Tips Mengisi Keyword Shutterstock, Dijamin Fotomu Laris!
Bagaimana cara mengisi keyword Shutterstock agar fotomu laku terjual? Pertanyaan ini kerap muncul di kalangan pengguna baru.
Tak heran, sebab menjual karya fotografi di Shutterstock membutuhkan lebih dari sekadar gambar yang menarik.
Foto yang sudah berhasil kamu unggah juga perlu ditemukan oleh calon pembeli. Nah, salah satu cara efektif untuk mencapainya adalah dengan menggunakan keyword yang akurat.
Dengan langkah ini, fotomu tidak hanya akan tampil di hasil pencarian, tetapi juga memiliki peluang lebih besar untuk dibeli.
Lalu? Bagaimana caranya? Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Contents
- 1 Tips Mengisi Keyword Shutterstock
- 1.1 1. Brainstorm Kata Kunci sebelum Pemotretan
- 1.2 2. Tambahkan Tanggal dan Lokasi Terlebih Dahulu
- 1.3 3. Gunakan Berbagai Jenis Kata Kunci
- 1.4 4. Gunakan Tesaurus untuk Inspirasi Baru
- 1.5 5. Simpan dan Atur Kata Kunci dengan Rapi
- 1.6 6. Masukkan Kata Kunci ke Metadata
- 1.7 7. Manfaatkan Alat Keywording Shutterstock
- 1.8 8. Buat Judul yang Akurat dan Spesifik
- 1.9 9. Tambahkan Informasi Unik
- 1.10 10. Deskripsikan Foto secara Detail
- 1.11 11. Pikirkan dari Sudut Pandang Pembeli
- 1.12 12. Gunakan Kata yang Sederhana
- 1.13 13. Jelaskan Keberagaman dalam Foto
- 1.14 14. Sertakan Informasi tentang Suasana Foto
- 1.15 15. Gunakan 20 hingga 40 Kata Kunci yang Relevan
- 1.16 16. Hindari Spam Keyword
- 1.17 17. Pertimbangkan Relevansi Global
- 2 Kesimpulan
Tips Mengisi Keyword Shutterstock
Shutterstock melalui website resminya telah beberapa kali berbagi tips untuk mengisi keyword dan judul agar fotomu semakin diminati.
Dirangkum IDwebhost, berikut sejumlah cara yang bisa kamu optimalkan untuk mengisi keyword Shutterstock:
1. Brainstorm Kata Kunci sebelum Pemotretan
Sebagian besar fotografer biasanya mengisi keyword di tahap akhir, setelah gambar selesai diedit. Tapi coba ubah cara berpikirmu. Lakukan brainstorming kata kunci bahkan sebelum memulai pemotretan.
Kenapa? Karena keyword yang relevan bisa membantu kamu merancang konsep foto yang lebih terarah dan sesuai tren.
Contohnya, Serenko Natalia, seorang fotografer keluarga, membaca majalah dan melihat foto-foto populer untuk mengetahui tren terbaru.
Ia mencatat ide-ide segar dan mulai memikirkan kata kunci yang relevan untuk setiap konsep yang akan ia buat.
Jadi, dengan riset kecil ini, kamu bisa memastikan foto yang diambil memang sesuai dengan permintaan pasar.
2. Tambahkan Tanggal dan Lokasi Terlebih Dahulu
Mike Ver Sprill, seorang fotografer lanskap, menyarankan untuk selalu mencatat detail lokasi dan tanggal pemotretan sejak awal.
Hal ini penting agar kamu tidak kesulitan saat harus mengisi informasi foto nantinya, apalagi jika kamu menangani ribuan gambar sekaligus.
Misalnya, jika kamu memotret Gunung Bromo saat sunrise, tambahkan detail seperti “Gunung Bromo, Jawa Timur, Indonesia, Januari 2025.”
Informasi ini akan sangat membantu pembeli yang membutuhkan gambar berdasarkan lokasi spesifik.
3. Gunakan Berbagai Jenis Kata Kunci
Elenabsl, seorang ilustrator asal Italia, merekomendasikan penggunaan tiga kategori keyword:
- Literal: Siapa, apa, dan di mana foto itu diambil.
- Konseptual: Emosi atau ide yang ingin disampaikan.
- Stilistis: Gaya atau elemen desain seperti warna atau komposisi.
Sebagai contoh, untuk foto “mobil listrik di kota pintar,” kamu bisa menggunakan:
- Literal: “mobil listrik,” “kota pintar.”
- Konseptual: “keberlanjutan,” “konservasi lingkungan.”
- Stilistis: “isometrik,” “vektor.”
Dengan cara ini, fotomu bisa lebih mudah ditemukan oleh pembeli dari berbagai latar belakang.
4. Gunakan Tesaurus untuk Inspirasi Baru
Jika kehabisan ide keyword, jangan ragu untuk memanfaatkan alat bantu seperti keyword.io atau tesaurus untuk menemukan sinonim yang relevan.
Natalia Ruedisueli, seorang fotografer asal Swiss, bahkan meminta pendapat keluarganya untuk mendapatkan sudut pandang baru. Jadi, jangan segan untuk mencari masukan dari orang lain!
5. Simpan dan Atur Kata Kunci dengan Rapi
Manajemen kata kunci adalah kunci efisiensi, terutama jika kamu memiliki ratusan atau ribuan foto.
Lilawa Studio merekomendasikan menggunakan aplikasi seperti Adobe Lightroom atau Google Sheets untuk menyimpan dan mengelompokkan kata kunci. Kamu bisa membuat sistem hierarki, misalnya:
- Kategori umum: “alam,” “kota,” “manusia.”
- Kata kunci spesifik: “Gunung Bromo,” “gedung pencakar langit,” “anak kecil.”
Dengan pengelolaan yang rapi, kamu akan lebih mudah menemukan kata kunci yang sudah pernah digunakan sebelumnya.
6. Masukkan Kata Kunci ke Metadata
Mengisi metadata langsung pada gambar adalah langkah praktis untuk menghemat waktu. Gunakan alat seperti Adobe Lightroom atau perangkat lunak gratis seperti Xpiks.
Dengan begitu, kata kunci akan langsung tersemat di file JPEG, sehingga kamu tidak perlu menambahkannya secara manual setiap kali mengunggah ke platform.
7. Manfaatkan Alat Keywording Shutterstock
Shutterstock menyediakan alat keywording untuk membantu para kontributornya menemukan kata kunci yang relevan.
Gunakan alat ini sebagai referensi tambahan. Setelah mendapatkan kata kunci, simpan di metadata gambar agar lebih efisien.
8. Buat Judul yang Akurat dan Spesifik
Judul adalah hal pertama yang dilihat oleh calon pembeli, jadi pastikan judul fotomu memberikan informasi yang jelas.
Pastikan judul fotomu menjawab pertanyaan dasar seperti siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa. Hindari judul yang terlalu umum. Sebagai gantinya, buat judul yang spesifik.
Misalnya, untuk foto dua anak bermain di taman, gunakan judul “Dua anak bermain di taman saat matahari terbenam” daripada hanya menulis “Anak-anak.” Judul yang spesifik akan membantu fotomu muncul di pencarian yang relevan.
9. Tambahkan Informasi Unik
Jika fotomu memiliki elemen unik, jangan lupa untuk mencantumkannya. Misalnya, jika kamu memotret menggunakan sudut pandang aerial (foto udara), tambahkan informasi tersebut di judul atau deskripsi.
Begitu juga jika kamu menampilkan budaya tradisional, seperti “Upacara pernikahan tradisional Jawa dengan dekorasi batik.”
10. Deskripsikan Foto secara Detail
Deskripsi yang detail membantu calon pembeli memahami konteks gambar. Contohnya, untuk foto orang memetik apel, jangan hanya menulis “Orang memetik apel.”
Gunakan deskripsi seperti “Wanita muda memetik apel merah di kebun saat musim gugur.”
Kalimat seperti ini tidak hanya memberikan gambaran yang lebih lengkap tetapi juga meningkatkan peluang fotomu ditemukan melalui pencarian.
11. Pikirkan dari Sudut Pandang Pembeli
Coba lihat fotomu dari sudut pandang pembeli. Kata kunci apa yang kira-kira mereka gunakan untuk menemukan gambar seperti milikmu?
Misalnya, untuk foto anak kecil yang berlari di pantai, gunakan kata kunci seperti “anak bermain di pantai” atau “keceriaan anak di tepi laut.”
12. Gunakan Kata yang Sederhana
Meskipun istilah teknis dalam fotografi menarik, pembeli mungkin tidak semuanya memahami istilah tersebut.
Oleh karena itu, gunakan kata yang sederhana seperti “latar belakang kabur” alih-alih “bokeh depth of field.” Namun, tetap sertakan istilah teknis jika pembelimu adalah profesional.
13. Jelaskan Keberagaman dalam Foto
Jika fotomu menampilkan model, tambahkan detail seperti usia, etnis, atau jenis kelamin. Contoh: “Pria dewasa Asia sedang bekerja di kantor modern.” Detail seperti ini penting untuk memberikan konteks yang jelas kepada pembeli.
14. Sertakan Informasi tentang Suasana Foto
Fotomu punya cerita atau nuansa tertentu? Jangan lupa untuk menuliskannya! Misalnya, untuk foto suasana santai di kafe, gunakan deskripsi seperti “Anak muda menikmati kopi di kafe hipster dengan suasana hangat.”
15. Gunakan 20 hingga 40 Kata Kunci yang Relevan
Idealnya, setiap foto memiliki 20–40 kata kunci yang relevan. Jangan berlebihan, tetapi pastikan semuanya relevan.
Misalnya, untuk foto seorang florist yang merangkai bunga, gunakan kata kunci seperti “florist,” “bunga,” “merangkai bunga,” dan “kreativitas.”
16. Hindari Spam Keyword
Shutterstock memiliki kebijakan ketat terhadap spam keyword. Jangan tambahkan kata kunci yang tidak relevan hanya untuk meningkatkan visibilitas, karena hal ini bisa membuat akunmu mendapatkan penalti. Misalnya, jangan menambahkan kata kunci “kembang api” untuk foto pohon.
17. Pertimbangkan Relevansi Global
Karena Shutterstock adalah platform global, pastikan kata kunci yang kamu gunakan mudah dipahami oleh audiens internasional.
Hindari istilah lokal yang tidak familiar kecuali memang relevan dan penting untuk fotomu. Contohnya, “Nasi tumpeng tradisional Indonesia” adalah istilah lokal yang relevan karena berkaitan dengan budaya.
Kesimpulan
Dengan menerapkan tips ini, fotomu tidak hanya akan lebih mudah ditemukan, tetapi juga memiliki peluang lebih besar untuk laku di Shutterstock.
Jangan lupa, setiap langkah kecil yang kamu ambil bisa memberikan dampak besar pada hasil penjualanmu.
Selain itu, pastikan kamu memiliki website profesional untuk memamerkan portofolio fotomu.
Dengan layanan hosting terbaik dari IDwebhost, kamu bisa membuat website yang cepat, aman, dan mudah diakses, sehingga calon pembeli semakin yakin untuk memilih karyamu. Selamat mencoba!
Member since 23 Aug 2024