya harga yang kompetitif mudah dijangkau pembeli. Tapi jika anda pemilik produk atau merk yang berkualitas dan sudah dikenal banyak orang, kemungkinan menjualnya lewat toko online saja sudah cukup. Anda sudah punya pembeli tetap yang ingin mendapatkan produk berkualitas dari anda.