Message Broker: Apa Itu, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya
Sudah tahukah kamu mengenai apa itu message broker? Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama pada sistem terdistribusi, komunikasi antar layanan adalah hal yang tak terhindarkan.Â
Namun, jika komunikasi ini dilakukan secara langsung, sistem bisa menjadi kompleks dan sulit dikelola. Nah, di sinilah message broker berperan!
Tapi, bagaimana sebenarnya cara kerja message broker? Kenapa sistem modern sangat bergantung padanya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Message Broker?
Message broker adalah perangkat lunak yang berperan sebagai perantara dalam komunikasi antar layanan dalam sistem terdistribusi.
Ia bertugas menerima pesan dari satu layanan dan menyampaikannya ke layanan lain yang membutuhkannya.
Dengan mekanisme ini, layanan pengirim tidak perlu mengetahui detail layanan penerima, sehingga sistem menjadi lebih fleksibel, modular, dan mudah diperluas.
Kamu bisa membayangkan message broker seperti seorang kurir yang mengantarkan paket dari pengirim ke penerima. Pengirim tidak perlu tahu di mana alamat penerima secara langsung, cukup serahkan paket ke kurir, dan kurir akan mengurus sisanya.
Begitu juga dengan message broker, ia memastikan pesan sampai ke layanan yang tepat tanpa pengirim harus berkomunikasi langsung dengan penerima.
Keunggulan utama message broker adalah memungkinkan layanan bertukar pesan secara asinkron. Artinya, layanan pengirim tidak perlu menunggu respons dari layanan penerima untuk bisa melanjutkan tugasnya.
Pendekatan ini membuat sistem lebih efisien karena setiap layanan dapat bekerja secara independen, sehingga meningkatkan skalabilitas dan keandalan sistem secara keseluruhan.
Mengapa Message Broker Penting?
Sebelum adanya message broker, komunikasi antar layanan umumnya dilakukan menggunakan API berbasis HTTP.
Metode ini memang sederhana, tetapi memiliki beberapa tantangan besar:
- Ketergantungan Antar Layanan
Jika layanan A ingin mengirim data ke layanan B melalui API, maka layanan B harus selalu aktif. Jika layanan B mengalami gangguan, layanan A tidak bisa bekerja dengan normal, menyebabkan sistem menjadi kurang andal. - Komunikasi Sinkron yang Lambat
HTTP bersifat sinkron, yang berarti layanan harus menunggu respons sebelum bisa melanjutkan tugas berikutnya. Jika layanan penerima membutuhkan waktu lama untuk merespons, sistem bisa mengalami penundaan yang signifikan. - Risiko Kehilangan Data
Jika suatu pesan dikirim saat layanan penerima sedang offline, pesan tersebut bisa hilang. Ini sangat berisiko jika pesan itu penting, seperti transaksi pembayaran atau pembaruan data pelanggan.
Dengan message broker, semua tantangan ini bisa diatasi karena komunikasi menjadi asinkron. Artinya, layanan pengirim tidak perlu menunggu respons langsung, dan pesan tetap tersimpan hingga layanan penerima siap mengambilnya.
Cara Kerja Message Broker
Pada dasarnya, message broker bekerja dengan model produser-konsumer (producer-consumer), yang terdiri dari dua komponen utama:
- Producer (Pengirim Pesan)
Producer adalah layanan yang mengirim pesan ke message broker. Pesan ini bisa berupa perintah, data baru, atau notifikasi. - Consumer (Penerima Pesan)
Consumer adalah layanan yang mengambil pesan dari message broker dan memprosesnya sesuai kebutuhan.
Saat producer mengirim pesan, message broker akan menyimpannya dalam antrian (queue) atau meneruskannya ke layanan yang telah berlangganan (subscribe). Kemudian, consumer akan membaca pesan tersebut dan menjalankan tugasnya.
Pola Komunikasi dalam Message Broker
Terdapat dua pola utama dalam komunikasi menggunakan message broker:
1. Point-to-Point Messaging (Antrian Pesan)
Dalam model ini, setiap pesan hanya dikirim ke satu penerima. Setelah pesan diambil oleh consumer, pesan tersebut akan dihapus dari antrian. Model ini cocok untuk skenario seperti pemrosesan tugas berat, misalnya pemrosesan gambar atau analisis data.
2. Publish/Subscribe (Pub/Sub)
Dalam model ini, satu pesan bisa dikirim ke banyak penerima sekaligus. Producer mengirim pesan ke sebuah topic, dan semua layanan yang berlangganan (subscriber) akan menerima salinan pesan tersebut. Model ini sering digunakan dalam sistem notifikasi atau penyebaran informasi dalam skala besar.
Jenis-Jenis Message Broker
Ada beberapa message broker yang populer digunakan, baik yang bersifat open-source maupun berbasis layanan cloud. Berikut adalah beberapa yang paling umum:
1. RabbitMQ
RabbitMQ adalah salah satu message broker yang paling banyak digunakan. Keunggulannya terletak pada fleksibilitas dalam routing pesan, yang memungkinkan pesan dikirim berdasarkan aturan tertentu. RabbitMQ cocok digunakan untuk kebutuhan yang memerlukan pemrosesan pesan yang kompleks dan andal.
2. Apache Kafka
Kafka awalnya dikembangkan untuk menangani aliran data skala besar, seperti event tracking pada website. Kafka sangat kuat dalam menangani data dalam jumlah besar dengan throughput tinggi, menjadikannya pilihan utama untuk sistem yang membutuhkan pemrosesan data secara real-time.
3. Redis
Redis sebenarnya bukan message broker murni, melainkan in-memory data store. Namun, Redis sering digunakan sebagai message broker karena kecepatannya yang tinggi. Kekurangannya adalah ketahanan data yang lebih rendah dibandingkan sistem lain yang lebih tradisional.
4. Azure Service Bus
Azure Service Bus adalah layanan message broker yang disediakan oleh Microsoft. Layanan ini menyediakan fitur antrian pesan dan publish-subscribe, serta dirancang untuk digunakan dalam sistem berbasis cloud.
5. Amazon MQ
Amazon MQ adalah versi managed dari RabbitMQ yang disediakan oleh AWS. Dengan layanan ini, pengguna tidak perlu repot mengelola infrastruktur karena AWS menangani pengaturan dan pemeliharaan sistem.
Kelebihan dan Kekurangan Message Broker
Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya yang perlu kamu ketahui:
Kelebihan
- Komunikasi asinkron: Producer bisa mengirim pesan meskipun consumer sedang tidak tersedia. Ini mencegah hilangnya data.
- Mengurangi ketergantungan antar layanan: Setiap layanan bisa bekerja secara independen tanpa harus menunggu respons langsung dari layanan lain.
- Mempercepat pemrosesan: Karena tidak perlu menunggu respons langsung, sistem bisa lebih cepat dan efisien, terutama untuk tugas berat seperti pemrosesan file besar.
Kekurangan
- Tidak cocok untuk semua kasus: Untuk proses yang membutuhkan respons langsung, seperti otentikasi pengguna atau transaksi pembelian, message broker kurang efektif.
- Menambah kompleksitas sistem: Menggunakan message broker berarti menambahkan satu komponen tambahan dalam sistem, yang berarti perlu lebih banyak pengelolaan dan pemantauan.
- Kemungkinan bottleneck: Jika message broker terlalu banyak menerima pesan tetapi consumer lambat dalam memprosesnya, bisa terjadi antrean panjang yang menurunkan kinerja sistem.
Baca Juga: Apa Itu Bitly? Cara Menggunakan, Kelebihan, dan Kekurangan
Kesimpulan
Message broker menjadi solusi penting dalam komunikasi antar layanan dalam sistem terdistribusi.
Dengan mekanisme asinkronnya, message broker mengurangi ketergantungan antar layanan, meningkatkan keandalan sistem, dan memastikan data tetap tersampaikan meskipun layanan penerima sedang tidak aktif.Â
Di sisi lain, jika kamu ingin membangun sistem yang scalable dan efisien, pastikan memilih layanan hosting yang tepat seperti IDwebhost!