Perbedaan Docker vs Kubernetes, Bisakah Digunakan Bersama?

Perbedaan Docker vs Kubernetes, Bisakah Digunakan Bersama?
Ade Gusti's avatar
Ade Gusti

Waktu membaca menit

Kategori VPS

Update Terakhir 11 Feb 2025

Teknologi container menjadi salah satu fondasi utama dalam dunia DevOps. Dua nama besar yang sering muncul adalah Docker dan Kubernetes. Keduanya memainkan peran penting dalam pengelolaan aplikasi berbasis container, tetapi dengan fungsi yang berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan Docker vs Kubernetes dan apakah keduanya bisa digunakan bersama untuk kebutuhan proyek DevOps kamu.

Sekilas Docker vs Kubernetes

Docker adalah teknologi container runtime yang memungkinkan pembuatan, pengujian, dan deployment aplikasi dengan cepat. 

Dengan Docker, aplikasi dikemas dalam container yang berisi semua dependensinya, seperti library dan sistem tools, sehingga dapat dijalankan di berbagai lingkungan tanpa masalah kompatibilitas.

Kubernetes, di sisi lain, adalah alat orkestrasi container yang dirancang untuk mengelola, menskalakan, dan mengkoordinasikan aplikasi yang berjalan dalam container secara otomatis. 

Dengan Kubernetes, perusahaan dapat dengan mudah menjalankan aplikasi skala besar tanpa perlu mengelola infrastruktur secara manual.

Baca Juga: Cara Install Docker Engine di CentOS 9: Panduan Lengkap

Docker vs Kubernetes

Fitur Unggulan Docker dan Kubernetes

Fitur-fitur Docker

Menggunakan Docker untuk pengembangan dan deployment aplikasi? Yuk, kenali fitur-fitur unggulannya yang bikin semuanya jadi lebih praktis dan efisien!

#1. Docker Engine

Ini adalah inti dari teknologi Docker yang memungkinkan kamu membuat, menjalankan, dan mengelola container dengan lebih mudah.

Dibangun dengan runtime yang ringan, sehingga aplikasi bisa berjalan lebih cepat dan lebih fleksibel di berbagai lingkungan, termasuk di VPS.

#2. Docker Hub

Sebuah layanan registry berbasis cloud yang memungkinkan kamu menyimpan, berbagi, dan mendistribusikan container image secara global.

Sangat membantu dalam pengelolaan image, terutama untuk tim yang bekerja secara remote atau butuh deployment cepat.

#3. Docker Compose

Alat yang mempermudah orkestrasi aplikasi multi-container hanya dengan satu file konfigurasi (YAML).

Ideal untuk pengembangan lokal atau skala kecil tanpa perlu menggunakan Kubernetes yang lebih kompleks.

#4. Abstraction Layer

Memisahkan aplikasi dari sistem operasi dan infrastruktur, memastikan aplikasi berjalan dengan stabil di berbagai platform.

Dengan layer ini, kamu bisa menjalankan container di server manapun tanpa perlu khawatir soal kompatibilitas.

Baca Juga: Top 7 Alat Docker Container untuk Produktivitas di 2025

Fitur-fitur Kubernetes

#1. Orchestration Layer

Kubernetes mengotomatiskan proses deployment, manajemen, dan pengaturan container di seluruh cluster, mengurangi intervensi manual.

Dengan sistem orkestrasi ini, DevOps dapat lebih efisien karena semua proses berjalan otomatis, mulai dari provisioning hingga scaling.

#2. Auto Scaling

Kubernetes memiliki fitur Horizontal Pod Autoscaler (HPA) yang dapat menyesuaikan jumlah container berdasarkan beban kerja.

Selain itu, mendukung vertical scaling, memungkinkan peningkatan atau pengurangan resource (CPU/RAM) sesuai kebutuhan. Dengan auto scaling, aplikasi tetap berjalan optimal tanpa pemborosan sumber daya.

#3. Self-Healing

Kubernetes secara otomatis mendeteksi container yang gagal, lalu menggantinya dengan yang baru tanpa intervensi manual.

Fitur ini mengurangi downtime aplikasi, memastikan layanan tetap tersedia bagi pengguna. Jika sebuah node gagal, Kubernetes akan mendistribusikan ulang workload ke node lain dalam cluster.

#4. Service Discovery & Load Balancing

Kubernetes menyediakan DNS internal, memudahkan container untuk saling menemukan dan berkomunikasi tanpa konfigurasi manual. Load balancer bawaan mendistribusikan lalu lintas ke container secara merata, menghindari overload pada satu container saja.

Hasilnya? Aplikasi lebih stabil, cepat, dan mampu menangani lonjakan trafik tanpa hambatan.

Baca Juga: Arsitektur Aplikasi Web Adalah: Praktik Terbaik Tahun 2025

Perbedaan Utama Docker vs Kubernetes

Secara sederhana, Docker fokus pada pembuatan dan deployment container, sedangkan Kubernetes berperan dalam mengelola container dalam skala besar.

Berikut ini tabel perbandingan untuk membantu kamu memahami perbedaan Docker vs Kubernetes: 

FiturDockerKubernetes
Fungsi Container runtimeOrkestrasi container
Skala PengelolaanSkala kecilSkala besar
Auto ScalingTidak tersediaYa
Load BalancingTidak tersediaYa
Self-HealingTidak tersediaYa
Manajemen LayananTidak tersediaYa

Baca Juga: Memahami OLAP dan OLTP di Data Warehouse, Ini Perbedaannya!

Bisakah Docker dan Kubernetes Digunakan Bersama?

Jawabannya? Tentu bisa! Kubernetes dan Docker bukanlah pesaing, melainkan kombinasi sempurna untuk membangun sistem aplikasi berbasis container yang lebih kuat. 

Dengan integrasi Docker dan Kubernetes, bisnis kamu bisa mendapatkan performa, fleksibilitas, dan efisiensi maksimal dalam pengelolaan aplikasi!

Berikut beberapa manfaat menggunakan Docker dan Kubernetes bersamaan:

  • Skalabilitas
    Kubernetes secara otomatis menskalakan jumlah container sesuai beban kerja aplikasi. Dengan fitur auto scaling, sumber daya akan dialokasikan secara efisien tanpa perlu campur tangan manual.
  • High Availability
    Jika ada container yang gagal, Kubernetes akan menggantikannya secara otomatis, memastikan aplikasi tetap berjalan tanpa downtime.
    Kubernetes juga dapat mendistribusikan workload ke beberapa node untuk meningkatkan keandalan sistem.
  • Portabilitas
    Docker memungkinkan aplikasi berjalan di berbagai lingkungan tanpa perlu konfigurasi ulang.
    Kubernetes mengelola container tersebut dengan memastikan kompatibilitas dan kinerja optimal di berbagai platform cloud maupun on-premise.
  • Keamanan
    Kubernetes memiliki Role-Based Access Control (RBAC) untuk membatasi akses pengguna sesuai peran masing-masing.
    Fitur isolasi jaringan memastikan komunikasi antar-container tetap aman dan tidak mudah disusupi pihak luar.
  • Efisiensi Biaya
    Dengan otomatisasi dalam manajemen container, Kubernetes dan Docker mengoptimalkan penggunaan infrastruktur, sehingga lebih hemat biaya.
    Menghindari penggunaan sumber daya berlebih yang tidak diperlukan.
  • Integrasi CI/CD
    Kombinasi Docker dan Kubernetes sangat ideal untuk pipeline Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD).
    Proses build, test, dan deployment menjadi lebih cepat, aman, dan efisien, mendukung pengembangan aplikasi modern.

Baca Juga: GitLab vs GitHub: Mana Platform DevOps Terbaik Buat Kamu?

Menggunakan Docker dan Kubernetes

Contoh Penggunaan Docker dan Kubernetes

Kombinasi Docker dan Kubernetes telah menjadi standar dalam pengembangan aplikasi modern. Berikut beberapa contoh penggunaannya yang efektif:

#1. Microservices Deployment

Dalam arsitektur microservices, setiap layanan dikemas dalam container Docker, memastikan isolasi dan portabilitas.

Kubernetes kemudian mengatur, mengelola, dan menghubungkan semua container ini dalam satu cluster, mempermudah orkestrasi dan komunikasi antar layanan.

#2. Dynamic Scaling

Jika trafik aplikasi meningkat, Kubernetes bisa menambah container Docker secara otomatis untuk menangani beban kerja yang lebih besar.

Dengan fitur Horizontal Pod Autoscaler (HPA), sistem tetap responsif tanpa perlu intervensi manual, sehingga pengalaman pengguna tetap optimal.

#3. CI/CD Pipeline

Docker memastikan image aplikasi tetap konsisten, baik di lingkungan pengembangan, staging, maupun produksi.

Kubernetes memfasilitasi continuous deployment tanpa downtime, memungkinkan update aplikasi dilakukan dengan rolling updates atau blue-green deployment.

#4. Cloud-Native Applications

Docker dan Kubernetes memudahkan aplikasi untuk berjalan di berbagai cloud provider (AWS, GCP, Azure) tanpa perubahan besar dalam kode atau konfigurasi.

Dengan cloud-agnostic approach, bisnis bisa memilih solusi cloud yang paling sesuai tanpa terkunci pada satu vendor.

Baca Juga: 12 Alasan Python Sempurna untuk Web Development, Wajib Tahu!

Kesimpulan

Perbedaan Docker vs Kubernetes dapat dari dilihat dari fungsinya. Meski begitu, Docker dan Kubernetes memiliki peran penting dalam dunia DevOps jika digunakan secara bersamaan atau terintegrasi satu sama lain. 

Docker sangat berguna untuk pembuatan dan deployment container, sedangkan Kubernetes mempermudah pengelolaan dan orkestrasi container dalam skala besar. Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, keduanya bisa digunakan bersama untuk membangun sistem yang lebih efisien, skalabel, dan andal.

Jika kamu ingin mengembangkan proyek DevOps dengan menggunakan Docker dan Kubernetes, pastikan kamu menggunakan infrastruktur yang andal. 

IDwebhost menawarkan layanan VPS Murah dengan performa optimal untuk mendukung kebutuhan kontainerisasi dan orkestrasi aplikasi kamu. Yuk, mulai proyek DevOps kamu dengan hosting berkualitas dari IDwebhost!

container
Devops
docker
docker vs kubernetes
Kubernetes
menggunakan docker dan kubernetes
orkestrasi kontainer